Senin, 06 Maret 2017

MBAH CILIK

sore itu saya pulang kerumah orangtua, dan mbah cilik datang kerumah untuk menemui cucunya, yah..aku dan sumiku sudah seperti cucunya sendiri, setiap saat dan sering kali mbah cilik menyebut-nyebut tentang kematian, tentang dirinya yang kini ketika makan apapun terasa pahit, mungkin waktunya sudah dekat. seperti itu katanya, aduh..mbah mbah...tidak usah berkata demikian, toh...hidup dan mati seseorang sudah ada yang mengatur kok, tinggal kita beribadah setiap hari untuk bekal nanti hidup di akhirat, gitu aja mikirnya. diusianya yang kini menginjak kepala 6 mbah cilik masih saja aktif berkebun, baginya ketika satu hari saja tidak ke kebun badan rasanya pegal-pegal semua, aduh..mbah..mbah..mbok sudah tua banyakin beribadah saja dirumah begitu yang sering ku katakan, tapi yah...itu tadi..katanya buat kegiatan. 

ketika hari-harinya banyak dia habiskan di kebun, untuk sekedar menanam yang bisa mbah cilik tanam, dan pulangnya membawa rumput-rumput segar untuk makan kambing-kambingnya, pernah suatu ketika ibuku juga menganjurkan untuk dijual sajalah kambingnya, di usianya yang sekarang pasti mudah terasa capek ketika setiap hari harus mencari rumput " ngarit".

kebiasaan yang patut di contoh, yakni selalu datang  di awal waktu shalat bahkan ketika orang-orang masih tertidur lelap, yah...mbah cilik seorang muadzin yang rajin adzan di masjid desa, karena memang jarak rumahnya dengan masjid amatlah dekat, pernah suatu ketika mbah cilik mendapatkan teror surat kaleng, agar dia berhenti jadi muadzin. astaghfirullah...ada-ada saja orang yang seperti itu, tapi mbah cilik tidak menghiraukan dan tetap saja adzan ketika waktu shalat tiba, pak RW pernah juga berkata ah...itu dajal, jangan di dengarkan. wong berbuat baik kok malah di cegah. udah lanjt saja..seorang muadzin itu baik, mengingatkan orang untuk bergegas shalat dan baik juga untuk dirinya agar shalat di awal waktu.

giginya yang kini mulai pongah pun menunjukan bahwa kini usianya tidak muda lagi, do'aku semoga kau berikan umur panjang kepadanya, untuk selalu mendekat dan mendekat padaMu ya robb, kasihan jika tahu kisahnya. tapi apapun yang terjadi biarlah allah akan membalasnya walaupun hanya sebiji kebaikan manusia, dan semoga allah perkenankan kita sebagai manusia, bertobat dan menghapus dosa kita yang setinggi gunung bahkan kita tidak bisa menghitungnya karena begitu banyaknya, paling tidak bisa meringankan beban timbangan dosa kita dan memperberat timbangan baik kita, kelak di akhirat di hari pembalasan, dengan setiap saat bertobat dan beetobat.

dan akhirnya, ketika ada seseorang yang berbuat baik di masyarakat, sambutlah dengan hati yang gembira, satu hal yang menjadi hal yang perlu kita perbaiki bersama adalah. mudahnya kita mencaci dan memaki bahkan menghujat tiada henti, ketika seseorang berbuat satu kesalahan saja, tetapi tidak pernah tahu sejuta kebaikan yag dia miliki, padahal kita hanyalah manusia biasa yang punya salah dan lupa, ibarat pepatah mengatakan " semut di seberang lautan jelas kelihatan, gajah di pelupuk mata tiada kelihatan " wallahu a'alam bishawab...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar