Kamis, 20 Juli 2017

Matematika logis hari pertama

Si kecil sudah mama kenalkan dengan bentuk dan warna sejak lama. Dan ketika ada tantangan 10 hari belajar matematika logis mama pun lebih semangat mengajari si kecil tentang matematika dengan cara menyenangkan.

Wah..ternyata banyak sarana yang bisa kita gunakan untuk menstimulus si kecil, dengan kegiatan sehari-hari yang kita lakukan. Semua bisa kita jadikan sarana belajar.

Belajar dimana saja, kapan saja  dan dengan siapa saja. Tentu tidak semua orangtua faham dan punya konsep dasar seperti ini, perlu pengetahuan tambahan dan selalu belajar tanpa henti terutama belajar bagaimana menjadi seorang ibu dan orangtua yang bisa mendidik anak-anaknya dengan baik.

Karena tugas dan tanggung jawab pendidikan seorang anak itu adalah tanggung jawab orangtuanya. Dan kelak orangtuanyalah yang akan di mintai pertanggungjawaban atasnya. Bukan pengasuhnya atau gurunya, bukan pula nenek atau kakeknya.

Anak adalah cerminan sikap dan didikan kedua orangtuanya.
Tak mudah menjadi seorang ibu juga tidak susah menjadi seorang ibu.
Tinggal sudut pandang kita melihatnya dari sisi sebelah mana, Jadilah orangtua yang membuat bangga diri sendiri dan anak-anak kelak.  Dengan keberhasilan cara mendidik kita.

Anak tidak hanya butuh di kasih makan. Anak juga butuh kasih sayang dan perhatian penuh kedua orang tuanya. Terutama perhatian ibundanya tercinta, sudah kita mafhum semua bahwa 5 tahun pertama kehidupannya si kecil akan lebih lengket dengan ibunya.

Nah..disinilah pentingnya seorang Ibu sebagai madrasah pertama hadir untuk anak-anaknya. Sebelum si anak masuk sekolah dan belajar bersosialisasi dengan lingkungannya. Biarkan dirinya mendapatkan bekal pengetahuan awal dari orangtuanya.

Bismillah, belajar matematika logis bersama si kecil dengan cara menyenangkan. Belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar.
menjadikan bisa itu mudah menjadi suka itu baru tantangan.

Semoga kelak anak-anak tidak hanya bisa matematika juga menyukai matematika. Matematika bukan lagi menjadi momok yang menakutkan tetapi matematika itu menyenangkan.

Hari ke 1
BunsayIIP
I love math
Math around us

Rabu, 19 Juli 2017

Anak bukan hanya butuh makan

8Setiap bangun tidur dia sudah di sodori sepiring nasi, kemudian setelah itu di Biarkan bermain sesuka hati.
Menjelang jam 9 dia di kasih makan nasi lagi, padahal si anak tidak mau. Tapi tetap di paksakan walaupun sambil berlarian.
Sesi makan kedua selesai, lanjut sesi ketiga menjelang dzuhur atau setelah dzuhur. Si kecil di teriaki untuk makan nasi lagi, di rayu, di bohongi dan segala jurus di keluarkan agar si anak membuka mulut dan menghabiskan makanannya.

Heran..hati saya berkata, kok yah anak di suruh makan melulu. Kemudian di Biarkan bermain sesuka hati, ditinggal beberes rumah mungkin. Ditinggal masak atau Ditunggal tidur juga mungkin, entahlah dia menganggap bahwa anak-anak itu yah pekerjaannya bermain dan bermain saja.

Memang dunia anak itulah dunia bermain. Belum di wajibkan untuk shalat karena belum aqil baligh m. Tetapi entah kenapa yah justru disitu saya merasa sedih, ( eh..ini bukan sedang nyanyi yah). Apakah anak itu tidak perlu yah di kasih stimulus gitu. Misal di ajari baca basmallah, berdo'a sebelum dan sesudah makan. Atau hal lainnya yang dilakukan dengan cara bermain tetapi sesungguhnya itu juga dalam rangka belajar.

Tidak bisa menyalahkan sih, tapi hati ini menjadi sedih ketika generasi bangsa tumbuh dengan cara seperti itu. Lalu bagaimana masa depannya nanti, memang tidak ada yang tahu bagaimana nasib seseorang itu. Tetapi bukankah anak itu cerminan dan hasil didikan dari orangtuanya.

Banyak anak di Biarkan begitu saja, bermain tak mengenal waktu. Tidak di perhatikan apalagi di beri kasih sayang, peran orang tua di gantikan oleh sang nenek. Ayah pun tak turut serta dalam pendidikan seorang putri, entahlah saya hanya melihat dan saya hanya berusaha mencari hikmah. Bukan untuk membandingkan dan merasa saya sudah menjadi ibu yang baik, jauhkan dari sifat sombong ya robb.

Sesungguhnya saya pun masih belajar, dan ingin terus belajar. Saya ingin sekali membuka mata hati seorang ibu dan mengembalikan lagi kepercayaan diri mereka sebagai seorang ibu yang mendidik dan merawat sendiri putra putrinya.

Bukan sebaliknya seorang ibu yang bangga ketika dia punya pekerjaan dengan gaji yang besar serta punya kedudukan strategis di kantornya, sedangkan anaknya tak di rawat dengan baik. Baginya di titipkan kepada orangtua itu menjadi alternatif solusi terbaik daripada di titipkan sama baby sitter yang kini banyak kasusnya.

Alih - alih merasa bangga dan merasa berguna untuk sekitar. Dan merasa bahagia mempunyai penghasilan sendiri, marilah kita tengok hati kecilnya. Kita luangkan waktu sejenak untuk bertanya dari hati ke hati kepada seorang ibu bekerja. Apakah dia mau meninggalkan anaknya dan di rawat oranglain. Dan si anak menjadi lebih dekat dengan si pengasuh? Jawaban pasti tidak, tapi..

Nah..Jika sudah ada kata tapi di belakang itu kita perlu memperbaiki diri sebagai seorang ibu. Ibu itu adalah sekolah yang pertama untuk anaknya, anak akan meniru dan belajar apapun pertama kali dari ibunya.

Jangan salah dan jangan menganggap mendidik anak itu merupakan hal mudah sehingga kita cenderung melalaikannya. Sungguh di hari pembalasan nanti kita sebagai orangtuanyalah yang akan di mintai pertanggungjawaban atas amanah yang telah allah berikan pada kita.

Semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur dan tidak melalaikan tugas dan tanggung jawab sebagai orangtua. Allahuma amin

Jumat, 14 Juli 2017

Terimakasih ibu mertua

Usianya kini tak lagi muda, terbukti dari uban yang mulai nampak dirambutnya. Tapi kelembutan dan kesehajaannya tidak pernah menua, itu terbukti dari setiap kalimat yang beliau ucapkan.
Anaknya kini telah jauh, tak berada lagi di sampingnya mengarungi hidup ini demi mencari ilmu dan penghidupannya masing-masing. Anak sulungnya itulah yang kini menjadi pendamping hidupku, menjadi Ayah dari anak-anak ku.
Lelaki yang tangguh bertanggung jawab dan penuh kasih sayang dan kesabaran, aku tahu dia pun menjadi sosok yang seperti sekarang karena didikan dari ibunda tercinta, ibu mertuaku.
Suamiku tiba-tiba akan terdiam seketika dan air matanya tiba-tiba meleleh, ketika dia mendengar atau melihat langsung kesusahan yang dialami oleh ibundanya.
Mas arif tahu dan dia ingin sebagai seorang anak membalas segala apa yang pernah orangtua berikan padanya. Menanggung semua beban hidupnya, semakin dia meminta semakin sulit pula hal itu di lakukan olehnya.
Menyadari bahwa kasih sayang dan segala yang di lakukan ibunda terhadapnya tidak akan pernah tergantikan oleh apapun, pernah suatu ketika aku merasa iri ketika suamiku begitu menyayangi ibundanya. Padahal tidak sepantasnya aku begitu, bahkan suamiku sudah sangat baik terhadapku dan anakku.
Akan selalu aku ingat  bahwa
" seorang istri itu milik suaminya dan seorang lelaki adalah milik ibunya"
Walaupun telah berumah tangga dan menjadi seorang suami. Mempunyai istri dan anak sebagai tanggung jawab nya, tetapi tanggung jawab nya terhadap seorang ibu tidak bisa di lepaskan begitu saja. Bahkan seorang lelaki yang telah menjadi seorang suami harus mendahulukan kepentingan orangtuanya setelah kewajibannya sebagai seorang suami dan ayah terpenuhi.
Bersyukur dan bahagia luar biasa, mempunyai ibu mertua yang tidak pernah menganggap aku sebagai menantunya. Yah..ibu mertuaku menganggap aku sebagai anaknya sendiri, semenjak ijab qabul itu di lakukan dan kami dinyatakan sah menjadi sepasang suami istri, dan bertambahlah anak ibu mertuaku menjadi 4 orang di tambah dengan istri anak sulungnya, mas arif yang kini menjadi suamiku.
Subhanallah, malu aku pada diriku sendiri. Yang jarang memeluk dan mencium orangtuaku. Padahal suamiku selalu melakukannya bahkan pada ibuku, yah ibu mertua suamiku. Yang sudah mas arif anggap sebagai ibundanya sendiri, sungguh luar biasa allah memberikan semuanya di kehidupanku ini.
Justru aku yang sering mengecewakan ibu mertuaku dengan sikapku yang menunjukkan bahwa aku saat itu tidak kerasan tinggal di rumah ibu mertua, rumah masa kecil suamiku. Entahlah bagiku suasana yang sepi jauh dari kota akses kemana - mana susah, ditambah kondisi pedesaan yang ah..bosan aku hidup di desa.
Waktu berjalan dan alhamdulillah kini tidak ada kata tidak kerasan ketika kita  berkunjung kerumah ibu mertua, seringkali kami malah ditinggal mas arif pulang terlebih dahulu. Dan kita ditinggal disini untuk beberapa saat sebelum kembali pulang, dan aku pun merasa tidak ada masalah. Sudah aku anggap rumah ibu mertuaku juga rumahku sendiri, karena  ibu mertuaku itu juga ibuku sendiri. Walaupun dia tidak melahirkanku tetapi beliau telah melahirkan lelaki hebat yang kini bertanggung jawab terhadap keluarga nya, menjadi panutan dan menjadi Ayah serta suami yang penuh kesabaran dan kasih sayang.
Terimakasih ibu mertuaku..kau telah didik anak-anak mu dengan penuh cinta dan kasih sayang, kau telah membuktikan bahwa amanah allah berupa anak itu perlu di jaga dengan sebaik-baiknya dan di didik dengan sebaik-baiknya pula, karena tanggung jawab untuk mendidik anak adalah kewajiban orangtuanya. Sekali pun anak itu di masuk ke sekolah atau ke pondok pesantren, bukan berarti ketika anak sudah di masukkan ke lembaga pendidikan kemudian orangtuanya lepas tangan. Itu adalah kesalahan terbesar yang di lakukan orangtua.
Aku pun banyak belajar darinya, bismillah berharap segala yang baik darinya bisa aku tiru sehingga anakku kelak menjadi lelaki seperti ayahnya. Terutama menjadi lelaki yang soleh, penyayang, penyabar dan bertanggung jawab.
Dan..Suatu ketika suami berujar kepadaku bahwa dia punya nadzar ingin mendaftarkan orangtuanya untuk naik haji, dan dia meminta keikhlasan ku.  Alhamdulillah niat yang sungguh mulia dari seorang anak untuk kedua orangtuanya, tak sedikitpun aku akan menghalangi. Justru turut mendoakan semoga senantiasa di lancarkan rezekinya untuk bisa secepatnya mendaftarkan ibu dan bapak mertuaku.
Rekening haji pun telah di buat dan kini tinggal menunggu transfer dari anak sulungnya untuk biaya pendaftaran haji. Kemudian mengurus ke departemen agama setempat untuk mendapatkan porsi dan tinggal menunggu waktu berangkatnya.
Bersyukur mempunyai suami yang begitu menyayangi orangtuanya, sadar bahwa segala yang telah dilakukan Ayah dan ibundanya tidak bisa dia balas sampai kapan pun bahkan sampai dia tidak berada di dunia ini lagi. Sedikit yang bisa dia lakukan untuk membentuk sesungging senyum di bibir tuanya, untuk menjadikan hidupnya mulia.
Begitulah caranya suamiku memuliakan ibundanya tercinta, terimakasih suamiku kau banyak mengajariku banyak hal. Dan semoga apa yang telah kau lakukan menjadi amal kebaikan tersendiri buatmu dan kelak allah membalas dengan surga Nya.
Terimakasih ibu mertuaku. .tidak ada kata yang patut aku ucapkan selain itu, kau sungguh wanita berhati mulia. Dan izinkan kami memuliakanmu di dunia ini sehingga kau pun terlihat mulia di akhirat kelak.
Allahuma amin

Selasa, 11 Juli 2017

Aliran rasa "anak suka membaca"

Membaca merupakan kegiatan yang harus kita jadikan kebiasaan, jika kita menginginkan anak mencintai buku.

Masih ingat pepatah jawa mengatakan "witing tresno jalaran soko kulino" suka itu berawal dari kebiasaan.

Dan jika saat ini kita membiasakan anak kita untuk mencintai buku, suka membaca dan segala hal baik lainnya yang kita biasakan setiap hari. Maka kita dan anak  akan melakukan segala kebiasaan itu dengan mudah dan ringan penuh dengan suka cita, penuh keikhlasan dan rasa cinta.

Semoga apa yang saya lakukan sekarang bukan semata karena keinginan saya di zaman dahulu ketika saya belum menikah dan mempunyai anak. Saya berniat agar anak-anak saya kelak menjadi seorang yang gemar membaca dan mencintai buku, seperti yang saya lakukan dahulu.

Saya suka membaca khususnya Buku - buku fiksi seperti novel, cerpen dll tapi kurang suka komik hee

Nah..dari aktifitas membaca yang sudah sekian lama saya lakukan, tidak terfikir bahwa passion saya itu adalah menulis. Tepatnya saya baru menyadari bahwa saya suka menulis selain suka membaca setelah saya menjadi  full time mom. Aneh memang kelihatanny, tapi itulah kenyataannya.

Dari buku saya banyak belajar, dengan membaca buku saya di bawa berkeliling dunia, dengan membaca buku saya di ajak menulusuri tempat dimana kejadian dalam buku itu berada dan seakan kita pun benar-benar berada disana.

Kebiasaan anak-anak sekarang yang lebih menyukai bermain playstasion di bandingkan dengan membaca buku dan mendengarkan dongeng, menjadi alasan terbesar saya untuk terus dan terus mengenalkan buku sama anak dan sebisa mungkin aktifitas membaca dan mendongeng itu di jadikan aktifitas harian rutin.

Saya merasakan dampak positif yang luar biasa dari aktifitas membaca ini, selain menambah wawasan dan kosakata anak bisa juga sebagai sarana untuk membangun bonding antara orangtua dan anak, khususnya dengan sang ayah yang intensitas bertemunya bisa dibilang jarang.

Dan sampai detik ini pun saya masih berfikir bagaimana caranya agar anak-anak di lingkungan tempat tinggal saya bisa mencintai buku, berharap dan terus berharap semoga tuhan memberikan jalan kemudahan.

Teringat dan selalu teringat, mencari dan meraba tentang misi yang allah berikan kepada keluarga kami sehingga kami di tempatkan disini, agar keberadaan kita di muka bumi ini bisa bermanfaat untuk banyak orang.

"Khairun nass anfauhum Linnas"

Amin

Senin, 10 Juli 2017

kembali sepi

Pagi itu kita Berangkat dari stasiun babat - Lamongan, Rabu 06 juli 2017 pukul 07.07 WIB  dan sampai di stasiun purwokerto pukul 16.04 WIB
Perjalanan kali ini saya tidak sendirian atau hanya bersama anak dan suami saja, tetapi kami ber 8. Yah. .mudik kali ini membawa serta rombongan keluarga dari jawa timur.
Suami asli jawa timur dan saya asli jawa tengah, 5 tahun lalu kita dipertemukan dalam sebuah ikatan suci pernikahan dan kini telah ada putra kecil yang tidak mau di sebut anak kecil lagi. Tetapi maunya dipanggil kakak, dalam kehidupan kami.
Semoga apa yang menjadi keinginanmu dipanggil kakak menjadi do'do'a tersendiri yah nak..amin
Berharap anak kedua hadir di tengah keluarga kecil kita, agar rumah pun selalu ramai oleh tangis dan tawa anak-anak.
Kini aku baru merasakan sepi, setelah Keluarga dari jawa timur harus kembali pulang memakai kereta pagi hari ini.
Rumah kini kembali hanya di huni oleh saya suami dan anakku, 3 orang saja dan ketika abahnya kerja. Kita pun hanya berdua saja dirumah seharian.
Kemarin ada keluarga menginap disini, rumah menjadi ramai. Saling berbagi cerita, tertawa bersama. Sungguh bahagia kebersamaan ini.
Alhamdulillah keluarga dari pihak suami berkenan berkunjung kesini, jarak yang jauh dan memakan waktu lama serta lelahnya perjalanan tak menyurutkan niat mereka untuk kemari.
Rasa syukur dan terimakasih hanya bisa saya panjatkan padaMu ya robb, jika bukan karena kasih sayangMu tidak mungkin semua bisa seperti ini.
Kebersamaan yang sungguh membuat hati kami selalu bersyukur, dan ketika kini telah sepi. Teringat kita akan ramadhan yang telah berlalu meninggalkan kita, ramadhan yang kita tinggalkan sebelum idul fitri datang.
Karena kita pun harus maraton berkunjung ke rumah orangtua dan mertua, semua insyallah akan selalu kami syukuri. Mendapatkan jodoh orang jauh itu satu karunia dan kenikmatan tersendiri loh..
Kita bisa belajar banyak di perjalanan, kita juga bisa mengajari anak-anak tentang bersyukur dan bersabar ketika perjalanan harus ditempuh dalam jangka waktu yang lama dan melelahkan pula.
Tetapi senyum kebahagiaan itu telah menanti kedatangan kita, yah..senyum seorang nenek dan kakek yang merindukan cucunya, mereka ingin segera memeluk dan mencium sang cucu walaupun kadang kala sang cucu justru menepisnya.
Mereka tetap bahagia karena bertemu dengan anak kesayangan juga, peluk dan cium sebagai bentuk syukur dan bahagia pun mereka lakukan.
Terimakasih atas segalanya ya allah, jadikan saya manusia yang terus dan terus bersyukur dengan karunia yang tiada henti engkau berikan kepada kami ini.

Selasa, 04 Juli 2017

Masih suasana ied

Idul fitri waktu yang tepat untuk bersilaturahmi berkumpul sanak family, berkunjung dan bersalaman menjadi hal yang tidak asing lagi terjadi ketika hari nan fitri ini datang kembali.

Merindu dan hati ini selalu merindu serta berharap ramadhan dan idul fitri kali ini bukanlah yang terakhir buat kami, merindu nikmatnya berpuasa di bulan penuh maghfiroh setiap nafas menjadi ibadah, setiap do'a pun di kabulkan dan setiap taubat pun di terima.

Ramadhan bulan penuh hikmah, penuh ampunan dan penuh keberkahan.
Setelah sebulan kita menahan haus dan lapar, sebulan telah berlalu kita menahan nafsu dan sebisa mungkin bertafakur berdzikir dan selalu mengingat kebesaranNYa.

Setelah sebulan kita berpuasa dan tibalah kini saatnya kita merayakan hari kemenangan, idul fitri. Semua orang bergembira dari segala usia muda sampai tua, semua menyambut dengan suka cita. Bukan semata karena baju yang dikenakan baru, juga hati ini telah kembali baru.

Alhamdulillah ya robb kau karuniakan kami nikmat yang sungguh luar biasa ini, masih suasana ied. Kami serombongan melakukan perjalanan darat bersama keluarga untuk berkunjung ke rumahku di jawab tengah tepatnya di desa Bojongsari kecamatan kembaran kabupaten Banyumas. Yah. .disinilah tempat tinggalku sekarang bersama anak dan suami.

Bersama rombongan keluarga besar jawa timur, suami berasal dari Bojonegoro jawa timur. Dan kami setelah selesai berlebaran di rumah orangtua, kami pun kembali bersama rombongan keluarga yang ingin berkunjung kerumahku di jawa tengah.

Masih suasana ied..kami pun berangkat subuh dari rumah, dengan niat yang sudah jauh hari diucapkan dalam hati pak de dan pak lik beserta keluarga jauh hari. Ingin melihat dan mengetahui seperti apa rumah ponakan tercinta.

Karena memang kita sekarang sudah hidup mandiri dan allah telah titipkan rumah ini kepada kami. Sebagai sarana kita beribadah kepadaNya,  untuk selalu mengingat dan memuji kebesaranNYa.

Masih suasana ied..kami bersama berkumpul disini. Bercengkerama saling berbagi cerita, rumahku menjadi riuh dengan gelak tawa. Alhamdulillah ya robb

Semoga ada keberkahan dari semua ini, keberkahan yang tiada henti engkau berikan pada kami. Dan izinkan kami untuk selalu mensyukuri. Amin