Awalnya
dia penasaran siapa sih yang parkir motor depan rumahku “ mama..itu motor
siapa? Tanya si kecil kemudian, mama jawab
“ngga tahu..biarin ngga papa ikut parkir “. Diam..mungkin faham mungkin
juga tidak..si anak pemilik motor keluar dan duduk-duduk di atas motornya, anakku
juga ke depan rumah , meulai mendekati. mulai melempar kerikil yang ada di
depan rumah eh..anak itu ikutan, akhirnya mereka berdua bergantian melempar
batu kerikil ke arah berlawanan dan tidak mengenai satu sama lainnya, aku hanya
mengamati dari dalam rumah mulai deh..si kakak begitu saja kita sebut soalnya
usianya diatas anakku, si kakak mulai tanya siapa nama anakku, terus anaku
menjawab terus tanya lagi jawab lagi, dan akhirnya akrab. Wow...mudah banget
yah..anak-anak akrab dan mengenal teman, luar biasa fikirku. Akhirnya si kecil
mengajak si kakak main ke dalam rumah menunjukan koleksi mainannya, oke..tidak
papa mainan tapi kalau sudah selesai di beresi yah” begitu selalu kataku ketika
ada anak-anak yang main ke rumah, tidak aku larang bahkan aku persilahkan
bermain di rumah, dengan begini aku bisa memantau anakku langsung. beda ketika
si kecil bermain di rumah tetangga, ibunya
mau ikut nongkrong di rumah tetangga ngga enak, anakknya mau mainnya
dirumah tetangga terus belum lagi kakek anak tetangga yang aduh...tidak bisa
deh memposisikan diri sebagai orang tua.
suatu
ketika annakku yang suka karakter kartun boboiboy, dan dia suka menirukan gaya
karakter kartun kesukaannya itu, yah..namanya juga anak-anak walapun mukul
pasti tidak sakit, bukan pembelaan diri, artinya waktu itu anakkau berpura-pura
mengeluarkan jurus dan di arahkan ke cucunya, dan apa yang di katakan si kakek
benar-benar mengagetkanku awalnya, sempet mangkel juga tapi ah...sudahlah tidak
usah di fikirkan, segera aku tepis rasa jengkel yang muncul kala itu, ketika
annakku menunjukan jurus dengan mengacungkan tangan ke arah cucunya, eh..si
kakek bilang, “ eh..kamu berani yah kayak gitu.. ini ada aku, gimana nanti
kalau tidak ada aku” loh..fikirku anak sekecil ini mana tahu apa yang anda
bicarakan, anda membela cucu anda tapi justru itu salah, begiu pembelaanku
waktu itu tapi dalam hati tidak aku utarakan, buat apalah meladeni orang yang
tidak bisa mendidik anaknya dengan baik itu, ah...rumah tangganya juga
amburadul ah..udahlah nol besar, tidak usah di tanggepi. Dengan masih juga
dongkol di dalam hati, aku membawa anakku masuk rumah dan mulai saat itu aku
harus lebih hati-hati lagi ketika anakku main ke rumah tetanga, bisa-bisa nanti
aku sebagai orangtua yang disalahkan jika anakku nakal atau membuat nangis
cucunya. Aduh...kan jadi berabe tuh, untuk amanya sementara anakku tidak aku
izinin main kesana kecuali kalau dia mau main kerumah sih silahkan saja,
toh..temannya juga bukan itu saja banyak malah dan kini setiap hari lebih dari 2
orang main ke rumah, yah...monggo senang malah kalau rumahku ramai anak-anak,
aku arahkan saja mereka kalau disini suruh baca buku, karena buku anak-anak
koleksi anakku kan banyak. Nah..kan bisa belajar sambil bermain, begitu fikirku
semoga tidaklah salah.
seandainya kasus itu terjadi sama anaku dan
seandainya kondisinya di balik, aku tidak akan mengatakan hal itu, saya akan
berkata “ eh..jangan begitu..nanti kalau kena beneran kan sakit, kakak mau ngga
kalau di pukul? Jangan yang sayang..yuk mainannya bareng-bareng yah..berusaha
dan selalu belajar menjadi orangtua yang bijak itu sangatlah penting, tidak ada
orangtua atau kakek nenek yang tidak sayang dengan cucunya atau anak-anaknya,
dan ingin selalu memberikan yang terbaik. Tetapi jika dilakukan dengan cara
yang kurang baik bukan kebaikkan yang di dapatkan anak atau cucu kita, justru
mungkin sebaliknya. Pembelaan dan bentuk memanjakan anak itu juga ada batas dan
ketentuannya, apalagi ada kasus anaknya bertengkar dengan anak tetangga sampai
nangis dan berdarah di salah satu bagian tubuhnya, eh..malah orangtuanya jadi
musuhan, padahal besoknya anak-anak sudah main bareng lagi ketawa ketiwi bareng lagi,
aduh..sepertin itukah kita sebagai orangtua?? Jika masih seperti itu mari
merenung...memang menjadi orangtua itu tidaklah mudah, dan tidak ada orangtua
yang sempurna bahkan ada juga orangtua yang gagal melindungi anak-anaknya hanya
karena sering memanjakna anak-anaknya tidak pada tempatnya, kapan harus di beri
reward dan kapan harus di beri punishment kita tidak tahu waktunya, alih-alih
ingin punya anak soleh dan solekhah malah merugikan kita sebagai orangtuanya, marilah...kita
senantiasa belajar dan belajar, belajar menjadi orangtua yang baik.
jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka,
kita perbaiki akhlak kita sebagai orangtua, kita bekali diri kita dengan
pengetahuan dan yang terpenting seringlah membaca, karena dengan membaca kita akan kaya dengan ilmu pengetahuan, dan ilmu itu sebagai penerang jalan hidup
manusia, percya dan yakinlah. Jangan pernah berhenti belajar, belajar sampai
kapan pun dari kita di lahirkan dan berakhir ketika allah telah memanggil kita
untuk kembali padaNYA, berdo’a dan terus berharap semoga kelak kita di
kumpulkan dengan ahli surga dan semua tidak akan terwujud andai di dunia yang
fana ini hanya kita gunakan utnuk memikirkan hal-hal yang bersifat duniawi saja, untuk urusan ukhrowi kita lupakan. Justru ini yang kan membawa kita ke alam keabadian. Roh yang
ada di diri kita yang akan selalu hidup di akhirat sana, jasad kita akan mati
dan terkubur hancur lebur besama tanah. Wallahu a’lam bishawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar