Senin, 13 Maret 2017

Bukanlah ibu yang sempurna

Aku bukanlah ibu yang sempurna, ketika pagi menjelang dan tanpa ampun pekerjaanpun memanggilku satu persatu, semakin aku acuh semakin pula dia berteriak memanggilku untuk segera menyentuhnya, ya sudahlah...kamu menang dan akan ku cuci dulu wahai piring-piring kotor. Satu pekerjaan selesai tuh..si cucian kotor melambai-lambai ingin ku dekati dan ku elus-elus, eh...masih pagi ntar siangan dikit ngapa? Fikirku cepat. aku masih harus bikinin kopi buat suamiku, menyiapkaan bajunya dan tetek bengek lainnya. dan setelah suami berangkat,  Masih saja tuh baju kotor melambai-lambai. Ingin rasanya aku tinggalkan begitu saja, tapi tidak tega memang sudah 3 hari belum mencuci dan kini sudah menggunung, okelah saya rendam dulu yah, sementara kamu di rendam aku tak ngurus si kecil dulu, “ayo...kita mandi dulu sayang...kataku lembut merayunya untuk mandi pagi, “ ngga lah..nanti..kata si keci menimpali. “Nanti nunggu apa sayang..eh..main busa sabun dulu yuk..(emak mulai meluncurkan jurus pertama) yes...berhasil, si kecil tertarik “ main busa sabun di ember yang besar, begitu katanya. Menujulah kita ke kamar mandi dan aku biarkan dia bermain dengan busa sabun untuk  beberapa saat, sembari menyiapkan air hangat untuk si kecil mandi, dan ketika masuk ke kamar mandi lagi, tuh...deterjen satu bungkus yang 900 kg habis di masukan ke dalam air semua di buat busa sabun, aduh...mau marah rasanya pagi itu. Tapi ku tahan, oke...ambil nafas..keluarkan..maklum anak kecil, belum tahu.. sekuat tenaga dan sebisa mungkin Diriku sendiri mencoba menenangkan.
Oke..air hangat sudah tersedia, saatnya mandi setelah aku bimbing si kecil pegang gayung dan di siram sendiri air ke tubuhnya ( ceritanya sembari melatih kemandirian anak juga) byur..byar...byur...acara mandi pagi pun selesai, di lanjutkan dengan adegan berikutnya yakni memakai baju, belum juga aku kasih minyak telon udah lari kesana kemari, loncat sana loncat sini, keringat mulai mengucur deras deh...padahal subuh tadi sudah mandi, aduh...ingin marah, tapi aku tahan..oke..dia masih kecil, tarik nafas...keluarkan..berhasil si kecil saya bimbing pakek kaos dalam sendiri, celana dalam dan yes..ternyata ini salah satu cara biar dia tidak lari-lari, iyah..ajaklah si kecil pakek bajunya sendiri mama, dan berhasil sempurna. dia bisa mama...ngga nyangka kan? Woi...aku gimana ini belum di sentuh juga dari tadi, Cuma di rendam doang terus di cuekin. Aduh...cucian lupa...berfikir sejenak ” aduh...gimana yah..mau pegang cucian dulu?? Apa bikinin sarapan dulu buat si kecil, kasihan si kecil lapar. Oh...gini aja deh(sok dapet ide) tapi emang beneran ide dan ini yang aku lakukan “ cucian aku urus dulu..selesai aku rendam lagi pakek pewangi nah..sembari nunggu masak deh tuh buat sarapan si kecil, oke..selesai masak “ ayo...makan dulu sayang. Ngga mau..maunya sama telor ajalah...rengek si kecil. Padahal menu pagi itu nugget kesukaan di juga. Aduh...igin marah lagi, cucian belum selesai nak..ngertiin mama dong, pengin banget ngomong gitu. Sabar...oke..tarik nafas..keluarkan. akhirnya mama nyerah “ ya udah..mama gorengin telor yah” selesai goreng telor, “ ayo di makan..ngga mau..maunya sambil nonton, hhhmm udah ngga bisa berkata-kata lagi, ya sudahlah mau nonton apaan dituritin saja” kartun ipin upin katanya, okelah..tontonan sudah siap, makanan  juga sudah siap. “ adek makan sendiri yah..(sembari melatih kemandirian). “ iyah..katanya. wah...bahagia luar biasa perasaan mama, balik lagi deh tuh nge date bersama cucian kotor yang kini minta di peras dan segera di jemur, selesai jemur mama mau ngecek apa makanannya sudah habis, dan...habis..telornya doang. Nasinya masih separuh. Yah..okelah ngga papa yang penting dia bisa makan sendiri. Good job.
Begitulah setiap pagi yang mama alami, bergelut  dengan pekerjaan rumah tiada henti, belum lagi ngurusi si kecil yang super duper aktif dan punya kecerdasan kinestetik yang tinggi, do’aku semoga allah senaatiasa memberiku kesabaran yang tiada batasnya, untuk membersamainya dan untuk terus dan terus menyayanginya. Ketika kita lelah dan ingin marah, ingatlah bahwa waktu itu berputar dan akan terus berputar, bersabarlah mama...jika hari ini kita di repotkan oleh anak-anak kita. Bahkan tidak jarang pula anak-anak kita membuat kita jengkel, maka...bersabarlah karena waktu kita bersamanya tidaklah lama, nanti ketika dia sudah mulai masuk sekolah dan dia tidak tergantung lagi dengan kita, dia sudah mulai mandiri mungkin kita yang mulai merasakan kehilangan. Semakin besar dan tidak terasa anak kita akan kuliah di tempat yang jauh, dan setelah wisuda mendapatkan perkejaan di tempat jauh pula, rindu hati mama lura biasa, kadang anak pun masih sibuk dengan pekerjaannya. sehingga waktu bertemu dengan orangtua menjadi sangat jarang, dan di sata itu datang kita pun sebagia orangtua harus maklum. Dan ternyata si kecil kita kini sebentar lagi akan menikah, dan akan tinggal jauh bersam aistrinya. Begitulah mama, pernah tidak kita berfikir jauh sampai kesana, sampai dimana anak kita hidup sendiri tanpa perlu bantuan kita lagi, jika waktu itu telah datang justru kitalah yang butuh bantuan mereka, ketika usia senja telah  mendatangi kita. Boleh jadi hari ini dia yang manja dan ingin semua di layani oleh kita tapi esok justru sebaliknya kita yang ingin di manja olehnya dan ingin selalu di layaninya.

Anak itu adalah anugerah, anak adalah buah yang tumbuh dan bunga yang harum dan anak itu adalah produk yang limited edition, bersyukur dan selalu bersyukurlah mama, jika hari ini rumah kita di hiasi dengan tangis dan tawanya setiap hari, di buat sibuk setiap hari oleh tingkah polahnya, berbahagialah ketika banyak wanita di luar sana belum juga di karuniai seorang buah hati yang melengkapi kehidupan ini, bukan allah tidak sayang mereka tetapi allah ingin melihat seberapa sabar mereka menghadapi ujian ini, karena anak itu bukanlah barang yang bisa kita minta dan kita tolak sekehendak kita, ingatlah bahwa ketika janin  itu telah bersemayam di rahim kita, dan sebentar lagi kita akan menajdi seorang ibu, percayalah disitu naluri keibuan kita sudah tumbuh seiring tubuh kita mempersiapkan menyambut bayi kita kelak,  ASI yang telah allah khusua perispakan untuk makanan pertaama bayi kita. jadi berbahagialah kita sebagai seorang wanita, walaupun kita tidak sempurna karena kadang gagal memanage kemarahan kita, walapun kadang kita menampakam kesedihan kita di depan si kecil yang tidak ingin melihat sedikitpun gurat wajah  kesedihan di wajah ayu mamanya, tapi apalah daya aku hanyalah ibu yang tidak sempurna, tetapi kesempuranaan itu bisa aku dapatkan manakala dia selalu menemaniku disini ikut mengurus dan bertanggungjawab terhadap si kecil, yah...dia suamiku. Terimakasih atas kesetiaan dan kasih sayang serta pengertian yang kau limpahkan tiada henti untuk kami anak-anak dan istrimu, semoga kau pun tidak lelah membersamai kami yang kadang menjengkelkanmu, ekpekstasi bahagia setiap hari kadang lenyap begitu saja, bersabarlah suamiku sayang. Kita arungi bahtera rumah tangga ini bersama yuk...dengan kesabaran, dengan senyuman, dengan penuh rasa bahagia dan dengan kasih sayang serta kesetiaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar