Senin, 22 Mei 2017

BIJAK MENGGUNAKAN INTERNET




Hidup tanpa internet tidak akan menjadi masalah bagi sebgaian orang, tetapi bagi sebagian yang lain mungkin menjadi masalah tersendiri, ketika seseorang sudah mendapatkan manfaat dari adanya internet pasti akan merasakan hal yang aneh ketika tiba-tiba hidupnya tanpa internet.
Sekarang ini banyak orang yang memanfaatkan interenet untuk bisnis, untuk berkomunitas dan hal-hal posistif lainnya yang itu membawa kemanfaatan sendiri, baik untuk pribadi seseorang tersebut, keluarga dan oranglain.
Bijak menggunakan internet masih menadi hal yang perlu kita tanamkan dalam diri kita, tuhan sudah menentukan jalan hdiup manusia, dan kita timggal menjalankannya. Kembali kepada sang pencipta dan segala aturan-aturannya itu adalah cara terbaik agar kita tidak hanya ikut-ikutan  hal yang tidak ada manfaatnya.
Ketika saya mengadakan survei kecil-kecilan lewat media sosial facebook, ada yang berpendapat bahwa tidak maslah kita tidak menggunakan internet, dahulu kita hanya ber sms ria dan bisa menyimpan pesan orang yang kita cintai di kotak tersimpan, kemudian kita bisa baca-baca ulang dan itu sudah satu kepuasan luar biasa. ada juga yang yang berkomentar tidak masalah juga ketika tidak ada lagi akses internet, kita kembalikan lagi ke buku sebagai sumber informasi.
 Ada juga yag berkomentar ketika tidak ada internet, mungkin kita tidak bisa beretemu seperti sekarang ini. Kalau tidak ada internet saya tidak bisa berjualan online lagi.
Dari beragamanya komentar itu kita bisa melihat, bahwa adanya internet itu ternyata banyak membawa efek positif juga, walaupun banyak pula efek negatif yang ditimbulkan.
Semua kembali kepada manusia itu sendiri. Ada atau tidak adanya internet jika manusia itu bisa berfirkir dan belajar tidak akan menjadi hal yang aneh dan merugikan, tekhnologi itu buatan manusia. Dan kita yang harus memanfaatkannya bukan ebaliknya kita sebagai manusia penciptanya justu di manfaatkan olehnya.


BERFIKIR SKEPTIK

Manusia kini tidak bisa terlepas dari media sosial, setip hari selalu disibukkan dengan smartphone. Dari mulai bangun tidur sampai mau tidur lagi, banyak juga yang menggunakan ponsel hanya untuk sekedar saja. Mungkin untuk bermain game online, melihat status seseorang, membacanya kemudian mengomentarinya.
Dewasa ini banyak status-status yang nyeleneh, kemudian ditanggapi oleh orang lain yang nyeleneh juga, ditambah lagi tambah lagi dan akhirnya banjir komentar tidak bisa dihindari. sehingga menjadi permasalahan yang akar masalahnya tidak bisa terlihat jelas.
Tekhnologi bisa membawa dampak posistif dan negaif, sebagai dampak negaif yang begitu nyata terlihat yakni adanya perang komentar yang itu tidak ada ujungnya, bukankah kita sudah diingatkan untuk menjadi orana yang skeptik. ketika menerima sebuah berita, tidak di telan mentah-mentah tetapi kita telaah lebih jauh terlebih dahulu, kita kaji terlebih dahulu darimana sumber tulisan itu berasal,  jika sumbernya bisa dipertanggungjawabkan, silahkan kita boleh share.
Saat ini kita lebih suka atau tepatmya tidak suka mencari kebenaran terlebih dahulu, sehingga memudahkan bangsa ini untuk di hasut dan di adu domba, segala informasi yang kita dengar dan kita baca sekilas. Langsung saja kita share, nah..ini salah satu yang menimbulkan permasalahan dalam dunia per online  an, dan masyarakat tidak menyadarinya bahwa dengan hal seperti ini akan menimbulkan permasalahan bahkan perang komentar dan entahlah apalagi yang akan terjadi.
Marilah kita menjadi manusia yang melek tekhnologi, sudah tidak zamannya lagi kita gaptek (gagap tekhnologi) tetapi kita pun harus menjadi manusia yang bisa memanfaatkan tekhnologi untuk hal-hal yang positif, dan bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan oranglain.
Tidak turut serta untuk berkomentar jika dirasa itu tidak perlu, dan tidak pula merasa sok tahu dengan ikut berkomentar tentang sesuatu yang sebenanarnya kita belum atau bahkan tidak tahu, tidak perlu kita bergunjing secara online seperti ini.
Yah..bergunjing secara online, karena kita menggunakan media sosia. Berbeda dengan bergunjing ala ibu-ibu komplek yang batasnya sekitar komplek tempat tinggal mereka saja, tetapi jika bergunjing onlie seluruh dunia mengetahui, dan seluruh dunia ikut bergunjing. Sungguh berbahaya sekali.
Cara cerdas yang akan saya lakukan ketika terjadi perang komentar, saya lebih baik memilih diam, itu yang pertama. Jika kita tertarik untuk membaca berita yang sedang viral dan menjadi pembicaraan hangat di media sosial, saya harus membaca dari berbagai pendapat, mencari kebenaran dari berita tersebut dan selalu mengingat tuhan bahwa semua yang ada di dunia ini bermuara dari tuhan.

Bisa jadi dengan adanya berita yang sangat viral sekarang kemudiam terjadilah banjir komentar,  jika kita mau mengambil pelajaran dari sebuah peristiwa maka kita akan mudah menjadi orang yang berhati-hati dalam melakukuan sesuatu, selalu berfikir sebelum bertindak. Dan selalu jadilah orang yang skeptik.

Jumat, 19 Mei 2017

Kau kumbang pelindungku


Dear aku remaja,
Usiamu sekarang baru akan menginjak 17 tahun, kau bagai kembang yang sedang mekar. Banyak kumbang yang datang menghampiri dan ingin menghisap madumu, kau terlihat cantik dilihat dari sisi manapun. Kau begitu menarik lawan jenismu kala itu, kau manis begitu kata salah satu teman lelakimu kala itu.
Dear aku remaja,
Kau bagai bunga yang selalu membawa semerbak wangi, ketika kau berjalan kau menebar aroma wangi khas remaja, semua mata ingin memandangmu dan meraihmu. Walau pernah beberapa kali kau tergoda oleh rayuan sang kumbang dan kau pernah terlena olehnya.
Sungguh menjadi remaja itu tidak mudah, banyak tantangan dan gairah yang entah apa itu namanya. Sulit mengartikan diri sendiri, dan ironis serta menyedihkan ketika orangtuaku tidak turut andil dalam perkembangan masa remajaku, hanya ketika aku berbuat salah kala itu. Yah sang bunga yang sedang mekar kala itu dengan sengaja membiarkan sang kumbang menyentuhnya, merasakan sedikit wanginya dan duri-duri yang melindunginya saat itu bak melemah dan tak berfungsi, lemah lunglai oleh rayuan gombal sang kumbang
Dear aku remaja,
Masa remajamu begitu indah, kau merasa di cintai dan berharga ketika ada sang kumbang yang mencoba mendekati, sering pula kau sambut dan kau biarkan duri-duri dalam tubuhmu yang melindungimu itu lemah lungali tak berdaya.
Hei...kau terpedaya saat itu, kau biarkan kelopak-kelopakmu beterbangan kemana-mana, mengizinkan kumbang manapun menikmati keindahan kelopak-kelopak indahmu. sungguh ini suatu kesalahan besar, sangat besar dan akan berakibat fatal nantinya.
Semua tidak ada yang perduli, peluk cium dan kasih sayang sang kumbanglah yang aku butuhkan, bila perlu aku biarkan sang kumbang menghisap maduku dan merasakan manisnya.
Dear aku remaja,
Stop!! Hentikan kekonyolanmu itu, jangan biarkan sang kumbang menghisap madumu dan menikati manisnya, dia mungkin bukan jodohmu. Jadi kau harus bangun dan bersiap diri untuk menyambut sang ksatria yang bertanggungjawab pada kelangsungan hidupmu dan kebahagianmu di dunia dan akhirat.
Bersiaplah menyambut kumbangmu, persiapkan diri dan jangan terlena. Dia yang baik telah menunggumu, dia yang allah takdirkan untukmu ketika kau berada di rahim ibumu telah setia menunggumu wahai sang bunga
Jangan engkau layu dan mati sebelum bertemu dengan kumbang kesatriamu, sungguh kau akan menjadi orang yang merugi  jika kau biarkan mahkotamu di renggut oleh kumbang yang tidak bertanggung jawab.
Pergilah jauh wahai kau sang kumbang!! Katakan hal itu dengan lantang dan kuatkan duri-duri yang melindungi dirimu, jadikan dia perisai dalam mencari sebuah kebahagiaan dunia dan akhiratmu kelak.

Untukmu kumbang ksatriaku..terimaksih kini kau telah benar-benar hadir dalam hidupku, membiarkanku tetap harum mewangi. Kau menjadikan aku bunga yang tetap kokoh berdiri dengan sejuta duri-duri yang kau kauatkan setiap hari. Jadilah kumbang pelindungku selalu.

Sang maha pemberi rezeki



Materi bukanlah segalanya, tetapi segalanya membutuhkan materi. Sebuah ungkapan yang sarat makna menurut saya. Sebagian besar orang hidup di dunia ini untuk mengejar dan mendapatkan materi sebanyak-banyaknya, untuk kabahagiaan hidupnya di dunia. Tetapi jarang memikirkan dan mencari materi untuk bekal di akhirat kelak.
Kemudian Hal ini menjadikan materi sebagai hal yang sulit di dapatkan oleh seseorang, tetapi ada pula seseorang yang sangat mudah mendapatkan materi berkelimpahan tanpa bekerja keras, seseorang yang percaya bahwa rezeki itu pasti kemuliaan hiduplah yang harus di cari, dia tidak akan menggunakan semua waktunya demi mencari materi semata
Mereka orang yang tidak menjadikan urusan dunia sebagai fokus dalam hidupnya dan percaya bahwa rezeki itu sudah ada yang mengatur, ketika mereka melakukan sesuatu atau bekerja dengan menggunakan hati dan penuh keikhlasan.
Tetapi berbeda dengan orang yang haus akan harta dan segala yang berbau duniawi, segala daya upaya dia lakukan demi mendapatkan materi sebanyak-banyaknya, tetapi mereka lupa untuk bersyukur dan bersedekah, mereka lupa bahwa ada sebagian hak orang lain di balik rezeki yang allah berikan kepadanya. Sehingga yang terjadi adalah dia merasa selalu kekurangan terus menerus dan merasa tidak cukup. Sumbernya karena kurangnya kelikhlasan dan rasa syukur dalam hatinya.

Seandainya saya di berika uang 1 miliyar say akan gunakan untuk kepentingan leher keatas

Realita dan khayalan


Menjadi penulis itu ternyata sangat menyenangkann yah, kita bisa menulis apapun yang ingin kita ungkapkan. Kita juga bisa bahagia dan dan terus bahagia ketika kita mengalirkan semua rasa di hati menjadi sebuah kalimat-kalimat yang begitu mengimajinasi.
Seperti saat ini aku mengadakan survei untuk tulisan yang aku ikutkan dalam sebuah tantangan menulis, mereka berkomentar seaakan aku sedang melakukan hal konyol, tidak masalah bagiku. Komentar jujur mereka justru telah membuka ide baru buatku.
Bahwa uang 1 miliyar itu jika tidak ada wujudnya orang tidak mau menerima bahkan berandai-andai saja enggan, karena memang tidak ada wujud nyata dan fisiknya. Bahkan lebih konyol mereka menganggap saya sedang bermimpi, dan di suruh segera bangun dari mimpiku ini hee
Ketika aku bertanya pada suami pun, dengan santai dia menjawab tidak mau buat apa-apa toh uangnya juga tidak ada. kalau ada yah saya akan buat untuk beramal saja. Begitu katanya Hhmmm
Banyak dari kita ketika tidak mempunyai uang justru keiginan kita berlimpah-limpah, ingin ini dan itu banyak sekali, tetapi ketika kita di berikan uang yang begitu banyak, justru kita yang kebingungan sendiri mau di buat apa, dan bagimana cara menghabiskannya.
Sekilas aneh memang, tetapi begitulah adanya, ketika aku pun dihadapkan dengan pertanyana perumpamaan demikian, aku sulit juga membayangkannya. Dan jikalau uang 1 miliyar itu benar-benar ada aku pun mungkin kesulitan untuk membagi-bagikannya.
Sangking banyaknya keinginan dan sejatinya manusia lebih memilih untuk bekerja keras terlebih dahulu untuk mendapatkan apa yang dia impikan, karena jelas dengan hanya mengandaikan saja jika di beri uang segitu banyak. Mereka hanya tertawa dan menganggap hal ini mustahil.
Tetapi jika orang itu berfikir bahwa allah itu maha segalanya, membuat apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. Mereka akan percaya bahwa allah itu maha kuasa atas segala hal, ketika allah berkehendak maka jadilah.
Tetapi kembali lagi dengan uang yang seandainya diwariskan sebesar 1 miliyar itu, beneran ada apa tidak yah? Atau memang semua itu hanya ada dalam khayalan belaka, wallahu a’alam bi shawab.


Media sosial media belajar


Kemajuan tekhnologi saat ini begitu pesat, tidak bisa di pungkiri bahwa semua orang kini menjadi ketergantungan dengannya. Bahkan adanya media sosial telah merenggut sebagian waktu kita tanpa kita sadari, bagaimana tidak dengan adanya media sosial yang begitu menjamur saat ini, banyak orang yang rela menghabiskan berjam-jam waktunya di depan layar smartpone atau pc.
Mereka tidak memperdulikan efek yang akan ditimbulkan di kemudian hari, seperti penurunan kesehatan terutama masalah penglihatan karena seringnya mata menatap layar tanpa berkedip, sering mata menjadi kering dan perih.
Media sosial tidak kita pungkiri memberikan dampak positif dalam hidup manusia di zaman modern seperti sekarang ini, tetapi jika kita tidak bijak menggunakannya. Alih-alih bermanfaat justru hal ini akan sangat merugikan diri kita sendiri.
Media sosial tujuan awalnya ingin mendekatkan orang yang jauh, tetapi pada kenyataanya sekarang ini justru menjauhkan yang dekat. Benar memang bahwa kini yang berjauhan dengan kita, misal keluarga atau teman yang lama tidak pernah kita temui, dengan bantuan media sosial  hal ini menjadi mudah di lakukan. zaman sekarang orang yang tidak menggunakan smartphone itu lebih sedikit, karena sebagian besar dari mereka punya smartphone dan akses mudah media sosial melalui smartphone tersebut.
Selain dampak positif yang ditimbulkan dari adanya media sosial, juga banyak dampak negatifnya. Hal ini menurut saya di kembalikan lagi kepada si pengguna itu sendiri, mau memanfaatkan media sosial sebagai sarana belajar. Atau hanya sekedar ikutan trend yang ada saja, karena tidak mau di sebut jadul atau gaptek.
Sekonyong-konyong kita pun dengan segala daya upaya diusahakan untuk dapat memiliki smartphone, kemudian mengakses media sosial apapun. bila perlu sampai smartphone kita yang menolak sendiri karena kebanyak aplikasi yang kita pasang.
Dahulu memang saya menggunakan media sosial sebagai ajang pamer segala kegiatan apa yang saya lakukan, kemudian saya upload dan ketika mendapatkan banyak like serta membanjirnya komentar berarti saya sukses membuat stastus di media sosial yang membuat teman-teman tertarik.
Seiring berjalannya waktu, dan belajar dari banyak orang ternyata selama ini saya hanya menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dan sungguh tiada gunanya. banyaknya komentar dan like itu bukan merupakan salah satu tujuan dan berimbas kepada kepuasan batin seseorang.

Tetapi ketika kini kita bijak mengunakan media sosial, sebagai sarana kita untuk belajar serta kita banyak pula mendapatkan manfaat positif darinya, maka dengan jujur saya katakan banyak terimakasih dengan adanya media sosial ini. karena sangat membatu ibu rumah tangga seperti saya yang banyak menghabiskan waktu dirumah, tetapi masih tahu perkembangan dunia luar lewat media sosial bahkan bisa memanfaatkanya sebagai media untuk belajar.

Me and my book


Ketika di tanya buku apa yang paling kamu sukai sewaktu kecil? aku harus berfikir keras tentang hal yang satu ini, karena sewaktu kecil tidak ada ingatan yang melekat tentang buku. Karena ibuku tidak membiasakan aku untuk membaca buku dan mengajarkanku untuk mencintai buku.
Ibuku sibuk bekerja untuk menghidupi keluarga, sehingga untuk masalah remeh temeh berkaitan dengan pengasuhan dan pendidikan anak tidak begitu difikirkannya, baginya di sekolah saja sudah cukup untuk belajar. Makanya aku ingin mengubah pola asuh orangtuaku yang satu ini.
Seingatku, aku mulai mencintai buku dan suka membaca ketika memasuki sekolah menengah pertama dan begitu keranjingan membaca buku ketika masuk sekolah menengah atas, sering waktu ku habiskan berjam-jam di perpustakaan, membaca semua buku tanpa tebang pilih. Buku fiksi atau non fiksi aku baca, walaupun ada kecenderungan lebih menyukai novel-novel romantis gitu deh, kalau itu sih sampai sekarang hee
Kemudian setelah aku mencintai buku dan menyukai membaca, sehingga dalam hati aku bertekad agar kecintaan terhadap buku ini ingin aku tularkan juga ke anakku. Dan subhanallah..anakkku sekarang mulai mencintai buku, terbukti di suatu pagi dia bangun tidur, yang dipegang dan di cari adalah buku setelah dia menemukan buku dia langsung meminta mama untuk membacakan.
Ketika akan tidur kadangkala juga meminta mama membacakan buku, dan saat dia sudah on focus sama buku, semua buku ingin dia ketahui isinya. Pernah juga buku glosarium pengin dia tahu isinya, baiklah.mama ceritakan dengan bahasa anak-anak.
Buku memang masih sebagai jendela dunia, mencintai buku berarti mencintai ilmu, ketika manusia mencintai ilmu hidupnya akan di penuhi kebahagiaan. Buku merupakan sarana belajar yang paling tepat, dahulu hingga sekarang.
Tetapi kini dengan adanya media sosial dan banyaknya ebook gratis sehingga orang-orang lebih suka membaca lewat layar smartphone ketimbang membaca langsung di bukunya, yang sebetulnya mempunyai manfaat lebih di banding membaca dari layar monitor.
Aku mencintai buku dan aku suka membaca buku, banyak imu yang aku dapatkan. aku juga ingin semua anak mencintai buku dan mereka bahagia ketika bersinggungan dengan buku, salah satu cita-cita yang masih terpendam. Membuat taman baca masyarakat, yah agar masyarakat bisa memperoleh ilmu dari buku-buku yang mereka baca.
Buku membawa banyak perubahan dalam hidup seseorang, dan tidak ada buku yang tidak bagus menurutku. Sebuah buku di tulis oleh penulisnya dengan bersusah payah sehingga menghadirkan sebuah tuisan-tulisan yang menginspirasi banyak orang.

Dan akhirnya aku akan terus mencintai buku sampai kapan pun, hingga akhirnya aku pun menghasilkan karya-karya lewat tulisan. Dan hal itu akan terus bermanfaat untuk banyak orang, sehingga pahala seorang penulis itu juga akan terus mengalir dari kebermanfaatan karyanya, bahkan ketika dia sudah berada di alam yang lain.

There is a will there is a way


THERE IS A WILL THERE IS A WAY
#30daywrithingchlenge 

Ada istilah klasik “There is awill there is a way” dahulu saya menggunakan istilah itu sebagai pedoman hidup, walapun belum benar-benar tahu makna di balik kalimat tersebut. Seiring berjlannya waktu saya menjadi faham apa makna dari kalimat tersebut.
Dan saya merasakana arti yang mendalam dalam kalimat tersebut, dalam waktu yang belum lama ini. seiring saya menemukan passion saya sebagai seorang penulis, saya mencoba menggali dan terus menggali. Saya mencoba memahami diri sendiri tentang bakat yang saya miliki.
Dan sungguh allah itu maha diatas  segala maha, allah memberikan seribu ketika aku meminta satu. Allah melimpahkan lebih dari apa yang saya minta. Selangkah saya menujuNya berlari allah menujuku, merengkuhku dan menunjukan segala jalan yang lebar bagiku.
Dan disitu saya baru menyadari kalimat “there is a will there is a way”  begitu dahsyat pengaruhnya terhadap hidup saya, dan itu benar-benar saya rasakan. ketika hari ini saya mulai memahami bakat saya adalah menulis. Bakat itu berbeda dengan minat karena seorang yang berminat terhadap sesuatu belum tentu berbakat, tetapi jika seseorang berbakat dengan sesuatu hal dia pasti akan berminat.
Bakat itu bukan hanya sekedar saja kemudian hilang, bakat itu melekat dan jika terus menerus di lakukan menimbulkan hal-hal yang positif, membuat seseorang lebih bersemangat melakukannya. ketika oranglain merasa kesulitan melakukannya, justru seseorang yang berbakat menjadikan hal ini sangat mudah di kerjakan olehnya.
Dan kini saya sadari bahwa passionku adalah menulis, dan saya ingin mendedikasikan diriku dalam dunia tulis menulis, saya ingin belajar banyak tentang dunia tulis menulis. Hal ini saya sampaikan kepada suami, Subhanallah suami meridhoi dengan apa yang aku cita-citakan. Dan ini adalah point terpenting dalam hidupku sebagai seorang istri.
Apapun yang aku lakukan harus dengan izin dan ridho suami, ketika ridho suami sudah kita kantongi percayalah allah juga ridho karenanya, allah akan menunjukan setiap jalan yang kita butuhkan untuk meraih apa yang kita cita-citakan itu, terlepas dari kesuksesan itu bersyarat dan salah satu syaratnya yakni bekerja keras.
Setelah kita berdo’a kita juga harus berusaha, setiap ada kemauan pasti ada jalan. Begitulah yang kini saya rasakan. Saati ini saya mempunyai kemauan untuk menjadi seorang penulis produktif dan terkenal, saya berikhtiar dengan mengikuti berbagai kelas-kelas menulis baik online maupun offline, baik yang berbayar ataupun tidak.
Semoga suami selalu meridhoi setiap langkahku, karena ridho suami juga merupakan ridho allah. Jika sudah demikian segala apa yang aku lakukan, pasti allah akan membukakan beribu jalannya Dan membuka pintunya lebar sehingga dengan mudah aku menggapainya. amin


Rabu, 17 Mei 2017

Selalu ada khihmah..

Di tengah hati yang galau menggondok karena tarif yang melipat 2x ternyata banyak pelajaran yang kita dapatkan.

Pertama ada seorang peminta-minta yang membawa tongkat kakinya lemas entah kenapa, si kecil melihat kemudian bertanya "mama..itu kenapa? Lalu mama jawab itu kakinya sakit jadi tidak bisa jalan dan harus pakek tongkat.

Datang lagi seorang peminta-minta buta dan pakek tongkat, ada lagi peminta-minta tidak punya jari tangan. Disini mama memberikan pengajaran untuk si kecil bahwa kita harus banyak bersyukur.

Kita harus berucap alhamdulillah di berikan tubuh yang sempurna, alhamdulillah selalu ada hal yang bisa petik pelajaran berharganya.

Sungguh hati ini masih mengganjal, tapi  ya robb biarlah aku ikhlas, bismillah aku niatkan bersedekah. Mungkin ini juga teguran darimu.

Izinkan aku ikhlas agar menjadi rizqi yang halal untuk keluarga calo tersebut amin

Remaja dan zamannya


 



Usia remaja konon merupakan usia yang rentan, di usia ini seseorang tidak mau di sebut sebagai kanak-kanak lagi. tetapi di sebut orang dewasa pun belum bisa berfikir seperti orang dewasa, masa remaja adalah masa pencarian jati diri, masa dimana seseorang ingin mencoba segala hal tanpa memperhatikan segala resiko yang ada.

Masa remaja adalah masa bergaul dengan teman sebaya, toleransi komunitas dan ingin menunjukan bahwa komunitasnya adalah yang paling baik dan keren, aduh..kalau mengingat masa itu aku jadi senyam senyum sendiri.

Ketika itu aku baru saja naik kelas 2 SMA dan entahlah kita berlima tiba-tiba ingin membuat satu geng yang bernama ZEPIN hehehe norak banget yah namanya, ZEPIN itu singkatan dari nama depan kita masing-masing, yaitu (Ziyah, Evin, Puji, Iyoh, Nung).

Ketika itu aku menemukan sekelompok orang-orang yang selalu kemana-mana bersama, walapun Cuma nongkrong di depan kelas, ke perpusatakaan atau sekedar ke kantin makan snack bersama, itu sudah satu kepuasan tersendiri. Ditambah keusilan teman-teman ketika waktu itu aku berulang tahun ke 17 tahun. Mereka memberikan aku surprise, Oh..sungguh menyenangkan dan luar biasa, mempunyai teman-teman yang saling mengerti dan perhatian.

Waktu berjalan dan kita telah naik kelas 3 berpencarlah kita, tetapi nama geng ZEPIN tidak begitu saja kita lupakan sampai kita lulus dari sekolah, masa remaja adalah masa yang indah untuk di kenang. Masa remaja itu adalah masa penuh dengan gairah, yah gairah untuk bersosialisasi, menemukan teman. Masa bergairah dan penasaran juga terhadap dunia seksualitas.

Masa remaja seharusnya menjadi masa yang selalu di dampingi oleh orangtua, agar senantiasa si remaja tidak terjerumusa pada pergaulan bebas. karena tidak adanya arahan dan bimbingan dari orangtua menjadi pemicu terbesar seorang anak berbuat sesuka hati. apalagi jika dia di hadapkan dengan komunitas yang membawa pengaruh kurang baik.

Ketakutan ketika masa remaja tidak selalu dikaitkan dengan masalah tekhnologi yang sangat berkembang pesat saat ini. ketakutan yang pernah saya alami saat itu yakni tidak bisa mengontrol diri dalam pergaulan sehingga terjerumus dalam pergaulan bebas, sungguh aku termasuk orang yang khawatir terhadap hal demikian. tetapi kadangkala lingkungan dan komunitas memaksa, supaya tidak disebut sebagai orang yang tidak setia kawan, akhirnya bersama teman-teman mengikuti trend yang sedang berkembang.

Bagaiamana cara mengatasi kegalauan dan ketakutan yang terjadi pada masa remaja, aku sebisa mungkin selalu berkomunikasi dengan orangtua, dengan begitu orangtua pun akan memberikan masukan dan arahan kepada kita, agar kita senantiasa berada di jalur yang sesuai. Tidak melanggar aturan-aturan agama itu yang paling utama, dan akhirnya remaja sekarang dan dahulu itu berbeda zaman, ada sebuah pepatah mengatakan “ didiklah anakmu sesuai zamannya”

Begitulah kiranya, sebagai orangtua seharusnya senantiasa mawas diri dan tidak lepas tanggaungjawab dan perhatian kita terhadap sang buah hati, agar kelak dia bisa hidup di zamanya dengan selamat dan bahagia.

#30daywrithingchalenge 

Selasa, 16 Mei 2017

Flash fiction LDR


Pernah sekira 3 tahun yang lalu, kita berpisah jarak dan waktu. hanya seminggu sekali kita bertemu, yah..rindu yang menggebu mencoba kita tahan demi atas nama perjuangan. Hidup berjauhan dengan sang kekasih halalku bukanlah yang aku inginkan.
Tetapi takdir kala itu berkehendak demikian, apalah mau di kata. kita dengan sabar menjalani walaupun semuanya tidaklah mudah bagi kami, komunikasi menjadi faktor utama kala itu, kesibukan suami dan kelelahan ketika sudah sampai di kamar kost, hanya satu yang dia inginkan, tidur!
Begitu terus waktu berlalu dan jika tiba saat weekend, berbungalah hati kami. Yah..sebagai seorang istri aku ingin menyambut pujaan hatiku dengan segenap rasa cinta yang telah lama aku pendam, berharap kita bisa menumpahkan segala kerinduan di hati kita dengan penuh keromantisan dan peluk mesra serta diiringi canda tawa.
Realita nyatanya kadang kala tidak sesuai dengan ekspektasi kita, yah..pernah suatu ketika aku masih disibukkan dengan pekerjaan yang juga di kejar dealine, ketika weekend suami pualng aku pun tidaka bisa menyambutnya.
Bukan sebuah nada-nada rindu yang terputar indah di bilik rindu kita, tetapi ada rasa yang mengganggu di hati kita masing-masing. jelasnya satu angan-angan yang sudah suami bayangkan sedari seminggu yang lalu, pupus sudah seiring sibuknya aku memikirkan pekerjaan yang tiada habisnya.
Alih-alih membantu menyelesaikan justru membuat perkara baru, suami ingin ketika dia pulang, hanya dirinya yang diperhatikan dan dia sentuh. Tinggalkan pekerjaan ketika kita bersama, dan saat itu bukanlah waktu yang tepat menurutku, dan kala itu kita pun tidak mau mengalah dengan keegoisan kita masing-masing.
LDR (long distance relationship) tidaklah mudah kami jalani, butuh perjuangan dan kesabaran yang luar biasa. Jarak dan waktu yang memisahkan ditambah minimnya komunikasi adalah sebab-sebab munculnya sebuah konflik dalam rumahtangga.
Bersyukur suamiku adalah tipe lelaki penyabar dan sungguh pengertian, entahlah bagaimana jika kau mempunyai suami dengan watak yang sama denganku. mungkin balada cintaku telah runtuh sedari dulu kala. Mungki inilah yang dinamakan jodoh, dan allah telah memilihkan dia sebagai jodohku.
Allah memberikan aku seorang suami yang bisa melengkapi kekuranganku, allah juga memberikan seorang suami yang sangat  baik dan bertanggungjawab, disitulah aku harus selalu bersyukur setiap waktu.
Terimakasih ya allah kau jadikan dia imamku, dan jadikanlah dia lelaki yang selalu bersabar dan terus bersabar, biarlah engkau yang membalas segala kebaikan-kebaikan yang pernah dia lakukan untuk keluarganya, untuk anak dan istrinya.




Menyambut ramadhanMu


Sungguh hidup manusia tidak ada yang tahu kapan akan berakhir, semua berharap kembali keharibaan tuha yang maha esa, dalam keadaan khusnul khotimah. Dan bisa diterima segala amal kebaikan dan di masukan ke syurganya allah SWT.

Tetapi apakah semudah itu, kala hidup di dunia ini pun tidak bersusah payah mengejar pahala yang kita nanti-nantikan di akhirat sana, kita masih saja terlena dan terbuai oleh dunia. Kita sering di butakan oleh dunia, kita masih saja menjadikan dunia sebagi tuhan, yang bisa menciptakan sumber kebahagiaan.

Kedamaina hidup yang selalu manusia inginkan, tetapi pada kenyataanya tak semudah apa yang diinginkan dan menjadi angan-angan, kadang kita ingin bahagia hidup serba nyaman dan enak, semesta tidak mendukung kita.

Ingin sejenak berlenggangkangkung, tetapi bagaimana dengan hari esok? Bagaimana dengan kebutuhan rumah tangga, bagaimana esok dapur bisa mengepulkan asap, dan sederet bagiamana-bagaimana yang lainnya.

Hidup adalah rangkaian dari sebuah proses, proses kita akan berakhir ketika sang maha pencipta meminta kita untuk kembali kepadaNya, disaat itulah semua yang telah kita lakukan di dunia ini akan dipertanggung jawabkan.

Sebagai seorang anak, sebagai seorang istri, sebagai seorang suami. Sebagai seorang ibu dan apapun peran yang pernah kau jalankan di bumi ini semua tidak luput dari tanggungjawab selama manusia menjalani semuanya.

Kembali kepada dzat yang maha sempurna, menyucikan diri. Mempersiapkan dan menyambut datangnya bulan suci ramadhan, bulan penuh hikmah dan ampunan, Berharap dan selalu berharap setiap tahun kita dapat berjumpa dengan ramadhanMu yang indah ya robb, tetapi kami hanya manusia biasa yang bisa berharap dan kau yang memtuskan segalanya, mungkin ini adalah ramadhan kita yang terakhir.

Tahun depan mungkin kita telah berada di alam yang lain, tidak bisa menikmati indahnya beribadah di bulan ramadhan, ya allah sebelum waktu itu tiba. Izinkan kami meminta ampun atas segala dosa-dosa yang telah kami perbuat.

Ampuni dan bersihkan hati kami, untuk bergegas dengan hati yang bahagia menyambut bulan yang mulia, bulan penuh mahgfiroh dan keberkahan. Bulan yang berlimpah pahala, satu keistimewaan bulan untuk umat muslim di seluruh penjuru dunia.

Kami bahagia menyambut bulan ramadhanMu ya robb, izinkan kami sampai dan menikmati indahnya ramadhan, indahnya berpuasa dan nikmat sunguh luar biasa ketika kami semua seluruh umat musilim di dunia, berbuka puasa. Allahu akbar

Ku rindu bertemu dengan ramadhanMu, bacaan tadarus al-qur’an pagi dan sore selalu riuh terdengar di masjid dan mushola, anak-anak bergembira menyambut bulan ini, ada yang baru berlatih berpuasa. Ada juga yang telah terbiasa puasa setiap tahun di bulan ramadhan. Sehingga kuat berpuasa seharian penuh.

Sungguh luar biasa, allah telah mengatur segalanya. Semua indah menurut apa yang dia kehendaki, bukan menurut manusia itu sendiri.


Jadikan kami orang-orang yang selalu bersyukur dan bertambah syukur setiap hari kepadamu ya robb, jangan jadikan kami orang-orang yang sombong dan merugi amin

aliran rasa fasilitator part 1


Hectic..begitu kata pertama yang harus saya ungkapkan, yah...hari pertama share  materi, pengkodisian grup dan lain sebagainya. Yang membutuhkan konsentrasi penuh. Huft..rasanya capek juga yah..bukan capek sih lebih ke riweh, alhamdulillah si kecil begitu pengertian tidak rewel dan tidak memprotes ketika mamanya harus fokus ke hape.

Tetapi ke depan saya harus benar-benar menerapkan gadget management, aku tidak mau terlalu terfokus dengan grup. Aku juga harus ada waktu untuk menemani si kecil bermain sambil belajar, aku juga harus bahagia menjalani peran baruku sebagai fasilitator.

Menjadi teman belajar ibu dan calon ibu itu ternyata menyenangkan yah, apalagi kita sampaikan dengan jujur dan terus terang bahwa kita bukan narasumber tetapi fasilitator, dan tugas kita mendampingi peserta matrikulasi belajar di kelas Matrikulasi batch#4 IIP Banyumas Raya selama 9 pekan ke depan.

Alhamdulillah materi pertama sudah disampaikan, dilanjutkan diskusi materi pertama dan penyampaian nice home work juga, saya harus berterima kasih juga kepada teman-teman koordinator mingguan dan ketua kelas, yang sudah bersedia membantu mengkondisikan kelas, tanpa mereka entahlah apa jadinya.

Apalagi ketika awal pengumuman bahwa untuk matrikulasi kali ini, satu kelas hanya ada satu fasilitator, sempat shock. aduh..bagaimana nantinya, banyak kemungkinan-kemungkinan yang belum terjadi tetapi saya sudah ketakutan sendiri.

Tetapi di luar semua itu, yang penting ridho suami sudah saya kantongi. Suami sudah mengizinkan saya untuk menjadi fasilitator matrikulasi kali ini, alhamdulillah suami juga sangat pengertia dan merasa senang juga ketika istrinya ikut berperan dalam program matrikulasi ini sebagai fasilitator.

Ke depan aku harus bisa memanage waktu, aku harus punya time management yang baik dan gadget management yang wajib aku terapkan. Bersyukur kini kelas sudah terkondisikan dengan baik, ada ketua kelas dan korming yang telah menghandle kelas.
Lega rasanya ketika teman-teman peserta matrikulasi mau berperan aktif dan penuh semangat berdiskusi dan belajar bersama malam ini, bersyukur saya juga di berikan kesempatan untuk menemani mereka belajar bersama di kelas matrikulasi ini.


Semoga membawa manfaat, amin

Selasa, 09 Mei 2017

Aliran rasa " ,mengamati gaya belajar anak"

Mengamati gaya belajar anak itu, selalu ada hal-hal unik yang dia lakukan yang sebelumnya belum terfikirkan sama sekali oleh mama. Yah...banyak hal kreatif yang tiba-tiba muncul dari keaktifannya setiap hari.

Ternyata ketika kita mau meluangkan waktu untuk sejenak mengamati, gaya belajar anak itu seru yah. Entah belajar dengan gaya auditori, visual dan kinestetik. Si kecil pasti mempunyai keunikan sendiri di setiap aktifitas kesehariaanya yang memang dominan dia lakukan dengan bermain.

Bermain adalah dunianya, bermain adalah sarana mengeksplore diri. Bermain adalah caranya untuk bahagia. Lakukanlah nak..mama tidak akan melarangmu, biasanya mama hanya berpesan. Hati-hati yah..oke saya kira cukup.

Dan 10 hari waktu berjalan untuk mengamati gaya belajar anak belumlah cukup, kita sebagai orangtua harus senantiasa mengamatinya, karena dengan kebersaaam kita yang setiap hari. Di luar chalenge ini pun kita masih bisa terus mengamati dan jangan lupa mengapreiasi.

Sesungguhnya yang mereka butuhkan hanyalah apresiasi bukan evluasi, oke baiklah..terimaksih guru kecilku, kau banyak mengajarkanku arti kehidupan ini. ketika hari ini mama mengamati gaya belajarmu mama juga ikut belajar dan bertanya pada diri sendiri, seperti apa sih gaya belajarku yang sebenarnya, mama juga bisa mengamati gaya belajar abah.

Walaupun tidak mama masukan dalam cacatan sebagai chalenge “ mengamati gaya belajar anak. setelah ini kita akan beristirahat sejenak dan ada roling fasilitator, kami hanya bisa mengucapkan banyk terimakasih kepada fasiltator yang sudah menemani kita, sampai tantangan  4.


Untuk tantangan-tantangan berikutnya kita harus lebih siap dan lebih semangat lagi, bismillah

UNGKAPAN SI KECIL, TITAH TUHANMU


Aku sendiri tanpa ibu dan nenekku, yah...biasanya aku selalu di kejar-kejar nenekku setiap hari. Ketika aku berlarian kesana kemari, sering juga aku di larang melakukan ini dan itu. Ah..jengkel sebetulyna tetapi aku tidak bisa berontak, aku hanyalah makhluk kecil yang tak berdaya.
Tetapi hari ini begitu berbeda bagiku, mana nenekku yang selalu cerewet padaku. Bangun tidur aku sudah tidak asing lagi kalau ibuku sudah tidak ada disampingku karena dia sudah berangkat kerja pagi tadi, biasanya ada nenek yang menyambutku bangun di pagi hari.
Oh..ternyata nenek sedang pergi ke solo, ke rumah mbah buyut ku disana. Ya sudahlah aku bermain saja sama teman-temanku, agung teman yang setiap hari aku ajak bermain. Dia orangnya asyik banget walapun kadang juga dia tidak mau ikut dengan apa yang aku perintahkan, huh..kesel deh.
Tapi..aku sekarang jadi penurut, ketika ayahku menyuruh aku untuk mandi aku langsung bergegas. Entahlah bukan karena takut sama ayah, tetapi aku lebih nyaman ketika ada seorang wanita lembut yang membersamaiku setiap hari.
Sebetulnya aku ingin setiap hari bersama ibu, tetapi itu tidak mungkin karena ibu harus bekerja. Ya sudahlah..bersama nenek pun aku juga bahagia, asalkan dia tidak melarangku untuk bermain ini dan itu.
Begitulah mungkin kalimat demi kalimat yang akan diucapkan oleh bibir mungil si kecil, menggambarkan keadaan dirinya setiap hari yang hanya di temani oleh neneknya, dan jika suatu hari neneknya pergi, teramat sangat kehilangan sosok yang bisa bersama dirinya setiap hari, sedih rasanya.
Raut kesedihan itu bisa aku lihat, ketika  dia bermain kesana kemari tidak ada yang mengawasi , dan mau berbuat sesuka hatipun tidak ada yang melarang seperti biasanya,. Tetapi di sudut hatinya yang paling dalam dia kehilangan sosok  wanita yang selalu mengisi hari-harinya.
Mau berharap ibunya untuk bersamanya sepanjang hari pun tidak mungkin, karena ibu harus bekerja. Pulang paling sore kadang juga habis maghrib. Pernah sebetulnya bibir mungil itu dengan terang-terangan bilang kalau ibunya jangan bekerja, biar ayah saja yang bekerja. Ibu dirumah temani aku main bersama aku.
Ya allah..itu pamggilan si kecil, itu panggilan allah untuk kita. Untuk ibunya membersamai tumbuh kembang si kecil. Apalagi di 5 tahun pertamanya di dunia ini, tetapi kadang kita sebagai orangtua masih saja egois, masih saja tidak perduli dengan malaikat kecil sumber pahala kita di dunia ini.
Kita abai dan lalai, tugas dan tanggungjawab kita yang utama yakni mendidik seorang anak. Yah..karena ibu itu sebagai madrasah pertama untuk anaknya, dia harus sealu hadir di nomer pertama untuk anaknya, dia wajib ada ketika anak membutuhkan.
Benar sekali ketika bibir mungilnya berucap, biar ayah saja yang bekerja. Ya robb..itu kalimat yang keluar dai bibir mungil tak berdosa itulah kalam illahi, tapi kita gagal faham. Kita masih saja egois dan tak mau perduli, toh..ada neneknya yang bia bermain bersama dia setiap hari.
Astaghfirullah..kelak kita sebagai orangtua yang di mintai pertanggung jawaban oleh allah bukan neneknya, walapun setiap hari dia bersama neneknya. Anak itu bukan tanggungjawabnya neneknya, tetepi ayah dan ibunya. seorang wanita yang kini berstatus sebagai ibu, kemudian dengan mudahnya membebankan tanggungjawab kepada orangtuanya atau orangtua suaminya, dia biarkan orangtuanya merawat anaknya dengan bersusah payah, kita bekerja kok..kita juga berusaha memenuhi segala kebutuhannya, begitu dalih seorang ibu yang bekerja.
Lalu..dimana peran seorang ayah?? Jika beban ekonomi keluarga di tanggung oleh istri, dan anak di asuh oleh neneknya. Kemudian apa yang dilakukan oleh seorang ayah setiap hari. Hanya makan dan tidur dan melakukan apapun sesuka hati, aduh...dunia sudah hancur jika begini.
Kenapa? Karena generasi penerus bangsa ini tidak dididik dengan biak oleh sang bunda, yah..oleh ibunya sendiri. justru kebanyakan orang sekarang lebih suka mengalihkan tanggungjawab pengasuhan anak kepada oranglain, entah itu dengan membayar pengasuh atau kepada kakek dan neneknya.
Miris, melihat perkembangan zaman yang terlihat maju tetapi pada hakikatnya justru semua mengaami kemunduran secara perlahan-lahan, bagaimana tidak ketimpangan peran sosial di masyarakat telah jelas terlihat, wanita yang seharusnya jadi tulang rusuk kini menjadi tulang punggung. Suami yang seharusnya bekerja banting tulang setiap hari, kini hanya ongkang-ongkang kaki dirumah.
Ada juga kasus TKW di luar negeri, pulang ke tanah air anaknya tidak terurus . eh..suaminya malah kawin lagi, aduh...jika sudah seperti ini baru deh seorang wanita sadar diri, bahwa mencari nafkah dengan meninggalkan anak apalagi suaminya, berjauhan selama bertahun-tahun. Itu adalah perbuatan yang sangat salah, nasi udah menjadi bubur, lalu Apakah seorang lelaki masih saja berfikfiran waras jika hasrat biologisnya meminta untuk di penuhi, tetapi tidak ada istrinya sebagai lahan bercocok tanamnya.
Marilah saudaraku..saya ingin mengajak kepada seluruh wanita di dunia ini, untuk kembali memeluk buah hati kita, kita peluk cium mereka hingga mereka menolak sendiri. Yah..tidak lama coba kita lihat ketika si kecil telah memasuki jenjang sekolah menengah pertama, dia mulai malu ketika harus di cium dan di peluk sang bunda.
Ini juga kesempatan buat kita, untuk puas memeluk dan menciumnya. Buah hati kita, harapan kita dan segalanya di hidup kita, pandang wajah polos tak berdosanya setiap saat, jangan kau abaikan setiap kata yang keluar dari bibir mungilnya.

Bisa jadi kalimat-kalimat yang keluar itulah titah tuhan, itulah petunjuk allah untuk kita hamba-hambanya yang sering lalai padanya, jadikan kami orang-orang yang kembali kepadamu dalam keadaan khusnul khotimah ya robb, dan  kami telah merampungkan tugas sebagai orangtua dengan baik, amin

Arti keluarga bagiku



Keluarga adalah harta yang paling berharga bagiku, keluarga adalah tempat aku kembali di dunia ini. Sejauh apapun aku pergi, aku ingin keluarga menjadi pelabuhanku, Tanpa mereka siapalah aku ini, tanpa orangtua dan saudara apalah aku ini.
Rasa terimakasih yang teramat tulus akan selalu aku sampaikan kepada kedua orangtuaku yang luar biasa. segala pengorbanan, segala peluh keringat dan kerja kerasnya selama ini. Juga kasih sayang yang tidak pernah luntur sampai kapanpun juga.
Permintaan maaf  yang akan selalu aku  ungkapkan padanya, pasti pernah sekali waktu aku menyakiti hati kedua orangtuaku entah itu sengaja ataupun tidak disengaja.
Begitupun arti saudara menurutku sangatlah berperan dalam kesuksesan kehidupanku, saudara adalah suporting, saudara adalah tempat mencurahlah segalanya, saudara adalah orang yang satu visi dan misi untuk sama-sama membahagiakan orangtua.
Syukur tiada henti aku sanjungkan kepada allah, bahwa allah masih memberikanku nafas hingga hari ini, memberikanku kesempatan untuk terus belajar dan memperbaiki diri. merasa masih menjadi manusia yang bodoh dan butuh bimbingan terutama dari orangtua. juga do’a tulus mereka masih saya pinta untuk menemani hari-hari yang aku lalui menjadi sebuah keberkahan hidup.
Apalah daya kita sebagai seorang anak manusia di dunia ini, bukan menjadi apa dan siapa-siapa jika kita mengabaikan orangtua kita, mengabaikan manusia keramat di dunia ini. Yah..merekalah orangtua kita.
Mungkin saat ini kita telah menjadi seorang istri bahkan seorang ibu, tetapi kita juga masih menjadi seorang anak yang mempunyai kewajiban untuk selalu taat dan hormat kepada orangtua, tugas kita sebagai anak yakni membahagiakan mereka.
Membahagiakan mereka tidak hanya dari segi materi saja, walaupun materi juga di butuhkan untuk menciptakan sebuah kebahagiaan. Tetapi janganlah selalu mengukur kebahagiaan hanya dengan materi saja.
Dalam kehidupan keluarga, ibu adalah sebagai tonggak utama agen perubahan, karena nasib generasi selanjutnya ada di tangan seorang ibu yang bisa mendidik anaknya dengan baik pula, ingatlah bahwa ibu adalah sekolah pertama untuk anak-anaknya.
Menjadi hal yang wajib dimiliki seorang ibu, yakni berpengetahuan tinggi artinya pengetahuan tinggi itu tidak selalu di kaitkan dengan adanya gelar di depan atau belakang nama seseorang, tetapi lebih ke arah bagimana seorang ibu mau terus belajar, untuk memperbaiki dirinya dan memantaskan diri menjadi orangtua.
Karena hakikatnya semua anak itu terlahir istimewa, kemudian bagaimana orangtuanya memantaskan diri itu adalah tugas yang paling utama.
Anak-anak itu terlahir bukan tidak membawa apapun, mereka terlahir telah membawa fitrahnya masing-masing dan tugas kita adalah menemani mereka menumbuhkan fitrah yang telah ada dalam diri mereka.
Sebagai istri kini kita harus taat kepada suami, tetapi sebagai anak kita pun harus sukses sebagai bukti kerja keras orangtua yang telah menyekolahkan kita.
Silahkan jika kita ingin sukses, kita pun tidak di larang untuk bermimpi, tapi ingatlah definisi sukses itu luas. Apakah kita memaknai kesuksesan itu hanya dari segi materi yang berlimpah, atau dari segi kemuliaan hidup yang kita dapatkan.
Seringnya kita mendefinisikan kesuksesan hanya dengan materi, ada orangtua yang menyekolahkan anak hingga ke perguruan tinggi kemudian harapan terbesar orangtua adalah, ketika nanti anaknya lulus dan bekerja mendapatkan gaji besar, kemudian dituntut untuk bisa membantu perekomian keluarga.
Hal ini memang tidak salah, juga bisa jadi tidak benar. Dikatakan salah jika hanya orientasinya hanya timbal balik materi yang pernah di berikan orangtua kepada anaknya, maka disini nilai keikhlasan pun menjadi berkurang. menjadi benar karena sudah kewajiban seorang anak untuk berbakti kepada orangtuanya, membahagiakan orangtua dan saudara-saudaranya.
Di zaman sekarang ini, dengan adanya faham kesetaraan gender yang telah mengakar begitu kuat di masyarakat kita, kadang menjadikan wanita itu tidak percaya diri dengan perannya di ranah domestik.
Jika wanita tidak turut serta di ranah publik, masyarakat masih menganggap hal yang rendahan. Entahlah saya juga tidak memahami hal ini dan merasa ketidakadilan yang menimpa kaum perempuan justru menjadikan kaum perempuan bangga terhadap hal ini.
Mereka rela di gaji sebulan 200 ribu, setiap hari meninggalkan anak dan di asuh oleh oranglain, padahal hati mereka menjerit perih. Ketika harus meninggalkan si buah hati, ingin rasanya menemaninya setiap hari, ingin rasanya  resign dan menikmati kebersamaan dan menyaksikan tumbuh kembangnya langsung, bukan lewat cerita kakek neneknya atau pengasuhnya.
Siapa sih sebetulnya yang memaksa wanita untuk tetap berkarir? Sehingga dia enggan melepaskan label wanita karir, dan menyandang gelar baru sebagai ibu rumah tangga biasa, sehingga begitu sulit dan enggan di lakukan.
Saya sangat sedih ketika melihat hal tersebut, banyak teman-teman saya yang sekarang masih berkarir dan memiliki anak balita terutama, setiap pagi mau berangkat kerja, ada kalanya anak menangis tidak mau lepas dari ibunya. Sedih luar biasa, tetapi bagaimana dengan tugasnya di kantor sudah menunggu. Dan dia lebih memilih untuk tetap meninggalkan anaknya dan tidak menghiraukan tangisnya, hanya di tepis dengan perkataan menenangkan diri untuk sesaat, ah..nanti juga diam sendiri.
Entah apa yang terjadi dirumah dengan anak kita, kita pun tidak tahu. Entah anak itu bisa apa sekarang pun kita sebagai ibunya tidak tahu, segala perkembangan anak kita yang pertama tahu adalah kakek neneknya atau pengasuhnya, apa kita sebagai ibu tidak bersedih.
Tidak ada ibu yang ingin jauh dari anaknya, begitu juga anak ingin selalu lekat dengan ibunya, tidak mau ibunda tercinta meninggalkannya bahkan setiap hari, apalagi di usia balita, yang sudah kita fahami bahwa di usia itulah seharusnya ibu selalu hadir untuk menemaninya, bukan ketika sepulang kerja setelah waktu sisa baru kita membersamainya.
Kualitasnya akan berbeda ketika kita memberikan anak kita dengan waktu yang tersisa, setelah seharian kita bergelut dengan pekerjaan. dan seorang ibu yang seharian penuh membersamai anak, menemaninya bermain sambil belajar.
Disini saya tidak akan berbicara tentang siapa yang paling baik dan siapa yang kurang baik, menjadi ibu sejatinya dimana pun, entah itu di ranah publik atau di ranah domestik itu sebenarnya kita sama-sama bekerja.
 Hanya saja masyarakat kita sekarang ini mengkotak-kotakan, kalau yang bekerja yah berkecimpung di ranah publik kalau yang di ranah domestik itu tidak bekerja, eits..tungu sebentar,  kata siapa di ranah domestik seorang perempuan tidak bekerja? Justru pekerjaan seorang ibu rumah tangga itu tidak ada habisnya, tetapi justru disinilah yang membuat perempuan tidak percaya diri, karena minim penghargaan.
Di masyarakat pedesaan di daerah saya khususnya, masih menganggap anak perempuanya sukses ketika bisa berkarir, entah berapapun itu gajinya harus tetap dijalani, walapun sebetulnya naluri sebagai seorang ibu menjerit, karena meninggalkan anak untuk di asuh oleh oranglain, akhirnya tidak punya pilihan lain untuk tetap menjalani karirnya.
Entahlah apa sebenarnya yang mereka inginkan dalam hidup ini, saya tidak yakin mereka punya satu mimpi yang ingin mereka wujudkan demi keluarga mereka, kalau bukan hanya dari segi kemapanan materi saja.
Akhirnya marilah kita sama-sama bercermin, melihat diri kita sendiri. Sudah pantaskah kita menjadi orangtua, setiap anak itu unik. Anak-anak juga penuh dengan kreatifitas, saya yakin seorang ibu tidak ingin melewatkan tumbuh kembang anaknya barang sedetik pun. tetapi kemudian seorang perempuan apalagi sudah menjadi seorang ibu akan di hadapkan dengan pilihan-pilihan sulit dalam hidupnya.
Aku  pun pernah mengalaminya, berada di posisi yang sangat sulit. Orangtua menginginkan aku tetap berkarir, sedangkan suami ingin aku resign dan fokus mengurus anak, dilema yang sungguh luar biasa.
Hingga akhirnya aku memutuskan untuk resign dan kini menjadi full time mom, yang aku rasakan justru setiap hari aku semakin bersyukur, setiap hari aku semakin bahagia menjalani hidup ini. setiap hari aku bisa memeluk anakku, Setiap hari pula kita bermain bersama, tertawa bersama dan serangakaian kebahagiaan-kebahagiaan yang tidak aku dapatkan dahulu ketika masih bekerja.
Dahulu aku merasa sangat bersalah karena harus menitipkan anak sama orangtua, bukankah aku sudah menyusahkan mereka sedari kecil, masa iya sekarang orangtua pun harus kesusahan merawat anakku juga, menangis pilu hatiku saat itu.
Alhamdulillah allah mengembalikan jalanku, jalan untuk selalu mencintainya. Di berikan waktu yang begitu istimewa setiap hari untuk membersamainya, anak-anak itu tidak akan lama bersama kita.
 Waktu berjalan begitu cepat dan tidak terasa anak kita sudah tumbuh dewasa, dan akan meninggalkan kita. Kita pun harus bersiap akan datangnya waktu itu. sebelum waktu itu datang, Ukir dan patrilah jiwa anak-anak kita, Didik dan rawatlah anak-anak kita dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.
Jadikan keluarga tempat kembali mereka, sejauh apapun mereka melangkah. Sebagai apapun dia kini berperan, jadikan keluarga adalah tempat berlabuhnya. Untuk menumpahkan segala apa yang ada di benaknya.

Hanya satu hal yang diinginkan anak untuk orangtuanya, dan satu hal pula yang diinginkan orangtua untuk anaknya yakni kebahagiaan.