Minggu, 30 April 2017

Aku adalah istrimu

Yah..aku adalah istrimu..dengan segala kelemahan dan kelebihanku..

Trims kau cintai aku tanpa henti

Mau bersabar selalu..

Jumat, 28 April 2017

Gaya belajar anak hari ke 10

Pagi ini si kecil sudah membuka buku-buka hallo balita, yang semalam sempat di buat mainan juga sama abahnya, karena mama kecapean jadi tidur gasik deh.

Dan mama terbangun jam 12 malam begitu kaget dan bahagia sih sebetulnya, karena piring-piring dan gelas-gelas kotor sudah nangkring di rak dengan anggun dan bersih. Hee

Paginya mama ucapkan terimakasih sama abah, dan si kecil ikut pula memeluk dan mencium abah Ah...sungguh hati ini penuh terisi dengan kebahagiaan, dan ini adalah mood booster buat kita.

Buku masih tersusun rapi disana, si kecil mulai mengambil satu persatu dan mengamatinya. Berusaha mengingat kembali cerita yang ada di dalamnya, karena dia belum bisa baca jadinya hanya mengamati saja.

Kemudian mama tanya, itu buku apa yah “ aku bisa mandi sendiri” wah..pintarnya. ternyata si kecil masih ingat, dan saya yakin juga ketika buku itu di buka lembar demi lembar dia mengingat setiap dialog yang pernah mama bacakan.

Akhirnya si kecil minta di buatkan labirin pakek buku hallo balita, oke deh.. boleh tetapi ingat buku itu jangan di injak-injak yah, begitu pesana mama sama si kecil.


Kita pun asyik bermain bersama, dan harus terjeda karena sudah waktunya si kecil mandi pagi. Setelah mandi dan sarapan kita lanjutkan lagi , bermain dengan buku. Dan kali ini si kecil minta di bacakan buku, beberapa buku habis di bacakan, dan dengan seksama si kecil mendengarkan, dan sesekali berkomentar.

Si kecil pun kembali membuka-buka bukunya, sembari mendendangkan lagu ABCD  versi ipin upin, bahagianya melihat si kecil yang polos, bahagia dan senantiasa ceria.


Bahagia juga ketika kini dia telah mencintai buku, walaupun belum bisa membaca. Itu adalah satu langkah awal yang luar biasa menurutku, setelah dia mencintai buku saya yakin kelak dia akan menjadi orang yang suka membaca, ketika dia menjadi orang yang suka membaca, insyallah pengetahuannya akan semakin kaya. Amin

#Harike10
#Tantangan10hari
#Gayabelajaranak
#KuliahbunsayIIP

#Level4

Gaya belajar anak hari ke 9



Hari ini mama akan mengajak si kecil main push pin, mama kasih tahu terlebih dahulu kalau bagian bawahnya tajam jadi harus hati-hati.

Kemudian kita siapkan bahan-bahannya ada sebungkus push pin, karet dan steroform. Jadilah si kecil tusuk-tusuk sendiri push pin di steroform, kemudian dia kaitkan karet ke satu push pin ke push pin lainnya, oke..daya kreatifnya muncul tanpa ada yang menyuruh, tarraaa jadilah gitar. Begitu katanya. Hee



Wah...bagus sekali. Mama memuji hasil kreatifitasnya, sebenarnya tadinya tidak terfikirkan mau bikin gitar-gitaran seperti itu, sungguh anak itu luar biasa yah.

Kita ganti permainan kita, masih dengan push pin. Kita bikin kolase huruf yuk..mama nulis huruf di steroform terus tugasnya si kecil, tusuk-tusukin push pin ke steroform mengikuti garis hurufnya, perintahnya tidak di dengarkan dulu, udah pengin langsung action aja nih si kecil, aduh..

Okelah kalau begitu. monggo langsung praktek, wah..teliti sekali dia, sampai pasangnya deket-deketan. Push pin habis huruf pun tidak terbentuk hehehe

Kinestetik : kurang mendengarkan arahan, ingin langsung melakukan.

#Harike9
#Tantangan10hari
#Gayabelajaranak
#KuliahbunsayIIP

#Level4

Rabu, 26 April 2017

Gaya belajar anak hari ke 8


Si kecil mandi dan kali ini tidak perlu menggunakan rayuan maut ala emaknya, dengan senang hati masuk kamar mandi setelah mama berikan botol kosong bekas sirup padanya.

Langsung deh dia isi air, pertama kali dia lakukan dengan memasukan sedikit demi sedikit air ke dalam botol, kemudian dia punya ide untuk mengisi botolnya lewat air kran yang mengalir.

Dan setelah air di dalam botol itu penuh, wah...ada mercon kembang api, begitu katanya. awalnya mama juga tidak faham dimana ada mercon?? Owalah..ternyata airnya tumpah dan membentuk semacam percikan api, disitulah dia sebut itu sebagai mercon. Hee

Sungguh luar biasa, anak yang aktif itu ternyata kreatif, banyak hal-hal yang dia lakukan dan sebelumnya tidak terfikirkaan sama sekali sama orangtuanya.

Anak itu unik,  dan masing-masing anak punya keunikannya sendiri, tidak perlu merasa iri apalagi bersedih hati, ketika anak kita belum bisa melakukan apa yang anak oranglain lakukan, santai sajalah tidak perlu kebakaran jenggot.

Sungguh bahagia dan selalu bahagia, ketika kini disetiap detik dalam hari-hariku selalu bersamanya, menemani tumbuh kembangnya dengan bahagia dan penuh keceriaan.

Alhamdulillah...ketika hari ini si kecil tumbuh dengan bahagia, bermain yang menjadi dunianya. Dan semoga aku selalu bisa menemani dirinya menumbuhkan fitrahnya.

Visual : Melihat, menyentuh dan mempraktekan langsung memasukan air ke dalam botol
Kinestetik : selalu bergerak naik turun bak mandi, dan tidak berhenti menuang dan menumpahkan air dari botol.

#Harike 8
#Tantangan10hari
#KuliahbunsayIIP
#Gayabelajaranak

#Level4

Selasa, 25 April 2017

Gaya belajar anak hari ke 7


Hari ini sebetulnya bukanlah jadwal latihan silat, tetapi karena 2 minggu kemarin om riza pelatih silat si kecil tidak hadir. jadilah di ganti hari selasa.

Awalnya mama bilang kalau hari ini ada latihan silat, si kecil dengan semangat katanya mau berangkat, dan ini adalah kali keuda si kecil ikut latihan

Mama lihat kini si kecil sudah mulai berbaur dan akrab dengan teman-temannya, banyak tingkahnya yang membuat mama tertawa terpingkal.

Namanya juga anak-anak tidak selalu sesuai dengan apa yang di perintahkan oleh orang dewasa, dan tugas kita memang harus selalu bersabar dan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang ketika membersamainya.

Begitu juga yang mama lihat, om riza pelatih silat si kecil dan teman-temannya. Termasuk orang yang sabar dan ulet, walaupun seringnya harus berulang-ulang ketika memberikan perintah. Barangkali karena sudah menjadi orangtua juga kali yah.

Maklum sekarang yang dia hadapi adalah makhluk unik, yang penuh dengan energi super. Kadang juga mengikuti perintah, kadang juga bergerak semaunya sendiri. Hee

Mama amati dengan terus tersenyum dan memberikan semangat, si kecil selalu gembira ketika melakukam gerakan-gerakan silat.

Ketika belum berangkat dan masih dirumah mama tahu kalau si kecil sudah agak mengantuk, itu terlihat dari matanya yang sayu. Tetapi dia tidak mau tidur siang dan memilih untuk pergi latihan saja, begitu katanya dengan nada bersemangat.

Ah..dasar kau ini nak..kinestetik sekali, okelah...bahagia selalu dengan duniamu sayang.

#Harike7
#Tantangan10hari
#Gayabelajaranak
#KuliahbunsayIIP

#Level4

Gaya belajar anak hari ke 6


Hari ini si kecil mama ajak ke perpusatakaan daerah, dari rumah mama bilang mau kesana sudah girang sekali dia.

Mama tahu tujuan utama dia yah...kids cornernya perpusda. Padahal dirumah mainannya juga banyak, tetapi selalu antusias ketika di ajak pergi ke tempat yang banyak mainannya.

Tidak masalah buat mama, justru mama bahagia ketika bisa membersaminya dengan bahagia, mulailah dia mengeksplore dirinya.

Mencari dan memainkan segala apa yang di sukainya, mulai naik perosotan, naik odong-odong kepiting, ayunan, belajar bentuk dari kartu-kartu dan lain sebagainya.

Walaupun kadang-kadang bertanya sama mama, ini dan itu tetapi raut wajah gembira luar biasa itu yang sungguh membuat hatiku juga bahagia.

Memang si kecil termasuk anak yang aktif dengan karaketristik belajar kinestetik, aktif bergerak dan tidak mau hanya duduk diam saja.

Dia ingin selalu bergerak dan bergerak tiada henti, entahlah energinya luar biasa besar, harapanku sebagai mamanya semoga si kecil di berikan kesehatan selalu amin.

Gaya belajar anak
Kinestetik : Mengeksplore diri dengan segala mainan yang ada, bergerak kesana kemari tanpa henti dengan riang gembira

#Harike6
#Tantangan10hari
#Gayabelajaranak
#KuliahbunsayIIP

#Level4

Gaya belajar anak hari ke 5



Si kecil belajar setiap hari dengan cara bermain, dan dengan cara seperti itulah dia menikmati dunianya dengan penuh kegembiraan.

Seperti hari ini azharil ikut mama ke acara seminar dan workshop” mengengal bakat anak” yang  di selenggarakan oleh institut ibu profesional banyumas raya.

Banyak para ibu yang hadir karena telah mendaftar sebelumnya, anak-anaknya pun tak kalah banyak, tapi kita sebgai penitia juga menyediakan kids corner untuk anak-anak.

Tetapi namamya anak-anak penginnya nempel sama emaknya terus, sudah di kasih tempat main sendiri pun masih saja ikut masuk ke dalam ruangan.

Azharil waktu itu datang belakangan, menyusul sama abahnya. dia langsung menemukan entah sepeda apa itu namanya, mama juga baru tahu dan sekali mencoba langsung bisa. Wah...luar biasa yah anak-anak.

Di goweslah sepeda itu kesana kemari, muter-muters sesuka hati. Ke depan ke belakang dan seakan tidak ada capeknya tuh anak, sambil bernyanyi-nyanyi dan berinteraksi dengan teman-temannya.

Dari aktifitas tersebut, mama dapat mengamati gaya belajar si kecil
Kinestetik : Mengayuh sepeda kesana kemari tanpa lelah

#Hari ke5
#Tantangan10hari
#Gayabelajaranak
#KuliahbunsayIIP

#Level4

Sabtu, 22 April 2017

Gaya belajar anak hari ke 4


Setiap hari mama selalu bertanya sama si kecil, “main apa yah hari ini?/” oke deh kita mainan memasukan bolpoint ke dalam botol.
Oke...kali ini si kecil tidak begitu mau mendengarkan petunjuk dari mama, langsung saja dia praktek sendiri, dan yah...begitulah penuh dengan rasa gembira, karena baru pertama kali ini melakukannya.

Karena tidak mendengarkan petunjuk dari mama dulu, jadinya aturan mainnya juga terserah sendiri aja tuh, tangannya malah yang membantu memasukan bolpoint ke dalam botol, aduh...Mama hanya tertawa-tawa geli dan lucu melihat tingkahnya.

Lah..kemudian malah bolpointnya di taruh di leher, katanya seperti itu sajalah caranya, nah...muncul ide kreatif baru nih, yah...monggolah terserah bagimana cara memainkannya. Yang penting kamu bahagia nak.

Anak kinestetik yang aktif bergerak dan tidak mau diam, kecenderunganya memang lebih cerdas karena dia suka mengeklpore segalanya. dan ternyata seringnya punya ide kreatif yang tiba-tiba muncul bahkan kadang orang tua sendiri tidak menyadari.

#Harike4
#Tantangn10hari
#Mengamatigayabelajaranak
#KuliahbunsayIIP

#Level4

Jumat, 21 April 2017

Gaya belajar anak hari ke 3


Bermain bentuk, dengan menggunakan pelepah pisang, aktif...itu satu kata yang patut dia sandang. Yah...karena si kecil memang begitu aktif dan tidak mau diam, seperti hari ini  tiba-tiba dia pulang membawa pelepah pisang.
Sebagai ibu yang tahu kalau si kecil adalah anak yang aktif dan biasanya kreatif juga, okelah silahkan mama perbolehkan kamu bawa pelapah pisang itu masuk ke dalam rumah sebagai mainan, apalagi mama sedang mengamati gaya belajar anaknya.
Jadilah si kecil sibuk sendiri membuat bentuk-bentuk yang sudah dia tahu, sebenarnya sudah tahu beberapa bentuk tetapi kadang lupa, terus tanya ke mama” ini bentuk apa yah ma?”.
Seperti hari ini tiba-tiba dia membuat bentuk belah ketupat, kemuidan bentuk segitiga, terus katanya ada square, triangle. Yah...dia ungkapkan dengan bahasa ingris. Kalau yang ini saya kira pengaruh dari tontonan dia juga, sering lihat dan dengar lagu tentang huruf dalam bahasa inggris. dari hasil pengamatan belajar anak dalam kegiatan ini
Kinestetik : mempunyi inisiatif mengambil pelepah pisang, kemudian memperagakan berbagai macam bentuk dengan pelepah pisang tersebut.

Auditori : si kecil masih ingat lagu-lagu tentang huruf dalam bahasa inggris, dan aktif menirukannya

Pengalaman pertama pecah telor


Alhamulillah alla kuli hall, iatilah pecah telor itu jika kita menantikan ssesuatu dan akhirnya jebol juga.
Pukul 2.23 malam eh ini udah pagi yah...aku masih ketawa ketiwi sendirian di depan laptop, bagaimana tidak semuanya sudah tertidur lelap, tadinya saya  buka laptop emang niatnya mau nulis. Dan sudah jadi satu cerpen.
Ah..iseng-iseng buka facebook, eh..ada pengumuman 33 penulis me time story yang berhasil masuk nominasi, mataku langsung nanar mencari namaku dan yes..aku ada diurutan kelima alhamdulillah ya robb..akhirnya...
Bahagia tiada terkira, karena ini adalah buku perdanaku. Yah..walaupun masih antologi tidak jadi masalah justru ini yang akan jadi pecutku untuk lebih rajin lagi nulis, lebih sering lagi belajar dari para mastah.
Terimakasih ya allah...terimakasih mama..terimakasih suamiku...terimakasi anakku...teriakasih semua yang telah mendo’akanku dengan segenap kasih sayamgnya.
Sungguh bahagia tiada terkira, karena ini adalah pengalaman pertama. Bisa masuk nominasi. Karena sudah bebrapa kali ikutan natologi dan berakhir dengan kegagalan, tetapi aku tidak pantang menyerah.
Ada event ikuti...gagal..coba lagi. Event lagi...ikut lagi. Yah...walaupun banyak gagalnya tetapi akhirnya goal juga

Alhamdulillah ya allah.. 

Hati yang selalu memaafkan


Kenapa yah kok akhir-akhir ini mama jarang sekali telepon, padahal biasanya sering banget cerita tentang ini dan itu.  ketika sinta telepon balik suka tidak nyambung. Oh iyah..kata adikku memang lagi ada gangguang signal di rumah.
Sinta berusaha untuk berfikir positif, walaupun sejujurnya sinta teramat rindu dengan ibundanya tercinta. Sudah lama mereka tidak ngobrol asyik seperti beberapa minggu yang lalu, juga ah..ini nih pengaruh signal yang sedang tidak bersahabat.
Sinta terus dan terus menjejalkan fikiran positif di otaknya, sembari berulang kali pula berusaha menelepon mama. .duh..lagi-lagi tidak nyambung, oke deh..coba besok lagi
Dan..alhamdulilllah akhirnya nyambung juga, seperti biasa kita saling menyapa dan menanyakan kabar masing-masing. Tapi ada yang mengganjal nih kayaknya, nada suara mama tidak seperti biasanya. Sepertinya ada yang sedang di fikirkan.
Sinta mulai menanyakan perihal itu “ mama...kenapa?? sepertinya lagi ada yang difikirkan yah?” dengan nada selembut mungkin, karena sinta tahu dia sedang berbicara dengan orang yang paling dia hormati dan dia sayangi. Dengan nada datar pun mama menjawab “ tidak papa”
Akhirmya sinta pun mengganti topik pembicaraan yang lain, dan tetap sama saja nada bicaranya masih kaku, dan seakan menyimpan sesuatu tetapi entahlah itu apa, sungguh sinta tidak tahu.
Sinta mencoba merenung dan berfikir barangkali ada kata-katanya yang pernah menyakiti hati mama, tetapi apa? Sungguh sinta masih juga bertanya-tanya, hingga akhirnya pagi harinya sinta telepon lagi mama. Dan yes..langsung nyambung walaupun hanya beberapa menit dan sungguh bahagia sinta mendengar tawa sang mama.
Alhamdulillah...sinta sangat lega, dan sinta pun kembali beraktifitas seperti biasanya. Ketika dik alfan main kerumah sinta sungguh kaget ketika, dik alfan dititipi uang 250.000 katanya uang itu pinjaman mama kemarin, ketika dik dika mau pergi ke bandung.
Sungguh hati sinta antara tidak percaya, sakit dan entahlah tidak bisa berfikir dan mengartikan itu semua. Sinta tolak sebetulnya dan suruh bawa pulang lagi, tapi dik alfan memintaku untuk menerimanaya dahulu, baiklah uang itu saya terima dulu nanti saya akan kembalikan, insyallah sinta tambah nominalnya.
Dan malam harinya sinta mencoba menelepon mama, ternyata nada datar dan tidak ingin berbicara pun itu yang muncul kembali.  Sungguh air mata sinta tumpah ruah saat itu, dan segala apa yang sinta rasakan sinta ungkapkan. Berharap mama juga akan mengungkapkan hal yang sama, agar kita juga sama-sama lega.
Tetapi tidak...mama hanya menjawab iya..berulang kali, tetapi tidak berusaha mengungkapkan apa yang dia rasakan. Itu yang membuat hati sinta semakin perih, kenapa ini? Ada apa dengan orangtuaku?  Sinta pun tanpa malu dan ragu, meminta maaf kepada mama.
Dan..mama masih saja diam, tapi sinta tahu mamapun sebetulnya ingin mengungkapkan apa yang dia rasakan. Tetapi ada sesuatu yang mengganjal, entahlah itu apa, dan setelah telepon di tutup masih dengan derai airmata sinta yang belum mau berhenti berderai, budi suami sinta pun mencoba menenangkan.
Akhirnya dik alfan bercerita, bahwa yang melarang mama bicara sama sinta adalah dik dika, bukan tanpa alasan adikku dika berkata demikian kepada mama.
Kecewa...sungguh kecewa dan tidak habis fikir, kenapa kok dik dika bisa menganjurkan demikian sama mamanya, apa ingin menjauhkan mama dari anaknya. Tentu saja tidak kan? Bukan itu maksutnya kan? Tetapi jika akhirnya seperti ini dik dika tahu tidak imbas dari kata-katanya itu.
Dik dika pernah suatu ketika main kerumah sinta, dan kebetulan saat itu mendapatkan panggilan kerja di bandung. Akhirnya berangkatlah dik dika dengan membawa uang 250.000 pemberian suami sinta, budi.
Bahagia sungguh hati seorang kakak, jika bisa membantu adiknya. Sinta siapkan segala keperluan adikknya dan tak lupa pula sinta iringi do’a semoga kemudahan dan kesuksesan senantiasa menaungi adiknya tersayang.
Dan setelah kejadian itu selesai, dan dik dika pun kembali ke rumah mama. Sinta kira tidak ada masalah, lah kok malah dik dika sekarang yang menganjurkan mama untuk tidak ngomong sama sinta, aduh...aku jadi serba bingung deh sekarang.
Kata dik dika,” udah tidak usah lagi curhat sama mba sinta masalah uang. Sekarang kan mba sinta udah tidak kerja lagi, semua uang mba sinta kan dari suaminya”. ah..udahlah tidak enak, nanti ngga enak sama suami mba sinta. Informasi itu sinta dapatkan dari dik alfan adikku yang kedua.
Astaghfirullah..benar-benar tidak menyangka dan kenapa kok dik dika bisa bilang seperti itu, bukankah suami sinta itu juga anaknya mama, kok bisa ada rasa tidak enak segala sama anak sendiri.
Akhirnya kini mama dan sinta masih belum bisa berkomunikasi normal seperti dulu lagi, ya sudahlah biarlah waktu yang akan melunakkan hati mama, dan sama sekali dengan adanya hal ini sinta tidak membenci dik dika.
Tidak apalah, kedewasaan berfikir seseorang itu juga butuh proses kok, yah..inilah prosesnya tetapi sinta juga harus bicara sama dik dika bahwa apa yang dia lakukan itu kurang benar, dan berpotensi mengadu domba antara kakaknya dan ibunya.
Keikhlasan hati seorang ibu pun kini sedang diuji, dengan segala peluh keringat yang dia keluarkan untuk biaya pendidikan anak, dan jika akhirnya anak yang begitu dia harap-harapkan, kini tidak bisa menjadi tumpuan hidup keluarga, tidak bisa membantu orang tua dan membantu adik-adik.
Ya robb.. ampunilah dosa kedua orangtuaku dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku di waktu kecil. amin


Kamis, 20 April 2017

Gaya belajar anak hari ke 2


Kegiatan  si kecil hari kedua, dalam rangka mengamati gaya belajarnya yakni dia ikut mama menambal ban sepeda motor yang bocor.
Dan ternyata tidak jadi ditambal malah harus di ganti ban dalam belakang, sepeda motornya.
Okelah kita mulai prosesnya dari mulai mencari bengkel tambal ban yang lumayan agak jauh, dari tempat pertama kali kita tahu ban motor kita bocor. Ternyata hal itulah yang menyebabkan lubang di ban dalam sepeda motor menjadi banyak dan otomatis harus di ganti.
Pertama si kecil melihat tukang tambal ban, melepas ban dalamnya. Si kecil melihat dengan seksama. Dan ketika mama panggil pun masih saja mengamati prosesnya.
Dengan tanpa henti juga bergerak kesana kemari, naik turun motor, oke deh lakukan sesuka hatimu nak. Apapun yang membuatmu bahagia. Lakukanlah
Visual : Melihat dan mengamati proses melepas ban dalam sepeda motor dan proses menggantinya
Kinestetik : Tanpa henti bergerak naik turun motor, berkeliling kesana kemari
Auditori : Mendengarkan ketika tukang tambal ban memberikan instruksi untuk ganti ban dan memberikan penjelasan tentang kondisi ban

#Hari ke 2
#Tantangan 10 hari
#KuliahbunsayIIP
#Gayabelajaranak
#Level4


Rabu, 19 April 2017

Gaya belajar anak Hari ke-1



Kali ini si kecil mama ajak untuk membuat bintang prestasi, jadi ceritanya si kecil masih ngompol nih...aduh...udah besar tapi masih ngompol, emaknya gimana gitu.
Harus cari akal ini, dan..akhirnya kita buatlah bintang prestasi. Jika malam hari si kecil tidak ngompol dapet bintang deh..bintangnya bisa di pilih sesuai warnanya. Dan kita juga menempel urutan hari dari senin-minggu. Sembari mama tidak lelah sounding si kecil terus menerus.
Sembari kita membuat bintang, dia menyanyi twinkle..twinkle..little star..sampai selesai dan diulang-ulang terus, yah..walaupun nadanya belepotan gitu deh...hhehe. kemudian dia juga tidak berhenti bergerak, mengambil ini itu berkeliling kesana kemari.
Nah...dari kegitan yang kita lakukan bersama tersebut, mama bisa mengamati gaya belajar si kecil.
Auditori          : Bernyanyi dan suka mendengarkan suara yang keras
Kinestetik        : Tidak mau diam dan terus bergerak
Visual              : Melihat langsung mama membuat bintang prestasi

#Hari ke-1
#Tantangan 10 hari
#kuliahiipbunsay

#Level 4

Luka


Aku termenung dan hanya termenung, ragaku disini tetapi entahlah dengan jiwaku.
 “ ya allah..begitu nikmatnya kau memberikanku ujian demi ujian dalam hidup ini, belum kering luka hatiku ditinggal pergi sosok ayah karena menikah lagi dan meninggalkan ibu begitu saja, yah..ibu yang di campakkan begitu saja justru di usia senjanya. Ketika ayah pun sudah tidak bekerja lagi, karena memang sudah memasuki masa pensiun. Sakit rasanya membayangkan semua itu.
Lalu kenapa aku pun harus juga merasakannya untuk yang kedua kali, kehilangan suamiku..suami yang teramat aku cintai, suami yang aku harapkan memberikan kehangatan padaku setiap saat, menenangkanku ketika di hinggapi kecemasan khas seorang ibu saat si kecil sakit dan menjadi panutan dalam hidupku. Justru dengan mudahnya dia mencampakkanku, menghina dinaku, menganggap aku wnita rendahan dan entahlah apalagi kata-kata yang dia ucapkan padaku, ya allah begitu sulit aku untuk menerima ini semua.
Si kecil sudah 2x masuk  rumah sakit, karena kejang dan harus opname beberapa hari, waktu itu kami masih bersama dan sampai hari inipun sebetulnya kami masih sah sebagai sepasang suami istri, karena memang belum ada keputusan pengadilan.
Aku sebetulnya mudah saja mengurus selembar kertas itu, tetapi aku masih menunggu iktikad baik sumiku untuk bisa kembali memelukku dan memeluk si kecil tiara, sungguh hatiku tidak tega ketika tiara melihat ada seorang anak di gendong ayahnya, kemudian wajahnya menunduk layu tetapi matanya tak lepas sedikitpun memandanginya.
Hatiku sakit dan teramat sakit, melihat putri kecilku harus menderita seperti ini ditinggalkan oleh sosok ayah sejak kecil, aku yang sudah besar dan berumahtannga saja dtinggal oleh sosok yang aku kagumi, sosok yang begitu aku jadikan panutan. Di saat itulah hatiku bak di sayat pisau tumpul, sakit sekali rasanya.
Aku tahu tiara masih kecil, usianya baru genap satu tahun bulan januari kemarin. Tetapi dia adalah makhluk tuhan yang juga punya hati dan perasaan, andaikan dia sudah bisa bicara dan menanyakan dimana ayahnya? Sungguh hatiku tambah ingin menjerit sejadi-jadinya.
Duh...gusti..inikah hidup yang harus aku jalani. Inikah bukti kau begitu menyayangiku. Inikah bukti bahwa kau akan mengangkat derajatku. Aku tidak ingin berburuk sangka padamu tuhanku, aku pun yakin jika aku masih hidup sampai hari ini itu atas kehendakMu, dan jika kau buat hidupku seperti inipun itu adalah kehendakMu, karena hakikatnya hidup ini adalah milikMu.
Sepertinya  aku pun tidak perlu berfikir bagaimana mengakhiri hidupku, karena tanpa  aku meminta padamu pada akhirnya aku pun akan mati juga dan jiwa raga ini kembali kepadamu, dan disaat itulah aku takut kau akan meminta pertanggungawabanku sebagai seorang istri, seorang anak dan seorang ibu.
Aku bukanlah manusia yang sempurna, aku hanyalah manusia biasa yang penuh khilaf dan dosa, aku tidak ingin menjadi wanita yang congak ketika hari ini aku bisa menghidupi diriku dan anakku, aku tidak ingin kesombongan yang menguasaiku karena aku bisa bekerja sedangkan suamiku tidak.
Pernah suamiku hidup sebagai benalu, aku pun tak masalah jika kau masih mau perhatian denganku dan anak kita, tetapi kau pun masih saja berkeras kepala dan berhati batu. Entahlah apa yang kini merasuki jasadmu yang ceking tak bertenaga itu, bukan aku menghinamu.
Dulu aku tak perduli dengan fisikmu, tetapi aku yakin hatimu bersih. Hatimu penuh kasih sayang, karena itulah janjimu dulu padaku, tidak akan pernah meninggalkanku bahkan ketika aku harus kehilangan janinku, kau tetap menyemangatiku dan kau pun berjanji tidak akan meninggalkanku bagaimanapun kondisiku.
Di kehamilan yang ketiga, allah izinkan  janin itu tumbuh di rahimku hingga akhirnya dia lahir ke dunia, syukur tiada terkira. Dan fikirku suamiku akan semakin sayang padaku, karena kini ada anak diantara kita.
Ternyata justru sebaliknya, kini aku mendapatkan seorang anak dan aku harus kehilangan suami, tuhan...apakah ini adil bagiku??? Aku yang mencoba berbaik sangka padamu tapi ini yang kau berikan padaku??? Aku tidak kuat dengan semua ini, ingin aku akhiri saja penderitaaku ini yang semua datangnya sungguh bertubi-tubi.
Astaghfirullah..ya allah aku masih saja merenung dan entah kini ada dimana jiwaku, hanya air bening itu yang meluncur begitu derasnya di pipiku, aku memandang gerimis di depan rumah. Dan sesekali menengok tiara yang tertidur pulas, ada rasa bahagia dan sakit yang bercampur menjadi satu.
Tuhan..inikah hidup yang harus aku jalani?? Aku masih saja terus bertanya..dan bertanya..entah sampai kapan. Yang aku tahu sekarang aku harus berusaha kuat dan tegar untuk tetap bisa tersenyum bersama tiara, putri kecilku..semangat hidupku.
Kadang aku takut, jika allah mengambil tiaraku, mengambil  kebahagiaanku, mengambil segalanya lagi dariku. Tapi tuhanku...aku hanyalah hamba yang haru selalu bersujud padaMu izinkan aku untuk selalu mengingatMu, hanya engkau yang dapat menenangkanku, karen Engkau pula ya tuhan. Aku kuat menjalani hidup ini.
Aku pun ingin mendapatkan ridho dari suamiku, aku pun ingin mendapatkan surga darinya, berbakti dan taat kepada suami itulah yang aku inginkan. Hidup bersama dengannya dan kita bahagia mengarungi hidup ini bersama, mendidik anak-anak kita dengan penuh cinta dan kasih sayang.
Ah...semuanya hanyalah mimpi belaka, luka ini masih menganga begitu lebar, sehingga tanpa di minta pun air mata ini keluar dengan sendirinya, seakan ingin mengiringi kepedihanku saat ini.
Allahumma shoyyibannaffi’a...aku beranjak dan mengambil air wudhu ketika kumandang adzan maghrib itu pun terdengar dengan sayup-sayup dan begitu menenagkan jiwaku yang begitu gersang.
Izinkan aku bersujud padamu ya allah,  izinkan aku menumpahkan segala sesak di dadaku kepadamu sang maha pemilik hidup ini, izinkan aku untuk menjadi wanita yang tegar untuk bisa terus tersenyum membersamai putri kecilku, aku mengecup dengan penuh cinta putri kesayanganku.


Selasa, 18 April 2017

Review Buku



Judul buku      : Rumah surga yang dirindu wanita
Karya              : Jazimah Al-Muhyi
Tebal               : 188 Halaman
ISBN               : 979-1273-94-4
Tahun terbit     : 2012
Penerbit           : Pro-U Media, Yogyakarta

Siapa sih yang tidak ingin hidup bahagia, apalagi ketika telah menjadi seorang ibu dengan seabrek kegiatan setiap hari, satu pekerjaan berlanjut ke pekerjaan lainnya serasa tidak ada habisnya, apalagi jika seorang ibu itu bukan hanya bekerja di ranah domestik. Dia juga berkecimpung di ranah publik bagaimana kesibukannya setiap hari, dan bisa tidak kita membayangkan bagaimana capek dan stresnya setiap hari.
Ketika  berada di rumah ingat pekerjaan kantor, ketika berada di kantor ingat keadaan dirumah. Terus seperti itu hingga menjadi tidak nyaman, peran pengasuh baik yang profesioanl atau dari keluarga ternyata tidak menjadi solusi permasalahan yang ada.
Buku ini di tulis berawal dari kegelisahan  hati penulisnya, sedari semasa lajang penulis banyak mendengar tentang kesetaraan gender yang intinya mengajak para perempuan harus berani menyuarakan pendapatnya, tidak hanya menjadi “ konco wingking” untuk tidak hanya berkutat di dapur, kasur, sumur saja. Sebuah tema yang kesannya ingin mengangkat derajat perempuan, namun berpotensi menenggelamkan kepercaan diri perempuan yang berkiprah sebagai ibu rumah tangga sepenuhnya.
Serta kegelisahan penulis yang melihat bayi dan balita yang tidak diasuh oleh ibunya sendiri, penulis yakin ketika si anak sudah mampu berbicara dan protes mereka akan melarang ibu yang dia cintai berada jauh darinya, di tinggal pergi oleh seorang ibu bukanlah hal yang diinginkan oleh seorang anak, berjam-jam setiap hari, dia di asuh oleh orang lain. Matanya sayu, senyumnya sulit muncul apalagi inisiatifnya.
Pengalaman dan pengamatan penulis serta di kuatkan dengan berbagai argumen dari para ahli, serta ayat-ayat al-qur’an sebagai landasan dasarnya. sehingga buku ini menjadi layak untuk di baca, dan menjadi rujukan para perempuan khususnya yang telah menjadi seorang ibu.
Buku ini tidak menggurui atau menganggap satu profesi lebih baik dari profesi yang lainnya, seperti menjadi seorang full time mom atau menjadi working mom itu adalah pilihan dan pastinya mempunyai nilai lebih tersendiri.
Buku ini ingin mengajak perempuan khususnya yang telah menjadi seorag ibu dan mempunyai anak balita, untuk kembali kerumah. Untuk mendekap penuh cinta anak tersayang dan mendidiknya dengan penuh kasih sayang seorang ibu.
Dan akhirnya untuk lebih lengkapnya silahkan baca sendiri, buku yang menurut saya sangat menarik ini. Sehingga membuat kita sebagai seorang ibu berkomitmen untuk selalu mendekap penuh cinta anak kita dan memberikan pendidikan terbaik untuknya, kaena surga itu memang berad di bawah telapak kaki ibu.
# Bukuparenting
# Bukuanakmuslim
# Bukuanak

# Reviewbukuparenting