Kamis, 09 Maret 2017

miracle life


Seorang bayi yang lahir suci tanpa noda dan dosa, betumbuh dengan sempurna dengan di hujani derasnya cinta dan kasih sayang orangtuanya, ketika ibu dengan menitikan air mata melihatmu telah lahir di dunia dan kini kau berada di dekapannya, oh...betapa sempurna hidupnya sebagai seorang ibu, rasa penat saat akan melahirkanmu, kontraksi hebat berkali-kali yang membuatnya hampir menyerah, hilang bak kapas yang tertiup angin, karena dia melihatmu menangis..yah..menangis..dan itu adalah kebahagiaan yang luar biasa yang pernah seorang ibu rasakan, dan ketika kini kau telah duduk disampingnya masih dengan tingkah polahmu yang lucu dan menggemaskan. ibu bertanya
Ibu       : kakak nanti kalau punya adik maunya cowok apa cewek?? Tanya mama
Anto    : aku...maunya cowok ajalah. (Dengan wajah super yakin)
Ibu       : kenapa? Ngga cewek aja eh..cewek ajalah...(begitu kata mama)
Anto    : berfikir agak lama, akhirnya dia menjawab sebab...biar bisa makan..
Mama :@34%^$^*)&%@%&)???
Lucunya dirimu nak...ketika kau ditanya tentang sesuatu dan kau entah menjawab apa, dan waktupun terasa cepat sekali berlalu ternyata sebulan lagi kau akan menikah dan meninggalkan ibumu yang semakin tua ini, ratih masih saja menatap sayu foto anaknya semasa kecil. Bukan dia ingin menghalangi pernikahan putranya dengan gadis yang berdomisili jauh dari tempat tinggalnya, ah..atau memang mungkin karena alasan itu juga ratih masih berfikir dan terus berfikir, apakah nanti menantuku mau tinggal disini bersamaku? Di gubuk tua yang reot ini? Katanya lirih, ternyata kalimatnya di dengar pak tafsir suaminya. Dengan lembut pak tafsir menjelaskan bahwa “sudah menjadi kewajiban orangtua untuk menikahkan anaknya bu, bukankah ibu juga tahu 3 kewajiban utama orangtua terhadap anaknya yakni pertama memberikan nama yang baik, menyekolahkan dan yang terakhir menikahkan,  ibu jangan bersedih seperti ini nanti anto jadi beban jika tahu ibunya seperti ini, sembari mengusap air mata di pipi tuanya bu ratih pun melihat ke arah suaminya, dan di berkata “ iya pak..ibu masih ingat dan itu memang kewajiban yang harus kita tunaikan demi kebahagiaan anak kita, dan semoga wanita yang menjadi istrinya nanti juga menyayangi kita yah pak, seperti anto sangat menyayangi kita, insyallah bune...pak tafsir menimpali dengan penuh keyakinan.
Ketika anto kecil dulu, waku itu jam makan siang. Di meja telah tersaji nasi jagung yang masih mengepul asapnya serta bakaran ikan asin di piring yang tidak seberapa serta ada lauk urab untuk melengkapi menu makan siang, tetapi anto ngambek tidak mau makan katanya dia mau makan nasi beras saja, akhirnya ibu mencarikan beras dahulu untuk di buatkan nasi buat anto  karena dia seharian belum makan, di lain kesempatan ibu menyembelih ayam yang telah lama di peliharanya karena anto pulang dari  pondok pesantren ibu pun berusaha memberikan lauk yang enak ketika anak-anaknya dirumah, dan lagi-lagi anto pun menolak jika tidak di beri paha ayam, duh...dasar anak ini kalau masalah makan itu selalu wikinan (pilihan), seulas senyum tersungging di wajah tuanya. Ketika menceritakan kebiasaan anaknya anto sewaktu kecil kepada menantunya, yah..setahun sudah anto menikah dengan zulaikha gadis cantik dan juga baik hati. Dengan sepenuh hati zulaikha pun menyayangi bu ratih dan pak tafsir seperti orangtuanya sendiri, Anak pertama lahir tepat di bulan mei 2013.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar