Rabu, 22 Maret 2017

Rumahku...surgaku..



Adzan maghrib telah berkumandang dan suami santi belum juga pulang, anak dan istrinya kini cemas menunggu kedatangan orang yang mereka kasihi, yukk..kita ambil wudhu dulu sayang..ajak santi kepada lita anak perempuannya yang kini berusia 4 tahun, lita pun menurut saja ajakan ibundanya. Setelah mereka selesai wudhu dari luar terdengar deru motor mega pro milik suami santi dan lita pun tanpa disuruh bergegas membukakan pintu untuk ayahnya, assalamualaikum...begitu sapaan suami santi selalu ketika masuk rumah , atau ketika dia akan berangkat bekerja. Dengan kompak santi dan lita menjawab, waalaikum salam. Bergantian santi bersalaman dang mencium takdim tangan suaminya dan dani pun berbalik mencium kening istrinya serta pipi kanan dan kirinya terakhir mereka berpelukan untuk beberapa saat, lita pun tidak sabar menunggu giliran menyalami ayah tercintanya dia sodorkan tangan mungilnya, di kecup pelan tangan kekar ayahnya dia ciumi seluruh muka ayahnya, dan saat itulah semua beban yang menggelayut di pundak sang ayah rontok berjatuhan, alhamdulillah ya allah...kau beri aku seorang istri dan anak yang solekhah, begitu do’anya ketika selesai mereka berjama’ah shalat maghrib.
Selesai shalat maghrib mereka sempatkan untuk membaca al-qur’an sampai menjelang waktu isya tiba, mereka pun kembali menunaikan shalat isya berjamaah. selesai shalat mereka makan malam dan inilah satu kebiasaan dani yang akan selalu santi ingat sampai kapanpun, seorang ayah yang dengan suka rela membacakan buku untuk anaknya. Dan lita sangat mengyukai momen kebersamaan bersama ayahnya seperti ini, pernah suatu ketika santi ingin menemani mereka membaca buku, malah diusir sama si kecil lita. ya sudah jadinya ibu minggir dulu deh..dan cara terbaik yah dengan buka laptop, menarilah jari jemari santi di atas tuts keybord, yah...santi adalah seorang penulis bukunya banyak fiksi ada juga non fiksi, buku non fiksi perdananya bertema pernikahan dengan judul “ suamiku surgaku” sangking asyiknya menulis sampai lita menghampirinya karena telah mengantuk dan akhirnya santi pun harus secepatnya memencet tombol ctrl S untuk menyimpan tulisan-tulisannya.
Begitulah keluarga yang luar biasa, peran seorang sayah tidak hilang begitu saja karena dia sibuk bekerja bahkan hampir seharian tidak bertemu dengan anaknya, kapan lagi bisa berinteraksi dengan anaknya kalau bukan malam hari, itu kalau dani pulang pas maghrib. kadang juga jam 8 malam dani baru pulang. Aduh..kebayang tidak capek dan lelahnya seharian kerja, penginnya sampai di rumah tidur, tapi mata dani akan seketika terbelalak dan senyum mengembang indah di bibirnya, manakala lita anaknya datang menghampiri dengan membawa setumpuk buku dengan tergopoh-gopoh karena sangking banyaknya buku yang dia bawa untuk di bacakan oleh ayahnya, pengalaman sebelumnya sih paling baru satu buku di bacakan lita sudah berulang kali menguap. Dan seperti itulah keistimewaan dani sebagai seorang suami, sikap lemah lembut dan penuh kesabaran suaminya takkan pernah santi lupakan, santi akan terus mengingatnya bahkan jika perlu segala hal baik yang melekat didiri suaminya akan santi jadikan alarm untuknya ketika marah dan jengkel menghampirinya, agar santi senantiasa menyadari dirinya dan tidak termakan hasutan setan.
 Siapa sih yang rumahnya tidak ingin menjadi rumah yang nyaman di huni dan selalu dirindukan oleh penghuninya, rumah yang ketika penghuninya bepergian akan senantiasa di rindukan dan ingin cepat kembali, kembali bersama menemui anak dan istri tercintanya, begitu pun hal nya dengan dani setiap pagi dia harus berangkat bekerja, demi menafkahi anak dan istrinya. Kadang kala rasa jenuh dan bosan pun menghampiri dani dengan rutinitas yang sama seperti itu setiap hari, lalu bagaimana dengan istriku yang setiap hari pun sama melakukan rutinitas itu terus, apa istriku tidak bosan yah?  Dani pun pernah sesekali menanyakan hal itu kepada santi, karena santi adalah istri yang solekhah dan taat kepada suaminya serta santi pun pandai menjaga rumahnya dia menjawab “ ngga papa mas..ini sudah tanggungjawabku sebagi istri harus melayanimu, merawat rumahnmu juga menjaga anak kita, amanah allah untuk kita,” begitu menyejukkannya kata-kata istrinya itu, bersyukur dan selalu bersyukur dani di karuniai istri yang selalu menyenangkan hatinya.
Makanya karena hari ini hari libur, dani pun mengajak anak dan istrinya jalan-jalan. Yah..jalan-jalan tidak harus mengeluarkan uang yang banyak, kita jalan-jalan ke taman balai kemambang yuk...begitu ajak dani semangat, lita pun menyahut tidak kalah semangat dengan ayahnya, “ lita..juga mau ikut mau ngasih makan ikan”, dan...oke ini tugas ibu untuk menyiapkan bekal makanan dan keperluan lainnya, sekarang kalian mandi dulu yah..begitu kata santi dan mereka pun bergegas mandi, dan siap pergi jalan-jalan.

Mengajak anak dan istri jalan-jalan juga merupakan suatu ibadah loh..karena kamu telah menyenangkan hati istrimu yang dengan suka rela setiap hari merawat anak-anakmu dengan sabar, membersamainya penuh dengan keikhlasan walapun namanya juga anak-anak kadang masih bandel juga jika di nasehati, tetapi istrimu masih saja bersabar. baju kotormu yang berubah jadi bersih dan wangi, serta piring-piring kotor yang telah bersih dan tertata rapi di rak piring, juga lantai rumah yang bersih. Apa itu di kira bersih dengan sendirinya, sehingga kalian sebagai seorang suami menganggap hal itu biasa saja, jadi tidak perlulah mengajak istri jalan-jalan segala, menghabiskan uang saja. Eit..kalau suami ingin dapat pahala tambahan dari allah selain bekerja keras untuk menafkahi keluarga, yah..dengan mengajak anak istrimu jalan-jalan. Insyallah keluarga kita kaan menjadi keluarga yang bahagia karena rumah kita di huni oleh orang-orang yang merasa bahagia pula, amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar