Aku bukanlah ibu yang
sempurna, ketika pagi menjelang dan tanpa ampun pekerjaanpun memanggilku satu
persatu, semakin aku acuh semakin pula dia berteriak memanggilku untuk segera
menyentuhnya, ya sudahlah...kamu menang dan akan ku cuci dulu wahai
piring-piring kotor. Satu pekerjaan selesai tuh..si cucian kotor melambai-lambai
ingin ku dekati dan ku elus-elus, eh...masih pagi ntar siangan dikit ngapa? Fikirku
cepat. aku masih harus bikinin kopi buat suamiku, menyiapkaan bajunya dan tetek
bengek lainnya. dan setelah suami berangkat, Masih saja tuh baju kotor melambai-lambai. Ingin
rasanya aku tinggalkan begitu saja, tapi tidak tega memang sudah 3 hari belum
mencuci dan kini sudah menggunung, okelah saya rendam dulu yah, sementara kamu
di rendam aku tak ngurus si kecil dulu, “ayo...kita mandi dulu sayang...kataku
lembut merayunya untuk mandi pagi, “ ngga lah..nanti..kata si keci menimpali. “Nanti
nunggu apa sayang..eh..main busa sabun dulu yuk..(emak mulai meluncurkan jurus
pertama) yes...berhasil, si kecil tertarik “ main busa sabun di ember yang
besar, begitu katanya. Menujulah kita ke kamar mandi dan aku biarkan dia
bermain dengan busa sabun untuk beberapa
saat, sembari menyiapkan air hangat untuk si kecil mandi, dan ketika masuk ke
kamar mandi lagi, tuh...deterjen satu bungkus yang 900 kg habis di masukan ke
dalam air semua di buat busa sabun, aduh...mau marah rasanya pagi itu. Tapi ku
tahan, oke...ambil nafas..keluarkan..maklum anak kecil, belum tahu.. sekuat
tenaga dan sebisa mungkin Diriku sendiri mencoba menenangkan.
Oke..air hangat sudah
tersedia, saatnya mandi setelah aku bimbing si kecil pegang gayung dan di siram
sendiri air ke tubuhnya ( ceritanya sembari melatih kemandirian anak juga)
byur..byar...byur...acara mandi pagi pun selesai, di lanjutkan dengan adegan
berikutnya yakni memakai baju, belum juga aku kasih minyak telon udah lari
kesana kemari, loncat sana loncat sini, keringat mulai mengucur deras
deh...padahal subuh tadi sudah mandi, aduh...ingin marah, tapi aku tahan..oke..dia
masih kecil, tarik nafas...keluarkan..berhasil si kecil saya bimbing pakek kaos
dalam sendiri, celana dalam dan yes..ternyata ini salah satu cara biar dia
tidak lari-lari, iyah..ajaklah si kecil pakek bajunya sendiri mama, dan
berhasil sempurna. dia bisa mama...ngga nyangka kan? Woi...aku gimana ini belum
di sentuh juga dari tadi, Cuma di rendam doang terus di cuekin. Aduh...cucian
lupa...berfikir sejenak ” aduh...gimana yah..mau pegang cucian dulu?? Apa bikinin
sarapan dulu buat si kecil, kasihan si kecil lapar. Oh...gini aja deh(sok dapet
ide) tapi emang beneran ide dan ini yang aku lakukan “ cucian aku urus
dulu..selesai aku rendam lagi pakek pewangi nah..sembari nunggu masak deh tuh
buat sarapan si kecil, oke..selesai masak “ ayo...makan dulu sayang. Ngga mau..maunya
sama telor ajalah...rengek si kecil. Padahal menu pagi itu nugget kesukaan di
juga. Aduh...igin marah lagi, cucian belum selesai nak..ngertiin mama dong,
pengin banget ngomong gitu. Sabar...oke..tarik nafas..keluarkan. akhirnya mama
nyerah “ ya udah..mama gorengin telor yah” selesai goreng telor, “ ayo di
makan..ngga mau..maunya sambil nonton, hhhmm udah ngga bisa berkata-kata lagi,
ya sudahlah mau nonton apaan dituritin saja” kartun ipin upin katanya,
okelah..tontonan sudah siap, makanan
juga sudah siap. “ adek makan sendiri yah..(sembari melatih
kemandirian). “ iyah..katanya. wah...bahagia luar biasa perasaan mama, balik
lagi deh tuh nge date bersama cucian kotor yang kini minta di peras dan segera
di jemur, selesai jemur mama mau ngecek apa makanannya sudah habis,
dan...habis..telornya doang. Nasinya masih separuh. Yah..okelah ngga papa yang
penting dia bisa makan sendiri. Good job.
Begitulah setiap pagi
yang mama alami, bergelut dengan
pekerjaan rumah tiada henti, belum lagi ngurusi si kecil yang super duper aktif
dan punya kecerdasan kinestetik yang tinggi, do’aku semoga allah senaatiasa
memberiku kesabaran yang tiada batasnya, untuk membersamainya dan untuk terus
dan terus menyayanginya. Ketika kita lelah dan ingin marah, ingatlah bahwa waktu
itu berputar dan akan terus berputar, bersabarlah mama...jika hari ini kita di
repotkan oleh anak-anak kita. Bahkan tidak jarang pula anak-anak kita membuat
kita jengkel, maka...bersabarlah karena waktu kita bersamanya tidaklah lama,
nanti ketika dia sudah mulai masuk sekolah dan dia tidak tergantung lagi dengan
kita, dia sudah mulai mandiri mungkin kita yang mulai merasakan kehilangan. Semakin
besar dan tidak terasa anak kita akan kuliah di tempat yang jauh, dan setelah
wisuda mendapatkan perkejaan di tempat jauh pula, rindu hati mama lura biasa, kadang
anak pun masih sibuk dengan pekerjaannya. sehingga waktu bertemu dengan
orangtua menjadi sangat jarang, dan di sata itu datang kita pun sebagia orangtua
harus maklum. Dan ternyata si kecil kita kini sebentar lagi akan menikah, dan
akan tinggal jauh bersam aistrinya. Begitulah mama, pernah tidak kita berfikir
jauh sampai kesana, sampai dimana anak kita hidup sendiri tanpa perlu bantuan
kita lagi, jika waktu itu telah datang justru kitalah yang butuh bantuan mereka,
ketika usia senja telah mendatangi kita.
Boleh jadi hari ini dia yang manja dan ingin semua di layani oleh kita tapi
esok justru sebaliknya kita yang ingin di manja olehnya dan ingin selalu di
layaninya.
Anak itu adalah anugerah,
anak adalah buah yang tumbuh dan bunga yang harum dan anak itu adalah produk
yang limited edition, bersyukur dan selalu bersyukurlah mama, jika hari ini rumah
kita di hiasi dengan tangis dan tawanya setiap hari, di buat sibuk setiap hari
oleh tingkah polahnya, berbahagialah ketika banyak wanita di luar sana belum
juga di karuniai seorang buah hati yang melengkapi kehidupan ini, bukan allah
tidak sayang mereka tetapi allah ingin melihat seberapa sabar mereka menghadapi
ujian ini, karena anak itu bukanlah barang yang bisa kita minta dan kita tolak
sekehendak kita, ingatlah bahwa ketika janin itu telah bersemayam di rahim kita, dan
sebentar lagi kita akan menajdi seorang ibu, percayalah disitu naluri keibuan
kita sudah tumbuh seiring tubuh kita mempersiapkan menyambut bayi kita kelak, ASI yang telah allah khusua perispakan untuk
makanan pertaama bayi kita. jadi berbahagialah kita sebagai seorang wanita,
walaupun kita tidak sempurna karena kadang gagal memanage kemarahan kita,
walapun kadang kita menampakam kesedihan kita di depan si kecil yang tidak
ingin melihat sedikitpun gurat wajah kesedihan di wajah ayu mamanya, tapi apalah
daya aku hanyalah ibu yang tidak sempurna, tetapi kesempuranaan itu bisa aku
dapatkan manakala dia selalu menemaniku disini ikut mengurus dan
bertanggungjawab terhadap si kecil, yah...dia suamiku. Terimakasih atas kesetiaan
dan kasih sayang serta pengertian yang kau limpahkan tiada henti untuk kami
anak-anak dan istrimu, semoga kau pun tidak lelah membersamai kami yang kadang
menjengkelkanmu, ekpekstasi bahagia setiap hari kadang lenyap begitu saja, bersabarlah
suamiku sayang. Kita arungi bahtera rumah tangga ini bersama yuk...dengan
kesabaran, dengan senyuman, dengan penuh rasa bahagia dan dengan kasih sayang
serta kesetiaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar