Wajahnya putih dan bersih bak melati suci yang berselaput embun, yah..ibunya memberinya nama embun dengan harapan dia akan menjadi penyejuk bagi keluarga. Waktu berjalan dan embun kecil kini telah beranjak dewasa setelah lulus tsanawiyah dan aliyah di tempat yang sama yakni ponpes attanwir Bojonegoro jawa timur, terlahir dengan keluarga yang sederhana dan penuh cinta kasih. Kini embun harus mulai masuk kuliah tahun ini,
Waktu terasa begitu cepat berlalu pada suatu malam ibu bercakap dengan putri kesayangannya yang kini akan jauh dan semakin jauh darinya, untuk mencari ilmu.
Umi : nak..kamu sudah mantap memilih jurusan bimbingan dan penyuluhan islam di UIN walisongo
Embun : insyallah umi, embun sudah mantap. Mohon do'anya umi
Umi : pasti sayang..pasti umi do'akan, sini mendekat ke umi nak..
Dengan membelai dan memeluk putri semata wayangnya mata ibu basah dan lantunan do'a - do'a itu mengalir dari mulutnya membuat embun pun semakin erat memeluk ibunda tercinta dengan bercucuran airmata.
Sebulan kemudian embun berangkat ke semarang untuk mendaftar kuliah dan akhirnya di terima di jurusan yang dia inginkan, serangkaian kegiatan pengenalan kampus juga kuliah umum sebagai pembuka kuliah setiap awal semester, dan embun kini telah akrab dengan beberapa teman. Terutama yang satu kelas dengannya, embun selalu ingat nasihat ibunya untuk tidak mengenal cowok dulu, karena embun ingin fokus kuliah. Tapi di semester 2 awal ada seorang lelaki teman sekelas nya menyatakan cinta pada embun, wajahnya lumayan tidak jelek-jelek amat, bagi embun sih ganteng atau jelek itu relatif tapi yang penting hatinya dan kadar ketakwaannya, tetapi dengan halus embun pun menolaknya dan lelaki itu mengerti serta tidak pula sakit hati.
Kampus UIN walisongo yang begitu sejuk, banyak pepohonan di kanan kiri jalan masuk menuju fakultas dakwah tempat embun kuliah dan pagi itu embun berjalan menyusuri setapak demi setapak dan men syukuri anugerah illahi yang tiada terkira ini, langkahnya dia isi dengan dzikir mengagungkan namaNYA.
Hari itu adalah hari senin dan embun telah berniat untuk berpuasa, begitulah selain menjaga kesucian dirinya embun juga wanita yang gemar melakukan puasa sunah dan shalat -shalat sunah. Sungguh beruntung dan bahagia lelaki yang nanti mendapatkannya, kampus masih sepi pagi itu embun pun gunakan untuk berdzikir di dalam hati sembari menunggu teman-temannya datang dan dosennya. Dosen muda yang mengajar embun kali ini, teman-temannya pun kaget karena ini bukan lah dosen yang biasa mengajar mata kuliah psikologi perkembangan. Dan ternyata benar pak muhsin kini tidak mengajar lagi dan digantikan oleh dosen muda yang bernama arif. Pak arif masih muda dan belum menikah, begitu pengakuannya ketika perkenalan tadi dan teman-teman embun mulai kasak kusuk mengagumi pak arif. Entahlah bagi embun biasa saja sih, eh..apa kamu tidak naksir tuh sama dosen ganteng, masih single loh? Tanya dita tiba-tiba dan aku jawab datar saja "enggak sih..biasa aja..ih..jangan-jangan kamu tidak suka cowok yah? Dita balik bertanya. Dan aku cuma ngeloyor sambil monyongin bibir ke arahnya, dita sudah terbiasa melihatnya, lantas mereka berjalan bersama menuju perpustakaan fakultas sembari sesekali dita bertanya ini itu tentang dosen muda itu, dan embun hanya terdiam karena memang biasa saja menurut embun.
Liburan semester pun tiba dan embun ingin pulang kerumah, kangen sama umi dan abahnya, yah. .walaupun hampir setiap hari umi menelepon embun ataupun sebaliknya, tetapi masih terasa belum Afdol kalau belum bertemu langsung dan memeluk umi dan abahnya. Malam itu Sudah terbayang segala tentang rumahnya, tentang Bojonegoro, tentang jawa timur, Bersyukur dan berdzikir hingga matanya terpejam.
Embun memutuskan untuk pulang memakai kereta karena itu adalah armada yang paling aman dan nyaman menurut embun, tiba -tiba ada seorang lelaki dengan pakaian bebas tapi rapi memakai sepatu menyapa nya hampir saja embun tidak mengenalnya. "Assalamualaikum..sendirian aja nih? Sembari menengok ke sumber suara embun menjawab "waalaikumsalam..oh..silahkan nomer berapa yah? Barangkali embun salah nomer kursi..setelah duduk lelaki itu bertanya lagi " lupa sama saya yah? Dengan sesama embun coba memperhatikan "eh..pak arif yah? Dan akhirnya mereka pun saling berbincang hingga tiba di stasiun masing- masing ternyata pak arif juga asli jawa timur tapi Surabaya, jadi embun turun lebih dulu di stasiun Bojonegoro.
Alhamdulillah bahagia rasanya embun bisa kembali kerumahnya menghirup bau khas udara desanya, segar..menyejukkan jiwa.
Ketika hendak tidur tiba-tiba ada sms masuk dari pak arif, sempet kaget kok pak arif tahu nomer nya. Oya..waktu di kereta mereka bertukar nomer hape, aduh..buat apa coba. Sebulan sudah embun dirumah dan kini harus kembali kesemarang, waktu berjalan dan tak terasa kini embun sudah semester akhir dan sebentar lagi wisuda dan kemarin embun dikenalkan abahnya, anak sahabat abah sewaktu sekolah dulu orang surabaya dan kaget ketika embun tahu yang menjalani ta'aruf dengannya adalah pak arif. Seperti juga embun pak arif juga tidak mengira yang ada di depannya ini adalah mahasiswa nya yah..Mahasiswa yang membuat hatinya bergetar ketika pertama masuk kelasnya , mungkinkah ini yang namanya jodoh? "Gumam pak arif dalam hati. Embun menurut saja apa kata orangtuanya, dan kini mata kuliah embun cuma tinggal skripsi. Dan hari itu dila teman embun mengajaknya pulang naik motor, tiada yang tahu bahwa kebahagiaan yang dikhayalkan pak arif selesai sudah. Ketika berada di jalan arteri Demak semarang banyak batu kerikil yang menyebabkan dila mengerem mendadak dan mereka berdua terpelanting, nahas nyawa embun tidak tertolong sedangkan dilla koma di rumah sakit. Begitulah bidadari cantik nan menyejukkan jiwa kini telah berpulang kepadanya, bidadari yang terjaga kesuciannya. Begitulah takdir membawa manusia dan tidak ada yang pernah tau kapan nyawa itu dimintanya kembali. Wallahu a'lam bishawab. ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar