Pernah sekira 3 tahun yang lalu, kita
berpisah jarak dan waktu. hanya seminggu sekali kita bertemu, yah..rindu yang
menggebu mencoba kita tahan demi atas nama perjuangan. Hidup berjauhan dengan
sang kekasih halalku bukanlah yang aku inginkan.
Tetapi takdir kala itu berkehendak
demikian, apalah mau di kata. kita dengan sabar menjalani walaupun semuanya
tidaklah mudah bagi kami, komunikasi menjadi faktor utama kala itu, kesibukan
suami dan kelelahan ketika sudah sampai di kamar kost, hanya satu yang dia
inginkan, tidur!
Begitu terus waktu berlalu dan jika tiba
saat weekend, berbungalah hati kami. Yah..sebagai seorang istri aku ingin
menyambut pujaan hatiku dengan segenap rasa cinta yang telah lama aku pendam,
berharap kita bisa menumpahkan segala kerinduan di hati kita dengan penuh
keromantisan dan peluk mesra serta diiringi canda tawa.
Realita nyatanya kadang kala tidak
sesuai dengan ekspektasi kita, yah..pernah suatu ketika aku masih disibukkan
dengan pekerjaan yang juga di kejar dealine, ketika weekend suami pualng aku
pun tidaka bisa menyambutnya.
Bukan sebuah nada-nada rindu yang
terputar indah di bilik rindu kita, tetapi ada rasa yang mengganggu di hati
kita masing-masing. jelasnya satu angan-angan yang sudah suami bayangkan sedari
seminggu yang lalu, pupus sudah seiring sibuknya aku memikirkan pekerjaan yang
tiada habisnya.
Alih-alih membantu menyelesaikan justru
membuat perkara baru, suami ingin ketika dia pulang, hanya dirinya yang
diperhatikan dan dia sentuh. Tinggalkan pekerjaan ketika kita bersama, dan saat
itu bukanlah waktu yang tepat menurutku, dan kala itu kita pun tidak mau
mengalah dengan keegoisan kita masing-masing.
LDR (long distance relationship)
tidaklah mudah kami jalani, butuh perjuangan dan kesabaran yang luar biasa. Jarak
dan waktu yang memisahkan ditambah minimnya komunikasi adalah sebab-sebab
munculnya sebuah konflik dalam rumahtangga.
Bersyukur suamiku adalah tipe lelaki
penyabar dan sungguh pengertian, entahlah bagaimana jika kau mempunyai suami dengan
watak yang sama denganku. mungkin balada cintaku telah runtuh sedari dulu kala.
Mungki inilah yang dinamakan jodoh, dan allah telah memilihkan dia sebagai
jodohku.
Allah memberikan aku seorang suami yang
bisa melengkapi kekuranganku, allah juga memberikan seorang suami yang sangat baik dan bertanggungjawab, disitulah aku harus
selalu bersyukur setiap waktu.
Terimakasih ya allah kau jadikan dia
imamku, dan jadikanlah dia lelaki yang selalu bersabar dan terus bersabar,
biarlah engkau yang membalas segala kebaikan-kebaikan yang pernah dia lakukan
untuk keluarganya, untuk anak dan istrinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar