Ketika
ijab qobul telah terucap, maka arsy bergetar malaikat ikut mendo’akan janji
suci yang telah terucap dari seorang laki-laki, dan saat itu juga tanggungjawab
orangtua beralih kepada lelaki yang mengucapkan ijab qobul, segala yang
dilakukan istrinya kelak adalah tanggungjawab suaminya entah itu baik atau
buruk. Jika kita mengetahui bahwa begitu
besar tanggungjawab seorang suami terhadap istrinya, yah..seorang wanita yang
tidak punya ikatan darah dengannya hanya karena atas nama cinta mereka di
persatukan dalam ikatan suci pernikahan, ketika allah berkehendak maka semua
pun dengan mudah terjadi. Seorang lelaki yang telah menikah dan bertanggungjawab
sepenuhya kepada istri dan anak-anaknya, meninggalkan ibu yang telah melahirkan
dan membesarkannya yang jelas-jelas wanita inilah yang paling dekat dengannya, karena
dialah wanita yang memiliki ikatan darah bahkan ikatan batin.
Maka
hendaknya kita sebagai seorang istri, tidak selayaknya acuh terhadap ibu
mertua. Kita harus faham dan senantiasa bersyukur bahwa lelaki yang menikahi
kita saat ini adalah sosok yang di besarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang
kedua orangtuanya, suami yang kini sangat menyanyangi istri dan anak-anaknya
itu adalah seorang lelaki hasil didikan dari kedua orangtuanya, bahkan ada
sebuah kisah tentang seorang penghancur batu besar, ketika orang pertama maju
untuk berusaha menghancurkan batu besar
di depannya dan gagal, walapun sudah berkali-kali bahkan beratus-ratus kali
pukulan tidak juga retak apalagi hancur akhirnya orang yang pertama menyerah, majulah
orang kedua hanya dengan satu pukulan saja batu besar tersebut langsung hancur.
Nah...dari kisah ini kita bisa mengambil hikmah bahwa orang yang pertama
memukul batu tetapi tidak juga hancur itu adalah seorang ibu yang telah menempa
anaknya sedari kecil, bahkan sedari di dalam kandungan terus menerus tanpa
lelah, kebaikan-kebaikan di tanamkan dengan penuh kasih sayang hingga dia
dewasa, dan orang yang kedua yang dengan sekali pukulan hancurlah batu besar
itu adalah istri. Bahwa ketika batu itu hancur oleh orang kedua, itu karena ada
beratus-ratus pukulan yang telah di lakukan oleh orang pertama, jadi.. apabila
sekarang suami kita menjadi sukses itu bukan karena jasa seorang istri saja,
kita hanya berperan 1% untuk kesuksesan suami dan 99% itu adalah karena ibunya
karena orangtuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar