MUNAJAT CINTA KALILA...
Matanya
masih saja tertuju keluar jendela, hujan deras yang kini turun tak menghalangi
bocah-bocah itu untuk bermain air berlarian kesana kemari menendang bola
bergantian, senyum simpul pun menghiasi wajah ayunya yang kini mulai pudar
termakan usia, hanya kursi roda yang menemaninya setiap hari, de javu masa
lalunya pun berkelebat dan sungguh jelas ketika alunan lagu itu terdengar
kembali, “munajat cinta” milik the rock.
Tuhan..kirimkanlah aku...kekasih yang baik hati...yang mencintaiku..apa
adanya. Begitulah kira-kira lirik yang sering mereka nyanyikan berdua, ada
harapan yang tersimpan dalam lirik lagu tersebut. Lirik pengharapan seseorang
yang ingin dicintai apa adanya, dan dia memohon kepada tuhannya untuk
mengirimkan seseorang yang baik hati dan tidak pernah menyakiti. Tapi
kenyataanya kini berbeda rendi telah pergi meninggalkannya, meninggalkan luka
yang mungkin tidak akan pernah hilang di hatinya sampai kapanpun, rendi yang
telah berjanji kepada kedua orangtua kalila saat itu. Ketika keduanya telah lulus
kuliah dan rendi pun belum mempunyai pekerjaan, kalila menerima apapun keadaan
rendi saat itu karena mereka yakin bahwa cinta yang ada diantara mereka, akan
membawa mereka menuju muara kebahagiaan abadi dan mereka siap menghadapi hal
sesulit apapun, tetapi itu semua hanya mimpi yang tidak akan terwujud. Hanya
khayalan semu belaka perih hati kalila jika harus mengingat segalanya, senyum
kembali tersungging ketika matanya masih memandang hujan yang turun di luar
sana, serta anak-anak dengan riang gembiranya berlarian di bawah hujan seperti
tidak punya beban yang mereka rasakan, ingin rasanya kalila berlari, bergabung
dengan mereka dan merasakan tubuhnya basah oleh air hujan, apalah daya untuk
berjalan saja dia tidak bisa, bahkan kemana-mana harus menggunakan kursi roda.
Kecelakaan itulah yang menyebabkannya, setahun pernikahan mereka belum juga di
karuniani buah hati, barulah tahun kedua janin itu hadir di rahim kalila,
dengan usaha yang sangat keras kalila
karena dia tidak ingin dikatakan mandul, seperti yang sering rendi katakan
padanya, bahwa selama ini mereka tidak kunjung di karuniai momongan karena
istrinya mandul, duh...sakitnya hati kalila saat itu tapi kalila bersabar dan
berusaha tidak marah dengan segala perkataan suami yang sangat dicintanya itu,
apapun saran yang masuk ke telinganya pasti kalila lakukan demi mendapatkan
keturunan, rendi lupa bahwa anak itu adalah karunia dari tuhan yang tidak bisa
di minta dan di tolak seenaknya saja, pun keberhasilan pembuahan itu di
tentukan oleh kedua pasangan, apalagi makanan yang mereka konsumsi dan
kebiasaan-kebiasaan mereka juga berpengaruh terhadap proses terbentuknya janin,
misalnya merokok, minum alkohol dll.
Tapi rendi tidak mau tahu dan terus saja mencaci maki dan memarahi kalila,
suatu ketika pernah rendi pulang dlam keadaan mabuk dan tidak ada makanan yang
tersaji, kursi pun melayang kerahnya, astaghfirullah...teriak kalila sembari
menghiandar, hanya itu kata yang keluar dari bibir tipisnya yang manis, dengan
derai air mata yang membasahi pipinya. Kalila
berdo’a dalam hati agar suaminya diberi kelembutan hati oleh allah, dan
menyayangi dirinya layaknya manusia, hanya itu yang kalila inginkan. Tahun
kedua tuhan mengabulkan do’a kalila yang setiap malam tidak berhenti dia
panjatkan, betapa bahagia hati kalila
saat itu, ingin rasanya dia mengumumkan kepada dunia bahwa dia kini sedang
mengandung buah hatinya dengan rendi, yah..dengan penuh keyakinan bahwa rendi
akan kembali mencintainya lagi seperti dahulu, mencium kening dan perutnya juga
berkali-kali mengucapkan syukur, sepanjang perjalanan pulang itulah kalila
berkhayal dan tanpa henti memegangi perutnya yang kini telah terisi janin calon
anak mereka buah hatinya dengan rendi, tapi apa yang terjadi ketika sampai di
rumah ada seorang perempuan disana sedang bermesraan dengan rendi suaminya,
astaghfilrullah..entah apa yang terjadi selanjutnya Dan ketika tersadar kalila telah berada
dirumah orangtuanya, ibu sembari menangis menceritakan kronologi kejadiannya,
betapa hancur hati kalila, baru saja dia di berikan kebahagiaan yakni hadirnya
janin di rahimnya dan kini harus diambilNYA kembali karena ketika pingsan perut
kalila terkena benturan keras ke arah lemari, remuk redam kalila mengingat
semuanya tanpa terasa air mata itu begitu deras meluncur membasahi pipi
bulatnya, andai saja anaknya ada disini mungkin kalila akan menceritakan
tentang hujan, tentang sosok ayahnya, tentang kebahagiaan mereka..ah...itu
hanyalah hayalan semu belaka. Lengkap sudah penderitaan kalila karena kakinya
harus diamputasi karena kecelakan motor yang dialaminya, wallahu a’alam
bishawab, semua berasal dariNYA dan akan kembali padaNYA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar