Minggu, 07 Mei 2017

Antara tugas negara dan tugas keluarga


Malam ini suami mengajakku jalan-jalan ke alun-alun, si kecil sejak sore sudah bersemangat sekali ingin pergi kesana, bersyukur malam ini setelah ba’da maghrib cuaca bersahabat. Tidak mendung apalagi hujan seperti malam sebelumnya.
Akhirnya, si biru pun melaju pelan di perjalanan malam ini yang penuh dengan keromantisan, ah..sungguh indahnya hidup ini, bisa menikmati keindahan malam dengan keluarga kecilku ini.
Ketika kita melewati jalan di depan alun-alun yang begitu ramai kendaraan dan lalu lalang orang yang menyeberang jalan, ada seorang polisi wanita yang bertugas disana.
Fikiranku melayang, dalam hati bergumam. Wah...hebat yah..polisi wanita itu bekerja di malam hari seperti ini, lengkap dengan seragam dinasnya, kerenlah pokoknya. Karena itu memang sudah menjadi tugasnya.
Tapi disisi lain hatiku sebagai seorang ibu pun bergumam lagi, tapi...bagaimana dengan anaknya di rumah yah, apakah suaminya juga kini dirumah menemani anaknya, duh..kasihan yah mereka tidak bisa menikmati malam minggu bersama keluarga, karena tuntutan pekerjaan.
Kemudian  aku, suami dan anakku pun berlalu, meninggalkan lalu lalang pejalan kaki dan padatanya kendaraan malam itu, kita menepi dan memilih parkir di samping halaman masjid agung, khusus kendaraan sepeda motor.
Kami memilih untuk shalat isya terlebih dahulu, sebelum berjalan-jalan menyusuri indahnya malam. Menikmati bintang-bintang serta keriuhan canda tawa anak-anak yang merasa hidupnya terlepas di alam bebas.
Ah...sungguh pemandangan yang luar biasa, di dalam masjid pun banyak anak-anak kecil berlarian kesana-kemari. Ada yang baru bertemu dan tiba-tiba sudah akrab dan mereka langsung berkejar-kejaran, senyum tak lepas sedikitpun dari bibir mungil mereka.
Orangtua mereka melaksanakan shalat dengan khusu dan tenang, disini adalah rumah allah. Dan yakin bahwa allah akan melindungi hamba-hambaNya, apalagi anak-anak yang belum berdosa seperti mereka.
Karena anakku laki-laki dan tempat shalat perempuan dan laki-laki terpisah, ikutlah si kecil dengan abahnya di barisan jamaah laki-laki, tetapi namanya juga anak-anak mereka lebih memilih berlarian kesana-kemari baginya dimanapun tempatnya, disanalah dia bahagia.
Setelah selesai shalat, kita pun berjalan beriringan menuju alun-alun yang kini penuh dengan orang-orang yang ingin menikmati udara malam, menikmati kebersamaan besama keluarga, ada juga yang berlarian mengejar anaknya, ah..inilah kebebasan.
Saya bertanya kepada suami “ untuk apa sih mereka ini pada datang ke alun-alun?” suami menjawab, yah..seperti kita ini juga. Mereka ingin menikmati udara segar di luar rumah, mereka ingin bertamasya di alam bebas. Saya hanya mengangguk, tanda faham atau justru malah semakin bingung. Hehehe
Setelah kita menikmati kebersamaan, ditemani jagung bakar yang kita beli dalam keadaan hangat dan rasanya manis pedas, di bawah langit malam ini yang di taburi bintang-bintang, sungguh ini adalah nikmat tuhan yang luar biasa, jika kita sebagai manusia mau  bersyukur dan menyadarinya.
Beruntung kita masih diberikan nafas untuk selalu beraktifitas, kita di berikan waktu untuk berkumpul dengan keluarga dan menikmati kebersamaan bersama mereka, walaupun hanya menikmati malam di tengah alun-alun.
Sembari sesekali berteriak ketika sang buah hati, berlari agak menjauh dari kedua orangtuanya. Fikiranku tiba-tiba teringat polisi wanita yang masih saja bertugas di ujung jalan sana, mengatur lalu lintas kendaraan. sesekali kadang juga mengantarkan orang menyeberang jalan.
Ah...sungguh mulia tugasmu sebagai seorang polisi wanita, kau mungkin kini telah menjadi seorang ibu, kau mungkin kini tengah merindukan anakmu. Tapi semua kau tepis dan kau kuatkan hatimu demi atas nama tugas.
Jika kau kini berada di ujung jalan sana, dan suatu ketika kau melirik pasangan yang menggandeng anak mereka satu disisi kanan yang satunya disisi kiri, sembari menciumi buah hati mereka, ah..aku faham, sungguh rasa hatimu pun ingin menikmati malam bersama anak tercinta.
Air muka si polisi wanita pun berubah seketika, tetapi dia tidak boleh jadi bawa perasaan (baper) karena tugas yang di jalankan juga merupakan amanah dari allah, yang harus di kerjakan dengan kesungguhan dan keikhlasan hati.
Teruntuk wanita-wanita hebat khususnya yang berprofesi sebagai polisi dengan tugas yang diwajibkan oleh negara, suatu ketika mungkin engkau merasa, ah..sudahlah saya ingin mengakhiri karierku dan fokus mengurus anak dan keluarga saja.
Itu adalah pilihan yang bijak dan luar biasa menurutku, karena ketika kita sudah menjadi seorang istri terlebih kita sudah mempunyai anak dan menyandang gelar sebagai seorang ibu, prioritas utama kita adalah mengurus anak dan keluarga.
Jangan bersedih dan jangan kau merasa rendah serta gagal menjadi seorang ibu, gunakan waktumu ketika bersama si kecil, ciptakan quality time bersama mereka, pandang wajah kecilnya dengan penuh kebahagiaan kita memiliki mereka.
Disitulah kau mendapatkan suntikan kebahagiaan pula darinya, senyum dan keceriaan si kecil akan senantiasa mengobati luka hati kita, menghapus lelah kita.
Yakinlah apapun yang kau lakukan saat ini, adalah demi kebaikan semua. Kebaikan negara juga kebaikan anak dan keluargmu. amin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar