Sabtu, 04 Maret 2017

MUNAJAT CINTA KALILA...

Matanya masih saja tertuju keluar jendela, hujan deras yang kini turun tak menghalangi bocah-bocah itu untuk bermain air berlarian kesana kemari menendang bola bergantian, senyum simpul pun menghiasi wajah ayunya yang kini mulai pudar termakan usia, hanya kursi roda yang menemaninya setiap hari, de javu masa lalunya pun berkelebat dan sungguh jelas ketika alunan lagu itu terdengar kembali, “munajat cinta” milik the rock.  Tuhan..kirimkanlah aku...kekasih yang baik hati...yang mencintaiku..apa adanya. Begitulah kira-kira lirik yang sering mereka nyanyikan berdua, ada harapan yang tersimpan dalam lirik lagu tersebut. Lirik pengharapan seseorang yang ingin dicintai apa adanya, dan dia memohon kepada tuhannya untuk mengirimkan seseorang yang baik hati dan tidak pernah menyakiti. Tapi kenyataanya kini berbeda rendi telah pergi meninggalkannya, meninggalkan luka yang mungkin tidak akan pernah hilang di hatinya sampai kapanpun, rendi yang telah berjanji kepada kedua orangtua kalila saat itu. Ketika keduanya telah lulus kuliah dan rendi pun belum mempunyai pekerjaan, kalila menerima apapun keadaan rendi saat itu karena mereka yakin bahwa cinta yang ada diantara mereka, akan membawa mereka menuju muara kebahagiaan abadi dan mereka siap menghadapi hal sesulit apapun, tetapi itu semua hanya mimpi yang tidak akan terwujud. Hanya khayalan semu belaka perih hati kalila jika harus mengingat segalanya, senyum kembali tersungging ketika matanya masih memandang hujan yang turun di luar sana, serta anak-anak dengan riang gembiranya berlarian di bawah hujan seperti tidak punya beban yang mereka rasakan, ingin rasanya kalila berlari, bergabung dengan mereka dan merasakan tubuhnya basah oleh air hujan, apalah daya untuk berjalan saja dia tidak bisa, bahkan kemana-mana harus menggunakan kursi roda. Kecelakaan itulah yang menyebabkannya, setahun pernikahan mereka belum juga di karuniani buah hati, barulah tahun kedua janin itu hadir di rahim kalila, dengan usaha yang sangat keras  kalila karena dia tidak ingin dikatakan mandul, seperti yang sering rendi katakan padanya, bahwa selama ini mereka tidak kunjung di karuniai momongan karena istrinya mandul, duh...sakitnya hati kalila saat itu tapi kalila bersabar dan berusaha tidak marah dengan segala perkataan suami yang sangat dicintanya itu, apapun saran yang masuk ke telinganya pasti kalila lakukan demi mendapatkan keturunan, rendi lupa bahwa anak itu adalah karunia dari tuhan yang tidak bisa di minta dan di tolak seenaknya saja, pun keberhasilan pembuahan itu di tentukan oleh kedua pasangan, apalagi makanan yang mereka konsumsi dan kebiasaan-kebiasaan mereka juga berpengaruh terhadap proses terbentuknya janin, misalnya merokok,  minum alkohol dll. Tapi rendi tidak mau tahu dan terus saja mencaci maki dan memarahi kalila, suatu ketika pernah rendi pulang dlam keadaan mabuk dan tidak ada makanan yang tersaji, kursi pun melayang kerahnya, astaghfirullah...teriak kalila sembari menghiandar, hanya itu kata yang keluar dari bibir tipisnya yang manis, dengan derai air mata yang membasahi pipinya.  Kalila berdo’a dalam hati agar suaminya diberi kelembutan hati oleh allah, dan menyayangi dirinya layaknya manusia, hanya itu yang kalila inginkan. Tahun kedua tuhan mengabulkan do’a kalila yang setiap malam tidak berhenti dia panjatkan,  betapa bahagia hati kalila saat itu, ingin rasanya dia mengumumkan kepada dunia bahwa dia kini sedang mengandung buah hatinya dengan rendi, yah..dengan penuh keyakinan bahwa rendi akan kembali mencintainya lagi seperti dahulu, mencium kening dan perutnya juga berkali-kali mengucapkan syukur, sepanjang perjalanan pulang itulah kalila berkhayal dan tanpa henti memegangi perutnya yang kini telah terisi janin calon anak mereka buah hatinya dengan rendi, tapi apa yang terjadi ketika sampai di rumah ada seorang perempuan disana sedang bermesraan dengan rendi suaminya, astaghfilrullah..entah apa yang terjadi selanjutnya  Dan ketika tersadar kalila telah berada dirumah orangtuanya, ibu sembari menangis menceritakan kronologi kejadiannya, betapa hancur hati kalila, baru saja dia di berikan kebahagiaan yakni hadirnya janin di rahimnya dan kini harus diambilNYA kembali karena ketika pingsan perut kalila terkena benturan keras ke arah lemari, remuk redam kalila mengingat semuanya tanpa terasa air mata itu begitu deras meluncur membasahi pipi bulatnya, andai saja anaknya ada disini mungkin kalila akan menceritakan tentang hujan, tentang sosok ayahnya, tentang kebahagiaan mereka..ah...itu hanyalah hayalan semu belaka. Lengkap sudah penderitaan kalila karena kakinya harus diamputasi karena kecelakan motor yang dialaminya, wallahu a’alam bishawab, semua berasal dariNYA dan akan kembali padaNYA. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar