Jumat, 10 Maret 2017

Kulit hitammu bukti cintamu

Masih teringat jelas ketika awal kita bertemu, kala itu kita sama-sama masih menjadi mahasiswa, dia adalah laki-laki yang rajin merawat dirinya, wajahnya selalu dia beri pelembab, juga tangan dan kakinya selalu dia olesi dengan lotion. ketika sepulang kuliah wajahnya kotor pasti di cuci dengan sabun muka khusus laki-laki, karena mukanya memang agak berminyak.  Sehingga wajahnya bersih serta kulit putih pun senantiasa menghiasi dirinya yang pendiam itu, Shalat pun hampir tepat waktu karena dahulu laki-laki ini pernah tinggal di mushola bersama beberapa temannya sesama mahasiswa, kalau tidak salah semester 5 dia mulai tinggal di mushola hingga lulus kuliah.
Tapi sekarang kulit putih dan segala tetek bengek perawatan yang pernah dia lakukan tidak pernah sama sekali dia lakukan, yah..paling sesekali dan itu tidak rutin seperti dahulu ketika dia masih sendiri, mungkinkah alasannya karena sudah menikah? Tidak punya waktu atau tidak sempat memikiran diri sendiri barangkali. mungkin tepatnya seperti itu, karena hari-harinay kini dia habiskan untuk bekerja dan bekerja, dan hampir setiap hari berangkat pagi pulang sudah petang menjelang maghrib, bagaimana mungkin dia punya waktu untuk merawat dirinya, kini kulitnya telah hitam legam. Yah...dulu aku pun tidak yakin apakah laki-laki ini tipe orang yang mau bekerja keras, lihat saja dari warna kulitnya. Putih bersih, dan mungkin dengan warna kulitku saat itu masih kalah sama warna putih kulitnya, hehehe lucu juga jika mengingat masa-masa itu.
Lelaki itu kini duduk disampingku makan malam hanya dengan lauk kerupuk yang aku beli tadi siang,  tapi dia makan begitu lahapnya  apa karena seharian dia belum makan kali yah? hanya itu lauk yang bisa dia makan karena siang tadi aku tidak masak, si kecil hanya aku gorengkan telor saja, pagi telor dadar siang telor ceplok dan sore nasi sama kerupuk saja, buka pelit atau tidak mau modal dikit, bahkan di perutku kini ada sosok yang perlu asupan nutrisi yang jauh lebih banyak juga, tapi apalah daya lemas, mual dan muntah dari beberapa hari yang lalu tak kunjung pergi juga, padahal dulu waktu hamil pertama tidak pernah merasakan apapun, bahkan mual dan muntah pun tidak sama sekali. Kata orang-orang sih hamil itu harus bahagia, jadi tidak merasakan mual muntah dan ini itu, apa iya aku tidak bahagia?? .
Kenapa sayang??? suara lelaki itu membangunkanku dari lamunan, yah...lelaki itu adalah suamiku, lelaki yang berkulit putih itu adalah suamiku dan sekarang kulitnya telah berubah menjadi legam karena ini adalah bukti bahwa lelaki pekerja keras, terbukti sudah keraguanku dulu ketika berfikir apakah lelaki ini mau yah..bekerja keras dan jawabannya, luar biasa...dia adalah suami yang luar biasa, bersyukur tuhan memilihkan dia untukku untuk menjadi imamku untuk menyayangiku, untuk mengimbangi sifat kerasku dengan kesabarannya yang tiada batas, “ eh...ditanya kok tidak jawab sih? Suamiku bertanya untuk kedua kalinya, aku mencoba menghadapkan wajahku dengan nada datar dan cemas aku balik bertanya “ apa menurut abah..aku tidak bahagia dengan kehamilanku?? Ku palingkan wajahku kembali sembari meneguk sedikit air yang ada di gelas, “ eh..siapa yang bilang begitu umi??? Kalau seorang wanita sedang hamil itu artinya dia sedang di bei kemuliaan oleh allah SWT. Jangan bersedih bersyukur dan bersabar yah sayang...jika ada hal-hal yang kurang mengenakan di hati coba buka mushafnya di baca kemudian jika umi mau..baca juga tuh terjemahannya. Begitu kata suamiku yang memang sangat menghargai seorang wanita, bahkan ibunya juga sangat dia junjung tinggi kehormatannya, sungguh lelaki yang luar biasa. Dulu juga aku sempat bertanya-tanya ketika pernikahan belum menyatukan kita, waktu kita sama-sama masih kuliah dan dia bercerita tentang ibunya dengan perasaan bangga luar biasa, hingga aku sempat juga bertanya-tanya seperti apa sih ibunya, dan terjawab sudah sekarang, memang ibunya itu adalah seorang wanita yang luar biasa juga, walaupun hidup dalam kesederhanaan tetapi itu tidak mengurangi rasa kasih sayang serta keikhlasan mendidik anak-anaknya. “ umi sayang...” suamiku memanggil dan aku pun agak terkejut. “ kok umi...sekarang kayaknya sering melamun sih abah lihat, hayoo...ada apa? Cerita dong sama abah, barangkali abah bisa bantu” begitu katanya berusaha mengerti apa yang aku rasakan berbeda dengan aku yang kadang masih saja acuh ketika dia membawa beban pekerjaan kerumah, ah...memang masih butuh introspeksi diri. tidak ingin lelaki yang sangat aku sayangi ini menunggu, aku pun menyahut “ iya..abah..kata orang-orang kalau kita hamil itu harus bahagia, “ oh...yah betul itu..emang kenapa?kata suamiku. “apa iyah.. yang menyebabkan aku mual muntah setiap hari ini karena aku tidak bahagia menjalani kehamilanku kali ini, padahal dulu waktu hamil anak pertama kan tidak seperti ini? Aku berusaha mengungkapkan apa yang aku rasakan. “ begini sayang...gejala mual dan muntah yang di alami ibu hamil itu wajar, bukan karena dia tidak bahagia dengan kehamilanya terus dia mual muntah, ah...itu mitos..bahagia atau tidak, biasanya yang umum dialami oleh wanita hami yah...mual muntah..itu wajar kok umi, udah tidak usah difikirkan. Dengan perlahan suamiku menjelaskan dan berusaha menenangkanku, dan begitulah dia lelaki yang aku sayang dan aku kagumi serta setiap do’aku berharap kelak biarlah anak-anakku meniru kebaikan-kebaikan yang abahnya miliki, biarlah nantinya jejak-jejak hidup yang dilalui suamiku dilalui juga oleh anak-anakku, “terimakasih abah..kau telah menemaniku dengan sabar sampai saat ini, semoga allah ridhoi perjalanan cinta suci kita hingga ke syurgaNYA kelak. Begitu aku menimpali dengan nada serius , suamipun tak kalah serius “ mencium keningku dan menyapa anak kedunya yang masih dalam perutku, kemudian kita berjalan bergantian menuju kamar mandi untuk berwudhu dan shalat berjamah isya.  Ya robb jika nanti Engkau ingin aku menjadi saksimu, ketika hari pembalasan tiba  sebagai pemberat amal baik suamiku,  maka aku pun dengan sepenuh hati akan rela bersaksi bahwa dia adalah sosok suami yang betanggungjawab, suami yang mempunyai kesabaran tiada batas ketika ujian-ujian itu datang silih berganti dan  dia adalah suami yang sennatiasa ikhlas menjalani kehidupan ini, satu kalimat yang selalu kau ucapkan “ ora popo ..mungkin saiki lakonku lagi di gawe ngene karo gusti allah (tidak papa mungkin hidupku lagi di buat seperti ini sama gusti allah).
Hanya satu do’aku selalu untuknya ya robb, tetapkanlah kesabaran dan keikhlasan di dalam dirinya, selalu ingatkan dia padaMU dimanapun dia berada jadikan hatinya selalu dekat denganMU, berilah kesehatan dan umur panjang untuk beribadah kepadaMU ya robb, amin. Aku mengusap wajahku dengan kedua telapak tanganku mengakhiri doa’aku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar