Rabu, 15 Maret 2017

Ketaatan istri di zaman modern



Seperti yang sudah lazim kita dengar, bahwa kesetaraan gender sedang di gaungkan dimana-mana, sebagai seorang wanita yang notabene ingin mendapatkan penghargan lebih tentunya berita ini menjadi angin segar dan menjadi motor penggerak yang paling utama untuknya, untuk tetap berusaha menunjukan apa yang dia mampu, tentu saja semua di tunjukan di ranah publik, sekarang ini tidak mengherankan jika seorang perempuan bekerja di luar tumah dengan bangganya. Bahkan mereka rela meninggalkan anak-anaknya demi eksistensinya di luar rumah, sekarang ini banyak perempuan yang salah  kaprah mengartikan kesetraan gender itu sebagai kesetaraan peran yang harus di dapatkan oleh seorang wanita dan seakan ingin menunujukan bahwa seorang perempuan bisa sejajar dengan kaum laki-laki, tetapi ketika kita menganut agama islam, islam telah mengatur hubungan antara perempuan dan laki-laki dengan sedemikuan rupa, bahkan hari ini pun hukum yang berlaku masih relevan sampai kapanpun, karen dasar hukumnya yakni dari Al-qur’an dan hadist nabi muhammad SAW.  arus globalisasi yang kian deras mengalirkan berbagai informasi-informasi yang kita pun kadang seakan tidak bisa membendungnya, salahnya lagi ketika kita tidak pernah mengkonfirmasi kebernaran dari berita-berita yang kita dapatkan misalnya lewat media sosial.
Hari gini ada tidak sih manusia yang tidak pegang smart phone? ada..mungkin bisa di hitung jari.. Selebihnya setiap hari mereka berkutat dengan smart phone dan kadang abai juga terhadap kewajibannya sebagai seorang muslin dan muslimah, misalnya saja shalat 5 waktu. Di tengah hirup pikuk kehidupan yang emnuntut manusia memenuhi segala kebutuhan materi sampai-sampai melalikan apa yang menjadi kewjibannya sebagai makhluk bertuhan, apalagi utntuk seorang perempuan bahwa diantara 4 pintu surga yang allah janjikan kepada seorang perempuan yang pertam yakni shlat 5 waktu, kemudian di susul dengan ketaatan kepada suami, berpuasa di bulan ramadhan dan perempuan yang sennatiasa menyejukkan pandangan. wanita dalam islam sungguh di muliakan oleh allah, tapi kadang kita sebagai wanita sendiri tidak memahami hal tersebut, apalagi dengan adanya faham feminisme ketika kita hanya berdiam diri dirumah tidak menunjukan eksistensi kita di ranaha publik kita merasa menjadi orang kedua atau menjadi sub ordinat atau menjadi orang yang tidak berguna.
Padahal allah telah jelas menerangkan tentang pentingnya ketaatan seorang istri kepada suaminya, semua tertuang dalam surat an-nisa ayat 34
”Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”(Q.S an-nisa ayat 34)

Jika dikaitkan dengan faham feninisme yang berkembang, seakan-akan aturan allah itu bertentangan dengan modernisasi yang terjadi sekarang ini, wanita ingin eksis dan menunjukna dirinya. bahwa dia mampu melakukan apa yang di lakukan oleh kaum pria, tapi justru hukum islam menginginkan seorang wanita taat kepada suaminya. Bahkan kadang-kadang disisi lain seorang wanita sampai melupakan kodratnya sebagai perempuan, apalagi yang sudah menikah dan emmpunyai anak. Meraka kadang karena ingin eksis dan di akui keberadaannya di ranah publik, sehingga mereka rela menggadaikan cinta kasih yang murni di dalam hatinya hanya untuk sebuah karier.
Ayolah..wahai perempuan kita merenung, kita kembali ke aturan yang telah allah buat untuk kita para wanita, ketaatan kita kepada suamii  itu bukan untuk merendahkan diri kita sebagai seorang perempuan, bukan seperti ibarat kita sebagai seorang bawahan hanya berdiam diri menunggu perintah atasan dalam hal ini suami, tidak hai..perempuan. lelaki kita telah berusaha menerima kita apa adanya, mereka ingin kita tetap disini menemaninya menghiburnya mengyejukan hatinya, tetapi ketika kau pun ingin berkarir dan eksis di ranah publik, apa dia melarangmu?tidak..jawabannya memang tidak, walau kebanyakan yang lain menjawab iyah...dan keberatan jika istrinya harua bekerja banting tulang setiap hari, padahal kewajiban mencari nafkah itu  adalah kewajiban seorang suami, bukan kewajiban seorangistri.
Jadilan istri yang taat, Istri yang taat adalah istri yang mengetahui kewajibannya dalam agama untuk mematuhi suaminya dan menyadari sepenuh hati betapa pentingnya mematuhi suami. Istri harus selalu menaati suaminya pada hal-hal yang berguna dan bermanfaat, hingga menciptakan rasa aman dan kasih sayang dalam keluarga agar perahu kehidupan mereka berlayar dengan baik dan jauh dari ombak yang membuatnya bergocang begitu hebat.
Sebaliknya, Islam telah memberikan hak seorang wanita secara penuh atas suaminya, di mana Islam memerintahkannya untuk menghormati istrinya, memenuhi hak-haknya dan menciptakan kehidupan yang layak baginya sehingga istrinya patuh dan cinta kepadanya.
Kewajiban menataati suami yang telah ditetapkan agama Islam kepada istri tidak lain karena tanggung jawab suami yang begitu besar, sebab suami adalah pemimpin dalam rumah tangganya dan dia bertanggungjawab atas apa yang menjadi tanggungannya. Di samping itu, karena suami sangat ditekankan untuk mempunyai pandangan yang jauh ke depan dan berwawasan luas, sehingga suami dapat mengetahui hal-hal yang tidak diketahui istri berdasarkan pengalaman dan keahliannya di bidang tertentu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar