Kamis, 23 Maret 2017

Terimakasih..suamiku..



Siang yang terik dan sangat menyengat, jika aku berada di luar rumah mungkin juga kulitku akan berubah hitam seketika, secara kulitku kan putih bersih dan selalu ku rawat, ah..lebay nih. Eh.. bagaimana kabar suamiku yah? Pasti dia sedang berpanas-panasan di luar sana, dan aku pun tau kini kulitnya telah berubah menjadi hitam legam, tetapi dia terus saja bekerja dan bekerja untuk menghidupi anak dan istrinya, terus saja dia bersemangat di pagi hari mencari rizki yag halal untuk dia berikan  kepada keluarganya, sebuah kalimat basmallah yang selalu dia ucapkan sebelum berangkat dan kalimat syukur yang dia ucapkan pula ketika sampai dirumah.
Bersyukur dinda di karuniai lelaki yang bertanggungjawab, lelaki yang tak lelah mengais rizki yang halal walaupun dengan jalan yang berliku, tak perduli panas dan hujan yang terpenting baginya adalah seulas senyum tulus di wajah istrinya dan pelukan erat dari anaknya karena bahagia di belikan es cream oleh ayahnya, yah..begitulah agung anak yang pandai dan aktif ketika ayahnya pulang dan membawakan es cream kesukaannya tanpa di suruhpun dia langsung menghambur kepelukan ayahnya.
Suara itu terdengan lagi, yah..suara seorang wanita di sebelah rumah mendendangkan shalawat sebagai pengantar tidur anaknya, “shollaatullah sallamullah...allathoha rosulillah”, suaranya cempreng dan terdengar hingga ke rumah tetangga kanan dan kiri, kebiasaan yang baik dan perlu di tiru begitu pendapatku, tetapi satu hal yang mengelitik otakku kok setiap hari itu terus yang di dendangkan yah, mbok yang lain, sholawat nariyah kek..atau baca ayat kursi gitu tapi pakai nada khas qori’ah. Ah..ngaco aja nih..itu aja sudah bagus kok dan perlu dilestarikan, hee
Tapi sayangnya suaminya tidak selembut suara wanita tersebut ektika mendendangkan sholawat, kasihan..suaminya suka berkata kasar kepada anaknya dan juga kebiasaan mendengarkan musik koplo kepada anak-anaknya yang masih balita, terasa risih ditelingaku. Entahlah...mengapa aku demikian. Tapi yang jelas menurutku sih, syukur kalian juga setuju..hee sebaik-baik musik yang perlu di dengar adalah murottal al-qur’an.
Setip hari akupun berusaha mencintai al-qur’an dengan cara membacanya dan mendengarkan lantaunan ayat-ayat yang menyejukkan hati itu, kebisaan ini ingin aku tularkan kepada anakku agung agar kelak dia pun gemar membaca al-qur’an, syukur alhamdulillah jika kelak dia mau menjadi seorang hafidz amin
Seorang suami adalah pemimpim bagi keluarganya, bagaimana rumahtangga akan baik tergantung pula kepada pemimpinnya, jika seorang pemimpin itu otoriter jangan salahkan jika secara diam-diam bawahan membangkang di belakanga seorang pemimpin, bahkan ketika seoreng pemimpin berkata masuklah telinga kanaan kemudian bablas keluar lewat telinga kiri, naudzubillah..marilah kita didik anak kita dengan sebaik-baiknya, buka dengan kekerasan dan teriakan bahkan perlakuan fisik yang menyakitinya, sungguh hati seorang anak itu halus, maka kita pun wajib memperlakukannya dengan halus pula. Jadilah kita pemimpin yang moderat yang mengajak seluruh anggota keluarga untuk bersama-sama membangun sebuah kebahagiaan, ingatlah..bahwa kebaahagiaan dalam rumahtanggga itu suami dan istri yang menciptakan bukanlah oranglain.

Dan akhirnya saya ingin berterimakasih kepada suamiku yang dengan ikhlas bertanggungjawa dan dengan tulus pula mencintai kami, menyayangi serta menjadi pelindung kami, tanpamu apalah jadinya kami di dunia ini, do’aku semoga allah selalu memberikan kebaikan-kebaikan untukmu, semoga allah selalu memberkahi segala usahamu dan allag balas setiap tetes keringat yang keluar dari tubuhmu kelak menjadi amal pemberatmu, terimakasih suamiku, maaf jika aku belum bisa membahagiakanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar