Senja masih belum
kembali ke peraduannya, dan sinta masih saja duduk termangu menunggu dengan
sabar suaminya pulang.
detik demi detik waktu terasa begitu
lama berjalan, padahal sebentar lagi maghrib
menjelang, dari luar belum juga terlihat tanda-tanda kepulangan
suaminya, haduh..kemana sih suamiku kok lama banget sih pulangnya, kalau memang
ada acara kan bisa dia kirim pesan dulu biar aku tidak gelisah menanti seperti ini, gumam sinta
dalam hatinya yang mulai di hinggapi kecemasan, bukan kali pertama saja suami
sinta pulang terlambat seperti ini, bahkan di hari sebelumnya juga pernah, tapi
biasanya memberi kabar terlebih dahulu. sinta sangat paham dengan kegiatan suaminya
itu, pekerjaan yang menuntut suami kerja keras dan waktu yang sedikit suami
sinta habiskan bersama keluarganya, setelah kemarin sinta mendapati video
karokean di hape suami sinta, sepertinya acara itu diadakan oleh perusahaan
suaminya yang notabene sebagian besar karyawannya adalah laki-laki sungguh
terbakar hati sinta kala itu, bukan…bukan tipe istri yang suka kepo dengan
segala aktifitas suaminya, tapi wajar kan kalau aku harus tahu apa yang di lakukan suamiku di luaran
sana, dengan siapa saja dia berteman ada kabar terbaru apa sih, dan …seringnya
sinta tahu berita atau kabar tentang saudara bahkan orangtuanya yah…dari sinta
lihat hape suaminya itu..suami sinta termasuk tipe lelaki yang irit ngomong,
entah irit ngomong dirumah karena sudah seharian capek ngomong di luar atau
memang suami sinta kini tidak tertarik lagi dengan istrinya itu.
Sinta pun sadar dia kini tak seseksi
dulu lagi, setelah melahirkan anak pertama tubuh sinta menjadi gemuk dan kini
julukan gajah bengkak pun berhasil dia sandang, beberapa kali suami sih bilang
tidak papa, komplain? pasti
pernah tetapi tidak pernah menuntut untuk ini itu, diet ketat dan segala macamnya, Sungguh sinta masih
saja cemas, dan terus terfikir video yang kemarin baru saja dilihatnya tanpa
sepengetahuan suami, dan suami sinta juga tidak tahu kalau selepas lihat video
itu sinta masuk kamar mandi berpura-pura mandi dengan menyalakan air kran
sehingga suara tangisnya tidak terdengar oleh gemericik air kran, hati sinta
seakan teriris pisau tumpul sakit…sekali. Ya allah apakah suamiku kini telah
berubah? Aku sebagai istri setiap hari setia menantinya pulang, aku pun
berusaha menurut kepadanya aku yang dulu wanita karir dan harus berhenti karena
dia ingin aku dirumah saja menjaga anak dan dirumah, oke..semua sudah aku
lakukan karena aku ingin berbakti pada suamiku dan aku juga faham bahwa ridho
suami harus lebih aku utamakan di atas ridho orangtuaku.
Setelah
aku hijrah
dari rumah orangtua dan kini duniaku berubah total, Aku yang biasanya
setiap hari keluar rumah bertemu banyak teman, bekerja dengan penuh semanngat, memakai baju
yang rapi dan wangi,
dengan segala aktifitas padatku.
sekarang aku hanya dirumah
saja berteman cucian kotor, piring kotor dan kini telah berubah pula penampilanku
menjadi bidadari berdaster, bahkan bedak dan lipstick pun jarang sinta kenakan,
mungkin sesekali jika suaminya mengajaknya keluar biar suami tidak malu, masa
bawa istri yang kumal dan tidak bersolek sama sekali.
Ada apa dengan
suamiku…adzan maghrib terdengar seketika membuyarkan lamunannya, dan sekali
lagi sebelum beranjak sinta menoleh ke arah pintu berharap ada tanda-tanda
suaminya pulang, dan…kecewa menghampir,
daripada menunggu tanpa kepastian mending shalat saja dulu biar hati juga
tenang, sinta mencoba berdamai dengan hatinya. Dipandanginya jagoan kecil yang
polos dan dialah makhluk kecil tak berdosa yang selalu menemaninya setiap hari,
sering membantu apa saja yang
ibunya kerjakan, yah..akhmad suka sekali membantu pekerjaan ibunya karena dia
memang tipe anak kinestetik yang tidak mau diam, anak cerdas seperti ayahnya
dan rasa ingin tahu yang besar, ceriwis suka nanya ini dan itu, dan tak terasa
tetesan air itu mengalir juga di pipinya, ada rasa syukur yang menggelayuti
hatinya tetapi di satu sisi hatinya berjuta Tanya pula, mengapa dan mengapa? Sinta masih mengenakan mukena
putih border kesayangannya, yah…mukena itulah yang di berikan oleh suaminya.
Suami yang baik hati penyabar dan sayang dengan keluarganya, sayang dengan
ibunya sayang dengan saudara-saudaranya. Apakah suamiku kini berubah ya allah,
tolong jika dia dalam kesusahan saat ini tolong bantu suami hamba, jika dia
dalam kebahagiaan ingatkan padanya bahwa anak dan istrinya menunggu dirumah,
air mata itu kini deras mengalir di pipi bulaat sinta dengan suara tertahan takut membangunkan si kecil
akhmad yang sudah tertidur
pulas, karena siang tadi akhmad tidak tidur barulah setelah mandi sore baru
tertidur.
Ah…damainya hati
ini melihat wajah polosnya, senyum polosnya dan pertanyaan polos yang terlontar
ketika ibunya menangis “ mama kenapa?” dan sinta tak bisa menjawab dengan jujur
apa yang dia rasakan, biasanya sinta hanya menimpali sembari mengusap pipinya
yang basah dengan bajunya “mama tidak papa sayang” pun akhmad kembali memberi
pernyataan “ mama jangan nangis” bukannya berhenti nangis justru karena kalimat
akhmad sinta tambah menjadi tangisnya, malu…sudah pasti tapi bagaimana lagi
sinta menumpahkan segala yang ada di hatinya, jika hanya akhmad lah yang
mengerti dan tahu segala yang ibunya lakukan setiap hari, walaupun dia hanya
anak-anak dan dunianya hanya bermain dan bermain tetapi mata batinnya melihat
secara detail apa yang dikerjakan oleh ibunya juga ayahnya, entah itu suatu
keburukan atau kebaikan. Ingat akan hal ini sinta kadang harus sering
berhati-hati setiap apa yang dia katakan dan setiap gerakan yang dia lakukan
semua di lihat dan akan di tiru oleh akhmad, jagoan kecilnya yang belum bisa
mengenal mana yang baik dan buruk, dan mana yang harus diikuti dan ditinggalkan,
baginya yang dia lihat itulah yang harus ditiru.
adzan isya telah
berkumandang dan..suami sinta belum juga pulang, sinta memutuskan untuk
mengambil handphone yang sedari tadi dia charge, setelah mencari nama suaminya
sinta langsung menelpon dan lama bunyi
tut..tut..tut.. dan akhirnya tidak ada yang mengangkat, sinta mencoba
seklai lagi dan hasilnya pun sama, oke…mungkin suamiku lagi di jalan jadi tidak
mungkin angkat telepon, hati sinta lagi-lagi mengajak berdamai, lama sinta
bolak balik sendirian duduk berdiri, duduk lagi dan berdiri lagi sampai
akhirnya kantuk menghampiri sinta, tak tertahan sinta pun tertidur.
Pintu itu di
ketuk juga, dan benar yang datang adalah suami sinta yang sedari tadi dengan
sabar sinta menunggu, dengan penuh kesetiaan dan berharap suaminya pulang
membawakan es krim kesukaan akhmad, yah..es krim pelangi kesukaan akhmad dan
sering pula sinta di belikan es krim yang sama dengan akhmad bahagia tiada
terkira, ketika momen itu tiba dan
sinta selalu merindukan momen indah itu. Tetapi kepulangan suami sinta kali ini
tidak seperti biasanya yang membawa esk krim dan melumerkan hatinya, justru
yang suami sinta bawa adalah seorang gadis yang berparas cantik dan bertubuh
seksi dan rambut tergerai, berbeda sekali dengan penampilan sinta yang memakai
daster alakadarnya dan kerudung coklat
kesukaannya, karena kerudung itulaah yang pernah di belikan oleh ibu
mertuanya jadi sebisa mungkin dan sesering mungkin sinta kenakan agar sinta
selalu ingat ibu mertua yang sangat baik hati dan penyabar, sayang sekali
dengan menantu dan cucunya juga dengan anak-anaknya.
Bagai tersambar petir di siang
bolong, ingin rasa hati sinta menutup kembali pintu itu tanpa menghiraukan
siapa yang datang, dan seketika sinta hanya berdiri melongo seperti orang
terkena ayan, dan dengan santai suami sinta bilang “ mama..perkenalkan..sambil menyodorkan tanganya ke arah gadis itu(tanpa
menyebut nama siapa
gadis itu)”
ya allah hati istri mana yang tidak remuk redam melihat langsung dengan mata
kepala sendiri suaminya mengenalkan dia dengan wanita lain, entah sinta mencoba
berdamai dengan hatinya dan berusaha berfikir waras bahwa ini hanya teman suami
sinta, dan dia ikut nginep malam ini dan beberapa kalimat positif berusaha
sinta jejalkan di otaknya, biar dia
tidak kalap dengan situasi ini.
Kemudian
dengan santainnya suami sinta menyuruh
sinta mengambilkan minum untuk mereka berdua, lagaknya sudah mulai
menjengkelkan dan sinta mulai tidak sabar dengan kelakuan suaminya, aku ini masih istri sah kamu
mas…kenapa kamu bawa dia kesini? Siapa dia? Ada hubungan apa denganmu mas? Kamu
tahu tidak hatiku sakit…sakit sekali…berondong sinta, masih dengan nada
santainya suami sinta berusaha menjelaskan dan tidak…saya tidak mau dengar
penjelasan apapun dari kamu mas…siapa perempuan itu…dan kenapa dia berada
disini..sekarang
cepet suruh dia pergi..pergi...pergi..pergi…dan sinta terbangun dari tidurnya, astaghfirullah…sinta
mimpi buruk dan sinta bangun bersamaan dengan bunyi pintu yang di ketuk seperti
yang ada di mimpinya, enggan sinta melangkahkan kaki dan ada ketakutan yang seketika itu menyeruak di
dalam hatinya, jangan..jangan…suamiku pulang dengan…ah…itu tadi kan Cuma
mimpi..sinta berusaha menepis itu semua dan..pintu terbuka bukannya sinta
menyalami dan mencium tangan suaminya, malah dia celingak celinguk melihat
keluar rumah, “ sayang…nyari apa sih udah malam gini”, Tanya suaminya dengan
nada santainya seakan tidak bersalah sudah pulang selarut ini tanpa minta maaf
huft..gerutu sinta dalam hati, “ kok cemberut sih…istri ayah yang cantik ini”
kebiasaan menggombal suami sinta, tapi sinta suka sih di gombali..hee. dan
masih dengan wajah manyunnya sinta duduk begitu saja tak berminat untuk mengambilkan minum
atau apa gitu untuk suaminya yang baru pulang dan kecapean pastinya, “ada apa
sayang” ditanya lagi sinta dan masih diam seribu bahasa dengan jurus membisunya
sinta hanya menggelengkan kepala, tanda baik-baik saja, padahal dia tidak
sedang baik-baik saja apalagi ketika dia tidur sebentar dan mimpi aneh
kefikiran deh tuh…bener tidak yah..suamiku punya perempuan lain di luar sana?
Kalau iya gimana denganku? Dia
seksi dan cantik
seperti di mimpiku tadi tidak yah? Dan berbagai
pertanyaan- pertanyaan nggak penting lainya, Kecupan mesra suami sinta
tiba-tiba mengagetkan sinta, ayo…bicara ada apa? Tanya suami sinta. Ayo..kita
ngobrol..udah lama kita tidak ngobrol berdua seperti ini mumpung akhmad
udah tidur kan romatis, goda suami sinta.
terakhir kapan yah..hhhmm sinta mulai angkat bicara, bertanya tentang kenapa
suami pulangnya sampai larut begini dan bercerita tentang mimpi sinta dan sungguh
di luar dugaan sinta Cuma di ketawain sama suaminya, aduh…gimana sih ini
suamiku hatiku udah terbakar begini, malah dia tertawa bahagia gitu, gerutu sinta dalam hati masih dengan
wajah manyunnya.“ sayang…baiknya kalau memang ada sesuatu katakan
yah…nah..kalau di simpan kayak gini jadinya tidak baik kan?, yuk…kita ngobrol kita
bicara sambil bermesraan seperti ini kan jadinya enak. Ujar suami sinta penuh
dengan penuh kemesraan dan sesekali
mengecup bibir sinta. Sinta hanya tersipu malu dan mulai pudar sedikit demi sedikit bibir
manyunnya.
Ternyata
handphone suami sinta tertinggal di kantor saat masih di charge dan otomatis
sinta telepon berkali-kali pun tidak akan ada yang mengangkat karena di kantor
telah sepi, kemudian suami sinta mampir ke rumah teman, rencananya mau ngabari
dulu kalau pulang telat, tapi handphone nya ketinggalan ya sudahlah..nanti tak
jelasin dirumah fikir suami sinta demikian, pasti istrinya manyun karena dia
pulang telat, dan…benar saja sesuai dugaaan suaminya itu. kebahagiaan mereka
tidak tercoreng oleh hadirnya orang ketiga mereka tetap mesra seperti dahulu
kala, menjadi pengantin baru dengan gairah yang membara dan tidak ada
perselisihan antara keduanya kala itu, kalaupun ada pastti mereka selesaikan
bersama dengan cara yang baik, dan seperti malam ini juga mereka berkomunikasi
dengan saling bermesraan, menumpaikan segala apa yang ada dihatinya, dengan
penuh kecintaan dan kesabaran
suaminya mengkomunikasikan segalanya serta memberikan sedikit kalimt-kalimat yang dapat
menyejukan hati istrinya, memanglah tulang rusuk itu bengkok dan suami tidak
bisa meluruskannya begitu saja aplagi
dengan paksaan tulang itu
akan mudah patah, tetapi jika di luruskan dengan cara yang halus dengan penuh kemesraan
istri mana yang tidak
meleleh hatinya dan beralihlah mereka ke kamar mereka kemudian mereka
bergantian mencium pipi dan kening si kecil akhmad, bahagia selalu yah nak…ayah
dan ibu akan sellau ada untukmu, ujar sinta dalam hati sembari mencium pipi si
kecil, sinta pun menjalankan kewajibanya sebagai seorang istri malam itu dengan
penuh rasa syukur bahwa suaminya masih utuh miliknya dan tidak ada perempuan
lain dalam hati suaminya. “ I love u
suamiku sayang”